Iklan

Iklan

,

Iklan

Ustadz Sholeh Hadrami Ini Akhirnya Percaya 9 Wali

29 Feb 2016, 03:55 WIB Ter-Updated 2024-08-31T22:38:18Z
Download Ngaji Gus Baha
ustadz abdullah sholeh hadrami

Oleh Abdullah Sholeh Hadrami

Dutaislam.or.id - Dulu saya tidak percaya tentang Walisongo dan saya menganggapnya sebagai kisah fiktif yang sengaja dibuat-buat Baca: Kata Wahabi, Walisongo Itu Fiktif.

Akan tetapi, setelah muncul kitab-kitab yang menjelaskan tentang Walisongo dengan bukti-bukti yang kuat dan tak terbantahkan, lagi maka saya berubah menjadi percaya adanya Wali Songo dan bahwa mereka benar adanya dan bukan fiktif.

Rujuk atau kembali kepada kebenaran dengan mengakui kesalahan adalah sifat para ulama dan ksatria. Hal ini tidak menjatuhkan martabat dan bahkan justru mengangkat martabat seseorang. Lebih baik mengakui kesalahan dan kembali kepada kebenaran daripada terus menerus berada dalam kesalahan.

"Tokoh-tokoh ini (Wali songo), bukan tokoh-tokoh fiktif. Namun, benar-benar ada secara historis, arkeologis, maupun secara sosiologis.” Itulah pernyataan Agus Sunyoto, penulis buku Atlas Walisongo.

Buku Atlas Walisongo tidak hanya menyajikan peristiwa sejarah, tetapi juga mengungkapkan bukti-bukti arkeologis mengenai proses penyebaran Islam di Nusantara yang dilakukan oleh Walisongo. Atas upaya penelitian ilmiahnya ini, Agus Sunyoto dan bukunya mendapat apresiasi dari ‘Begawan’ Arkeologi Universitas Indonesia, Prof Dr Mundardjito sebagai karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Guru Besar Arkeologi UI ini berkata, “Atlas Walisongo menyediakan latar belakang kesejarahan yang memadai dan dengan dasar ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Uraian informasi yang dimulai dari ruang lingkup luas secara geografis dan kultural, mampu mengantarkan informasi yang spesifik, terinci, dan runut” (hlm. xii).


Jadi secara akademis, bukti-bukti kesejarahan dan dakwah Walisongo merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dibantahkan yang disajikan dalam buku ini. Secara otentik, Agus Sunyoto juga sering mengatakan, bahwa dirinya mempunyai literatur-literatur primer karya Walisongo dan semuanya dalam tulisan Jawa, tidak ada satu pun karya Walisongo yang menggunakan tulisan Arab Pegon. Hal ini tidak bisa dipungkiri, karena tulisan Jawa para wali dalam karya-karyanya merupakan hasil akulturasi.

Ustadz Salim A Fillah mengirimkan WA ke saya seperti ini ketika dialog tentang kebenaran keberadaan Walisongo di sebuah group WA:

"Dan buku ini Ustadzanaa [Mengislamkan Tanah Jawa, karya Widji Saksono].. Amat direkomendasikan oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar (Sejarawan & Mantan Ketum PP Pemuda Persis). Ini skripsi tahun 1960-an yang kata beliau "setara disertasi". Menggali sumber primer dari Serat Walisana (ditulis di masa Sultan Agung 1613-1645) & Het Book van Bonang yang diambil oleh rombongan Cornelis de Houtman (1596) dari Tuban."

Kepada siapa saja yang masih mengingkari adanya Wali Songo ada baiknya untuk mempelajari lagi permasalahan ini dan kemudian jangan malu untuk mengakui kesalahan selama ini dan kembali kepada kebenaran daripada terus menerus berada dalam kesalahan. [dutaislam.or.id/ab]

Abdullah Sholeh Hadrami, Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayang-Nya. Malang, Ahad, 19 Jumadal Ula 1437/28 Februari 2016

Iklan