Iklan

Iklan

,

Iklan

Dakwah Online Itu Mujma' Alaih

19 Des 2015, 15:56 WIB Ter-Updated 2024-08-14T17:11:34Z
Download Ngaji Gus Baha
Suasana Seminar Islam Nusantara di Ponpes As Syafiiyah Cirebon 

Dutaislam.or.id - Puluhan juta netizen yang online 2-5 jam tentu harus dimanfaatkan untuk seluas-luasnya distribusi informasi ihwal Islam Nusantara. Atas alasan itulah, media online sudah menjadi kebutuhan semua jaringan Nahdlatul Ulama' sebagai jama'ah maupun jamiyyah. Apalagi, berita-berita yang beredar di situs radikal kini lebih terkesan provokatif dan hanya menebarkan kebencian.

Hal itulah yang mengemuka dalam sesi seminar Dakwah Online Islam Nusantara oleh Persaudaran Profesional Muslim (PPM) Aswaja di Pondok Pesantren As Syafiiyyah, Bode Lor, Plumbon, Cirebon, Jawa Barat (19/12/2015). (Baca: PPM Aswaja Kirim Hibah Motor ke Aktivis NU Papua)

Sebagai isu seksi, Islam Nusantara memang mendapatakan respon penolakan beberapa kalangan yang tidak paham dan tidak tabayyun soal konsep Islam Nusantara. Padahal, menurut Munawir Aziz, salah satu pemateri seminar, isu itu sebetulnya justru menarik minat kajian profesor dari Amerika.

Aziz yang pada acara tersebut berbicara mewakili LTN PBNU mengatakan kalau salah satu penerbit buku bertema Islam Nusantara pernah mendapatkan email yang menyarakan untuk menerjemahkan konsep Islam Nusantara ke dalam bahasa global jika ingin jadi pintu masuk mengenalkan Islam yang ramah. "Inilah tantangan Dakwah Islam Nusantara," kata Aziz.

Hingga kini, puluhan situs Islam Aswaja sepertinya belum seragam dalam mengisukan Islam Nusantara secara serentak. Padahal, jika mau, Lakpesdam NU memiliki konten yang diakui. Kiai Marzuki Wahid, pembicara dari PP Lakpesdam, menyebut tulisan-tulisan dari Jurnal Al-Afkar sangat muttafaqun alaih (otoritatif).

"Saya berharap, PPM Aswaja bisa menyebarkan konten Afkar secara massif, lebih luas, sehingga bisa dibaca oleh ribuan orang dengan biaya yang tidak mahal," kata Kiai Marzuki.

Dakwah berbasis online kian mendesak dibutuhkan jika kita mengetahui kalau saham CNN sudah dibeli oleh Saudi Arabia. Menurut Wan Rasyid, salah satu pemantik diskusi, media macam CNN itu per Sepetember 2016 akan masuk ke Indonesia dan bermarkas di Makassar. Alasan mereka adalah menggarap informasi di Indonesia Timur. Ini yang menurutnya perlu diwaspadai.

"Untuk itulah, dakwah online Aswaja memerlukan tim khusus yang bisa membaca dan menerjemahkan berita-berita yang direlay dari Tel Aviv melalui jaringan media Jerusalem Post. Jika kita mau mengamati, berita-berita yang beredar di situs-situs radikal Indonesia itu diambil dari fabrikasi situs CNN, BBC, Al-Jazira, Al-Arabia," kata Wan Rasyid. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan