Iklan

Iklan

,

Iklan

Dialog Wahabi Mencari Dalil Bid'ah Ziarah Kubur

2 Agu 2016, 08:58 WIB Ter-Updated 2024-08-31T00:51:12Z
Download Ngaji Gus Baha

Dutaislam.or.id - Percakapan antara wahabi dan sunni di bawah ini menunjukkan betapa dalil tentang larangan berziarah ke kubur ternyata tidak ada teksnya. Jika disebut bid'ah, maka dalil pelarangan ziarah kubur hanya dalil teks umum yang biasa digunakan untuk menuduh orang lain, yakni kullu bid'atin dhalalah. 

WAHABI: Mengapa kalian senang sekali ziarah kubur?

SUNNI: Tradisi umat Islam sejak masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melakukan ziarah kubur keluarga dan orang-orang dekat. Di antara tujuan ziarah kubur adalah memenuhi hak ahli kubur untuk diziarahi, dimana ketika ada orang-orang dekat yang berziarah, ahli kubur akan merasa senang dan sangat menyukainya.

Sekarang kita bersama Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyah, murid Syaikh Ibnu Taimiyah dan termasuk salah satu ulama panutan kaum Wahabi. Dalam kitabnya al-Ruh, halaman 7, Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan bahwa orang yang meninggal dunia itu akan mengetahui ziarah orang-orang yang masih hidup dan merasa senang dengannya. Orang mati juga akan mengenal orang-orang yang pernah dikenalnya ketika masa hidupnya apabila berziarah ke makamnya.

WAHABI: Apakah perkataan Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah itu ada dalilnya?

SUNNI: Jelas ada. Dalam hal ini ada beberapa hadits yang disebutkan oleh para ulama, termasuk oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Antara lain hadits:

عَن عَائِشَة رضى الله تَعَالَى عَنْهَا قَالَت قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ رَجُلٍ يَزُوْرُ قَبْرَ أََخِِْيهِ وَيجْلِسُ عِنْده إِلاَّ اسْتَأْنَسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ حَتَّى يَقُوْمَ

Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang laki-laki yang berziarah ke makam saudaranya, lalu duduk di sampingnya, kecuali ia merasa senang dengannya dan membalasnya hingga ia pergi.” (HR Ibnu Abi al-Dunya, dalam kitab al-Qubur).

عَن أَبى هُرَيْرَة رضى الله تَعَالَى عَنهُ قَالَ إِذا مر الرجل بِقَبْر أَخِيه يعرفهُ فَسلم عَلَيْهِ رد عَلَيْهِ السَّلام وعرفه وَإِذا مر بِقَبْر لا يعرفهُ فَسلم عَلَيْهِ رد عَلَيْهِ السَّلام

Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Apabila seorang laki-laki melewati makam saudaranya yang mengenalnya, lalu mengucapkan salam kepadanya, maka ia akan membalas salamnya dan mengenalnya. Apabila ia melewati makam seseorang yang tidak mengenalnya, lalu mengucapkan salam padanya, maka ia akan membalas salamnya.” (HR Ibnu Abi al-Dunya dalam al-Qubur dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman [8857]).

عن ابْن عَبَّاس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ رَجُلٍ يَمُرُّ بِقَبْر أَخِيْهِ الْمُؤمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فيِ الدُنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلامَ

Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang laki-laki yang melewati makam saudaranya yang beriman yang mengenalnya ketika di dunia, lalu mengucapkan salam kepadanya, kecuali ia masih mengenalnya dan membalas salamnya.” (HR Ibnu Abdil-Barr dalam al-Istidzkar [1858] dan al-Tamhid. Hadits tersebut dishahihkan oleh Abdul-Haqq, dalam al-‘Aqibah fi Dzikr al-Maut [211]).

عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَا مِنْ عَبْدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ رَجُلٍ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُنْيا فيُسَلِّمُ عليه إلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عليهِ السَلامَ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang hamba yang melewati makam seorang laki-laki yang mengenalnya ketika di dunia, lalu mengucapkan salam kepadanya, kecuali ia masih mengenalnya dan membalas salamnya.” (HR Ibnu Abi al-Dunya dalam al-Qubur, al-Shabuni dalam al-Miatain, al-Khathib dalam Tarikh Baghdad juz 6 hlm 135 dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq juz 10 hlm 380).

عَنِ النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: آَنَسُ مَا يَكُوْنُ الْمَيِّتُ فِيْ قَبْرِهِ إِذَا زَارَهُ مَنْ كَانَ يُحِبُّهُ فِي الدُّنْيَا

Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rasa senang yang sangat dirasakan oleh orang yang meninggal dunia di dalam kuburnya adalah apabila apabila orang yang ia cintai ketika di dunia datang berziarah.” (Abu al-Futuh al-Tha’iy, dalam al-Arba’in al-Tha’iyyah hlm 129; al-Subki, Syifa’ al-Siqam fi Ziyarah Khair al-Anam, hlm 245; dan al-Suyuthi dalam Syarh al-Shudur hlm 387).

عَنْ اَبي هريرة رضي الله عنه أنه قال: ما من رجل يزور قبر حميمه فيسلم عليه ويقعد عنده إلا رد عليه السلام وأنس به حتى يقوم من عنده

Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Tidak ada seorang laki-laki yang mengunjungi makam kekasihnya lalu mengucapkan salam kepadanya dan duduk di sampingnya, kecuali dia membalas salamnya dan merasa senang dengannya hingga ia pergi dari sisinya.” (HR Abu al-Syaikh dan al-Dailami. Lihat, al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-‘Ummal juz 15 hlm 656 [42601]. Atsar diriwayatkan oleh al-Dailami dalam al-Firdaus juz 4 hlm 19 [6055] dari haditsnya Aisyah radhiyallaahu ‘anha, Ibnu Rajab menyebutnya dalam Ahwal al-Qubur hlm 187 dan menisbatkannya kepada Ibnu Abi al-Dunya dalam kitab al-Qubur).

Kalian kaum Wahabi tidak senang ziarah kubur dalilnya apa?

WAHABI: Dalilnya tidak ada sih. Cuma dengar-dengar dari sebagian ustadz bahwa kata Syaikh al-Albani hukumnya bid’ah gitu.

SUNNI: Al-Albani itu bukan dalil. [dutaislam.or.id/ed]

Iklan