Dutaislam.or.id - Polemik tentang pendapat seorang da'i (bukan ulama) yang mengatakan bahwa ayah dan ibu nabi itu kafir serta masuk neraka telah membuat banyak umat Islam yang cinta kepada Nabi tersakiti. Termasuk yang terjadi dalam percakapan antara penanya dan Gus Awy Ali Imron (Lamongan), alumnus Rushaifah Makkah dan juga santri Abuya Assayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki Al Hasani.
Anda boleh simpan hasil percakapan dari WhatsApp ini untuk disebarkan atau digunakan hujjah bagi mereka yang suka usil kemuliaan tauhid dan kemuliaan Nabi Agung Muhammad SAW. Kami edit ejaan saja. Tidak ada tambahan.
********
Penanya: Ada yang berfatwa bahwa Ibu dan ayah Nabi mati kafir dan di neraka? Mohon penjelasanya Gus!
Gus Awy Ali Imron: Hanya orang kurangajar kepada Nabi yang berani berfatwa seperti itu.
Gus Awy Ali Imron: Permasalahan ini berhubung langsung dengan urusan tauhid. Telah disepakati oleh mayoritas ulama sejak salaf bahwa orang yang hidup di masa tenggang waktu kevakuman antar Nabi, tidaklah disiksa. Termasuk dalam hal ini adalah orang tua Nabi.
Gus Awy Ali Imron: Tentang hal itu telah ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat al-Isro ayat 15 dan Assyu'aro ayat 219.
Keterangan:
Al-Isra' ayat 15 adalah:
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
Artinya:Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
Gus Awy Ali Imron: Lagipula apa ada untung membicarakan hal yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan kita?
Gus Awy Ali Imron: Secara logika saja, kita sendiri, apa mau jika dikatain bahwa orang tua kita masuk neraka? Apalagi kepada Nabi.
Gus Awy Ali Imron: Jadi, kesimpulannya, orang yang mengatakan bahwa orang tua Nabi di neraka, siapapun orang itu, berlabel ustadz, Lc atau bahkan syaikh sekalipun, adalah orang yang sangat kurangajar dan tidak punya tatakrama kepada Nabi.
Gus Awy Ali Imron: Ayah Nabi meninggal kala Nabi di kandungan. Ibunya meninggal kala Nabi masih kecil usia 6 tahun. Sementara Nabi baru diangkat jadi Nabi pada usia 40. Lantas, secara logika, dari mana orangtua Nabi menerima dakwah?
Gus Awy Ali Imron: Sementara Nabi terakhir sebelum Nabi Muhammad, yaitu Nabi Isa, telah diangkat pada 33 M, Nabi sendiri lahir pada 571 M, tenggang waktu kekosongan Nabi 5 abad sendiri.
Gus Awy Ali Imron: Ini sudah cukup menjawab akan fatwa bodoh dan kurangajar itu.
********
Polemik pecah belah ini berawal dari penafsiran tesktual wahabi yang diambil dari hadits riwayat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, yang berisi:
أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِى؟ قَالَ: “فِى النَّارِ.” فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ: إِنَّ أَبِى وَأَبَاكَ فِى النَّارِ
Artinya:
Ada seseorang yang bertanya, “Ya Rasulullah, dimana ayahku?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Di neraka.” Ketika orang ini pergi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memangilnya, dan bersabda, “sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” (HR. Muslim 521, Ahmad 12192, dan Abu Daud 4720).
Hadits di atas akhir-akhir dimuat di beberapa website wahabi tanpa tafsir dan analisa sejarah, utamanya tentang Fatroh (masa vakum kenabian). Salah satu website wahabi tersebut adalah konsultasisyariah [dot] com. Adapun ustadz wahabi yang menyebut orang tua Nabi kafir adalah Firanda Andirja dan Khalid Basalamah. Videoanya banyak beredar di Youtube.
Percakapan WhatsApp di grup Tanya Jawab Syariah yang terjadi pada Selasa (27/09/2016) di atas itu, kiranya cukup menjawab bahwa yang menyebut orangtua Nabi itu kafir dan di neraka tidak paham sejarah kontinuitas kenabian dari Nabi Isa ke Nabi Muhammad. Sekian. Mohon disebarkan. [dutaislam.or.id/ab]
Source: Rifaudin Ahmad