Dutaislam.or.id – Perusahaan mesin pencari Google
telah menghilangkan peta negara Palestina dari Google Map, yakni pemetaan
lokasi berbasis online yang biasa digunakan netizen untuk melakukan penelusuran
alamat di dunia maya.
Atas sikap tersebut, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siraj
melakukan protes keras. Jika tidak, PBNU akan melakukan perlawanan. "Kalau
tidak dikembalikan, akan kami lawan," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj
di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Alumnus perguruan tinggi di Mekkah, Arab Saudi, itu juga
mendesak agar peta negara Palestina segera dikembalikan karena sudah diakui oleh
PBB. "Harus segera dikembalikan (peta) itu," tegasnya.
Sekjend PBNU Helmy Faisal juga menyayangkan penghapusan negara
Palestina dari Google Maps. “Kita akan menyatakan nota protes itu kepada Google
Indonesia,” Terang Helmy.
Sikap tersebut perlu dipertegas karena Palestina memiliki
kedaulatan sebagaimana negara-negara lain di dunia. Kalau Palestina
dihilangkan, Israil lebih pantas dihilangkan dari muka bumi.
Jangan sampai sejarah Palestina hilang hanya karena
perusahaan Google melakukan hal yang tidak ia sukai, sebagaimana hilangnya
beberapa peran tokoh NU dalam perjuangan kemerdekaan.
Menurut Kiai Said, sejarah NU di buku-buku akademik telah
dihilangkan karena ada pengelabuan pihak-pihak tertentu, antara lain hilangnya
nama Harun, orang yang yang meletakkan bom di mobil panglima Inggris Mallaby. Ia
tewas pada November 1945. Harun, kata Kiai Said, adalah tokoh NU yang hilang
dari peta sejarah. [dutaislam.or.id/ab]