Dutaislam.or.id – Di
saat NU melalui GP Ansor sedang gencar-gencarnya menolak gerakan makar Hizbut
Tahrir dengan instruksi copot baliho provokatif anti Pancasila dan NKRI, KH
Usman Fathan, Rais PWNU Bangka Belitung justru sangat mesra dengan kelompok
yang di Arab Saudi saja tidak diterima itu.
Baca juga:
- Kemah Bakti Kebangsaan GP Ansor Jateng: Mencegah Makar Terhadap NKRI
- HTI Organisasi Makar yang Dibiarkan Aparat, Tanya Kenapa?
KH Usman, dalam video yang tersebar di media sosial, dengan
terbata-bata mengajak kepada masyarakat untuk menghadiri acara muktamar Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) yang diselenggarakan di 63 kota di seluruh Indonesia.
“Mari hadiri, muktamar tokoh umat 1437 Hijriyah pada hari
Sabtu 30 April 2016 di Hotel Mutiara Pangkal Pinang yang diselenggarakan DPD 1
Hizbut Tahrir Indonesia, Bangka Belitung. Acara ini diselenggarakan di 63 kota
di seluruh Indonesia,” katanya dalam video berdurasi 1.53 menit itu.
Bahkan, Kiai Usman ikut beropini dengan menyatakan bahwa sesungguhnya
penerapan syariah secara kaffah dalam institusi khilafah lah kerahmatan Islam
akan terwujud bagi seluruh alam. “Syariah dan Khilafah mewujudkan Islam
Rahmatan lil alamin,” ujarnya. Ini videonya:
GP Ansor Tidak Kaget
Atas beredarnya video tersebut, GP Ansor Bangka Belitung
menanggapinya tanpa berbusa-busa. Hafiz Rusli S.Pd.I, Wakil Ketua Gerakan Pemuda (GP)
Ansor Provinsi Bangka-Belitung (Babel), mengaku tidak kaget dengan statemen di
video. Hafidz menjamin fakta bahwa sebagian besar pengurus NU struktural di
Babel tidak terdidik ke-NU-an nya. “Permasalahannya tidak terdidik saja, bukan
dimanfaatkan,” ujarnya kepada Duta Islam, lewat BBM, kemarin (2/05/2016) malam.
Lebih lanjut Hafidz menjelaskan, rekrutmen NU di Babel itu beberapa
diantaranya asal comot. Jadi, jaringan Jamaah Tabligh (JT) dan lainnya bisa
mudah masuk dalam struktur kepengurusan NU. Termasuk jaringan HTI dan mantan
Pengurus Muhammadiyah.
Salah satu bukti asal comot yang diutarakan Hafidz adalah tidak
dimasukkannya salah satu kiai Belitung yang jelas sanad keilmuannya. Salah satu
yang ia sebut adalah KH Ali, pengasuh pesantren Daarul Arafah, Belitung. Kiai
Ali inilah yang punya guru bernama Kiai Hambali Rembang, guru Gus Dur juga yang
terkenal wali nyentrik.
![]() |
Foto Hafidz Rusli, Wakil Ketua GP Ansor Babel |
Ada 6 Kabupaten dan 1 Kotamadya di Babel. Di pulau Belitung,
Ansor selalu minta arahan ke Kiai Ali ini, namun namanya ternyata tidak masuk
jajaran pengurus NU cabang Belitung maupun NU wilayah Babel. Padahal, jamaahnya ribuan.
Satu-satunya kiai yang menurut Hafidz punya pengaruh di
Babel saat ini adalah Kiai Ali. Beberapa waktu lalu, KH Said Aqil Siraj
diundang untuk acara Maulid Nabi dan Manaqib Qubro Syeikh Abdul Qadir Jailani
di Daarul Arafah.
Sebagai pengurus Ansor, Hafidz menyayangkan sekali atas
beredarnya pernyataan Kiai Usman. Namun apa boleh buat, cengkeraman JT dan HTI
di Babel sudah lama ia dengar sejak masih kuliah di UII Jogjakarta. “Tindakannya
sebagai Rais NU meresahkan warga NU dan warga Babel,” tandasnya.
Baca:
- Ketua Ansor Jember Tunjukkan Bukti Bupati Faida Dukung Makar HTI
- GP Ansor Jember Sebut Bupati Simpatisan HTI
Tentang Kiai Usman
KH Usman Fathan adalah putra Belitung kelahiran Jebus, Ujung
Utara Bangka. Lahir pada 1927 M dari pasangan Sasur Fathan dan Sugi’ah. Kini
tinggal di Pangkalpinang, tepatnya di Gang Kenangan Kampung Pelipur.
Setelah ditelusuri, selama jadi Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Belitung, Kiai Usman Fathan memang sudah lama blusukan bersama
HTI Babel dalam beberapa agenda acara. Pada 2014 lalu, Kiai Usman bersama
Ustadz Abdul Lathif Somad (Wakil Syuriah NU Babel) hadir dalam acara bertajuk “Indonesia
Milik Allah” yang digelar DPD 1 HTI Babel di alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang
(30 Desember 2014). Ini buktinya:
Sebelumnya, pada 27 Mei 2014, ia juga hadir dalam acara
Konferensi Islam dan Peradaban (KIP) oleh DPD 1 Babel yang berlangsung di Ball
Room Hotel Santika. Temanya, lagi-lagi “Indonesia Milik Allah.” Dalam laporan
berita yang dirilis oleh situs HTI itu, Kiai Usman disebut meminta waktu untuk
bicara di forum, bukan diminta, tapi meminta. Sekali lagi, meminta.
Ini screenshoot teks beritanya:
“Ketua MUI Babel, KH Usman Fathan, yang juga Rois ‘Am Syuriah PWNU Babel meminta waktu untuk menyampaikan nasihat kepada hadirin sebagai bentuk dukungan atas perjuangan penegakkan syariah dan Khilafah.”
Jika dukungan Kiai Usman itu ada di Jember, barangkali akan
ada protes besar-besaran dari GP Ansor setempat. Menurut Hafidz, di Bangka dan Belitung,
gerakan makar masih aman berpolah karena kader NU di sana masih mudah dibajak
kelompok makar semacam HTI. Apalagi sekarang HTI sedang beralih tema
propaganda, dari “Indonesia milik Allah” ke tema yang lebih seksi: Islam
Rahmatan lil Alamin.
Baca Duta Islam:
“Malu-maluin NU. Saya ingin PBNU turun tangan dan ikut mengontrol
NU di Bangka Belitung.,” tandas Hafidz yang punya sanad al-Qur’an ke Kyai
Arwani Amin Kudus tersebut. [dutaislam.or.id/ab]