Iklan

Iklan

,

Iklan

Doa Rutin Setelah Sholat yang Dibid'ahkan Wahabi

17 Okt 2016, 23:17 WIB Ter-Updated 2024-08-30T02:59:00Z
Download Ngaji Gus Baha

Dutaislam.or.id - Setelah Ustadz Idrus Romli menulis bantaham ilmiah terhadap Wahabi tentang dzikir bersama dan Tahlilan, ada seorang Wahabi menulis komentar, dengan mengutip dari fatwa Ibnu Taimiyah, fatwa Imam Ahmad bin Hanbal dan pernyataan al-Syathibi dalam al-I’tisham

Hanya saja, si Wahabi tersebut hanya mengutip pernyataan Ibnu Taimiyah yang disukainya, dan membuang pernyataan Ibnu Taimiyah yang tidak sesuai dengan selera Wahabi masa sekarang. Berikut ulasannya.

Ibnu Taimiyah berkata:

ูˆุฃู…ุง ุฏุนุงุก ุงู„ุฅู…ุงู… ูˆุงู„ู…ุฃู…ูˆู…ูŠู† ุจุนุฏ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุฌู…ูŠุนุง ุฑุงูุนูŠู† ุฃุตูˆุงุชู‡ู… ุฃูˆ ุบูŠุฑ ุฑุงูุนูŠู† ูู‡ุฐุง ู„ูŠุณ ู…ู† ุณู†ุฉ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฑุงุชุจุฉ ู„ู… ูŠูƒู† ูŠูุนู„ู‡ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆู‚ุฏ ุงุณุชุญุณู†ู‡ ุทุงุฆูุฉ ู…ู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก ู…ู† ุฃุตุญุงุจ ุงู„ุดุงูุนูŠ ูˆุฃุญู…ุฏ ููŠ ูˆู‚ุช ุตู„ุงุฉ ุงู„ูุฌุฑ ูˆุตู„ุงุฉ ุงู„ุนุตุฑ ู„ุฃู†ู‡ ู„ุง ุตู„ุงุฉ ุจุนุฏู‡ุง.

Artinya: Adapun doa imam bersama makmum setelah shalat lima waktu secara berjamaah dengan mengeraskan suara atau boleh jadi suaranya tidak dikeraskan, maka ini bukanlah sunnahnya shalat yang dirutinkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah sama sekali melakukan seperti itu. Sebagian ulama dari kalangan Syafi’iyah dan Hanbali memang menganjurkan yang demikian, namun itu hanya di waktu shalat Shubuh dan Ashar karena setelah itu tidak ada lagi shalat. [Al Majmu’atul ‘Aliyyah min Kutub wa Rosail wa Fatawa Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, Dar Ibnil Jauzi, hal. 134-135]

Tanggapan:
Pernyataan Ibnu Taimiyah di atas menafikan beberapa hal:
  1. Berdoa setelah shalat maktubah, bukan termasuk sunnah rutin dan tidak perlah dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
  2. Menolak membaca doa tersebut secara bersama-sama
Tentu fatwa Ibnu Taimiyah di atas sangat tertolak dengan hadits-hadits shahih, antara lain:
1) Hadits Sayyidina Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu

ุนู† ู…ุนุงุฐ ุจู† ุฌุจู„ ุงู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ู‚ุงู„ ู„ู‡ ูŠุง ู…ุนุงุฐ ุงู†ูŠ ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ุงุญุจูƒ ูู„ุง ุชุฏุน ุฏุจุฑ ูƒู„ ุตู„ุงุฉ ุงู† ุชู‚ูˆู„ ุงَู„ู„ّู‡ู…َّ ุงَุนِู†ِّูŠْ ุนَู„ู‰َ ุฐِูƒْุฑِูƒَ ูˆَุดُูƒْุฑِูƒَ ูˆَุญُุณْู†ِ ุนِุจَุงุฏَุชِูƒَ ุฃَุฎْุฑَุฌَู‡ُ ุฃَุจُูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ูˆุตุญุญู‡ ุงุจู† ุญุจุงู† ูˆุงู„ุญุงูƒู…

“Dari Mu’adz bin Jabal, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Wahai Mu’adz, demi Allah aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah kamu tinggalkan setiap selesai shalat untuk berkata: “Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/115, al-Nasa’i 3/53 dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban 5/364-366 dan al-Hakim 1/273 dan 3/273).

Dalam hadits di atas jelas sekali ada perintah membaca doa tersebut setiap selesai shalat maktubah secara rutin.

2) Hadits Sayyidina Abu Bakrah radhiyallaahu ‘anhu

ุนู† ู…ุณู„ู… ุจู† ุฃุจูŠ ุจูƒุฑุฉ - ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ - : ู‚ุงู„ : «ูƒุงู†َ ุฃุจูŠ ูŠู‚ูˆู„ُ ููŠ ุฏُุจُุฑِ ุงู„ุตู„ุงุฉِ : ุงู„ู„ู‡ู… ุฅู†ูŠ ุฃَุนูˆุฐُ ุจูƒ ู…ู† ุงู„ูƒُูْุฑِ ูˆุงู„ูَู‚ْุฑِ ูˆุนุฐุงุจِ ุงู„ู‚َุจุฑِ ، ููƒู†ุชُ ุฃู‚ُูˆู„ُู‡ู†َّ ، ูู‚ุงู„ : ุฃูŠ ุจُู†ูŠَّ، ุนَู…َّู†ْ ุฃَุฎَุฐْุชَ ู‡ุฐุง ؟ ู‚ُู„ْุชُ : ุนู†ูƒ ،ู‚ุงู„:ุฅู†َّ ุฑุณูˆู„َ ุงู„ู„ู‡ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูƒุงู†َ ูŠู‚ูˆู„ُู‡ُู†َّ ููŠ ุฏُุจُุฑِ ุงู„ุตู„ุงุฉِ ูَุงู„ุฒَู…ู‡ู†َّ ูŠุง ุจُู†ูŠَّ». ุฃุฎุฑุฌู‡ ุงุญู…ุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุญุงูƒู…

Dari Muslim bin Abi Bakrah rahimahullaah, berkata: “Ayahku selalu berkata setelah selesai shalat: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran, kefakiran dan azab kubur.” Maka akupun selalu membacanya. Lalu ayah berkata: “Wahai anakku, dari siapa bacaanmu kamu peroleh?” Aku menjawab: “Darimu.” Ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengucapkannya setelah selesai shalat. Maka rutinkanlah wahai anakku.” (HR. Ahmad 5/39, al-Tirmidzi, al-Nasa’i 3/73, dan dishahihkan oleh al-Hakim 1/252-253).

3) Hadits Sayyidina Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallaahu ‘anhu

ูˆَุนَู†ْ ุณَุนْุฏِ ุจْู†ِ ุฃَุจِูŠ ูˆَู‚َّุงุตٍ - ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ - ู‚َุงู„َ : - ุฅِู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงَู„ู„ู‡ِ - ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… - ูƒَุงู†َ ูŠَุชَุนَูˆَّุฐُ ุจِู‡ِู†َّ ุฏُุจُุฑَ ุงَู„ุตَّู„ุงุฉِ : " ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†ْ ุงَู„ْุจُุฎْู„ِ ูˆَุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†ْ ุงَู„ْุฌُุจْู†ِ , ูˆَุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†ْ ุฃَู†ْ ุฃُุฑَุฏَّ ุฅِู„َู‰ ุฃَุฑْุฐَู„ِ ุงَู„ْุนُู…ُุฑِ , ูˆَุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†ْ ูِุชْู†َุฉِ ุงَู„ุฏُّู†ْูŠَุง , ูˆَุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†ْ ุนَุฐَุงุจِ ุงَู„ْู‚َุจْุฑِ - ุฑَูˆَุงู‡ُ ุงَู„ْุจُุฎَุงุฑِูŠُّ

“Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu memohon perlindungan dari beberapa perkara setelah selesai shalat: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.” (HR al-Bukhari 11/174 dan 178).

4) Hadits Sayyidina Zaid bin Arqam radhiyallaahu ‘anhu

ุนู† ุฒูŠุฏ ุจู† ุฃุฑู‚ู… ู‚ุงู„ : ุณู…ุนุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ูŠุฏุนูˆ ููŠ ุฏุจุฑ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ู„ู‡ู… ุฑุจู†ุง ูˆุฑุจ ูƒู„ ุดูŠุก ุงู†ุง ุดู‡ูŠุฏ ุฃู†ูƒ ุงู„ุฑุจ ูˆุญุฏูƒ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ูƒ.. ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฃุฎุฑุฌู‡ ุฃุญู…ุฏ ูˆุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ู†ุณุงุฆูŠ

Zaid bin Arqam berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa setelah selesai shalat, seraya berkata: “Ya Allah, Tuhan kami dan Tuhan segala-galanya. Aku bersaksi bahwa Engkau-lah Tuhan semata, tidak ada sekutu bagi-Mu….” (HR. Ahmad, Abu Dawud 2/111, dan al-Nasa’i).

5) Hadits Sayyidina Shuhaib radhiyallaahu ‘anhu

ุนู† ุตู‡ูŠุจ ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ูƒุงู† ูŠู†ุตุฑู ุจู‡ุฐุง ุงู„ุฏุนุงุก ู…ู† ุตู„ุงุชู‡: ุงู„ู„ู‡ู… ุฃุตู„ุญ ู„ูŠ ุฏูŠู†ูŠ ุงู„ุฐูŠ ุฌุนู„ุชู‡ ุนุตู…ุฉ ุฃู…ุฑูŠ ูˆุฃุตู„ุญ ู„ูŠ ุฏู†ูŠุงูŠ ุงู„ุฐูŠ ุฌุนู„ุช ููŠู‡ุง ู…ุนุงุดูŠ ุงู„ู„ู‡ู… ุฅู†ูŠ ุฃุนูˆุฐ ุจุฑุถุงูƒ ู…ู† ุณุฎุทูƒ ูˆุฃุนูˆุฐ ุจุนููˆูƒ ู…ู† ู†ู‚ู…ุชูƒ ูˆุฃุนูˆุฐ ุจูƒ ู…ู†ูƒ ู„ุง ู…ุงู†ุน ู„ู…ุง ุฃุนุทูŠุช ูˆู„ุง ู…ุนุทูŠ ู„ู…ุง ู…ู†ุนุช ูˆู„ุง ูŠู†ูุน ุฐุง ุงู„ุฌุฏ ู…ู†ูƒ ุฌุฏู‡ ุฃุฎุฑุฌู‡ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ูˆุตุญุญู‡ ุงุจู† ุญุจุงู†

“Dari Shuhaib, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai dengan doa berikut ini dari shalatnya: “Ya Allah, perbaikilah agamaku bagiku yang merupakan pelindung urusanku. Perbaikilah duniaku yang Engkau jadikan tempat kehidupanku. Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu. Aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung dari kepada-Mu dari-Mu. Tidak ada yang dapat menolak apa yang Engkau berikan. Tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak akan bermanfaat kesungguhan seseorang pada dirinya dari-Mu.” (HR al-Nasa’i 3/73 dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban 5/373).

Hadits-hadits di atas menjelaskan tentang doa-doa yang dibaca dan dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setiap selesai shalat lima waktu. Demikian yang kami kutip dari al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari. Sementara itu, kesunnahan doa rutin setiap selesai shalat, juga diterangkan dalam hadits-hadits lain, misalnya:

6) Hadits Sayyidina Abu Umamah radhiyallaahu ‘anhu

ุนู† ุฃุจูŠ ุฃู…ุงู…ุฉ ู‚ุงู„ ู‚ู„ุช : ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃูŠ ุงู„ุฏุนุงุก ุฃุณู…ุน ู‚ุงู„ ุฌูˆู ุงู„ู„ูŠู„ ุงู„ุขุฎุฑ ูˆุฏุจุฑ ุงู„ุตู„ูˆุงุช ุงู„ู…ูƒุชูˆุจุงุช ุฃุฎุฑุฌู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆุงู„ู†ุณุงุฆูŠ

“Abu Umamah berkata: “Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di mana doa itu paling cepat dikabulkan?” Beliau menjawab: “Doa pada waktu tengah malam, dan setelah selesai menunaikan shalat maktubah.” (HR. al-Tirmidzi 5/188, dan al-Nasa’i).

Hadits di atas memberikan kesimpulan tentang anjuran berdoa pada waktu tengah malam dan setiap selesai shalat lima waktu.

7) Hadits Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallaahu wajhah

ุนَู†ْ ุนَู„ِู‰ِّ ุจْู†ِ ุฃَุจِู‰ ุทَุงู„ِุจٍ ู‚َุงู„َ ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِู‰ُّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฅِุฐَุง ุณَู„َّู…َ ู…ِู†َ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉِ ู‚َุงู„َ « ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู‰ ู…َุง ู‚َุฏَّู…ْุชُ ูˆَู…َุง ุฃَุฎَّุฑْุชُ ูˆَู…َุง ุฃَุณْุฑَุฑْุชُ ูˆَู…َุง ุฃَุนْู„َู†ْุชُ ูˆَู…َุง ุฃَุณْุฑَูْุชُ ูˆَู…َุง ุฃَู†ْุชَ ุฃَุนْู„َู…ُ ุจِู‡ِ ู…ِู†ِّู‰ ุฃَู†ْุชَ ุงู„ْู…ُู‚َุฏِّู…ُ ูˆَุฃَู†ْุชَ ุงู„ْู…ُุคَุฎِّุฑُ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ». ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ

Ali bin Abi Thalib berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mengucapkan salam dari shalat, maka berdoa: “Ya Allah ampunilah bagiku, apa yang telah aku kerjakan, apa yang akan aku kerjakan, apa yang aku sembunyikan, apa yang aku lakukan terang-terangan, apa yang aku lakukan berlebih-lebihan, dan apa yang Engkau lebih tahu dariku. Engkau lah yang Maha Mendahulukan dan Maha Mengakhirkan. Tidak ada tuhan melainkan Engkau.” (HR. Abu Dawud 2/111).

Hadits-hadits di atas, sangat tegas memberikan penjelasan bahwa setiap selesai shalat maktubah, terdapat doa-doa ratibah (yang dianjurkan dibaca secara rutin). Umat Islam tidap perlu terpengaruh dengan fatwa Ibnu Taimiyah yang sangat mudah menafikan hadits-hadits shahih dan sangat popular di kalangan para ulama dan penuntut ilmu. 

Memang Ibnu Taimiyah, dan diikuti oleh kaum Wahabi dewasa ini sering menafikan hadits-hadits shahih yang telah diamalkan secara rutin oleh umat Islam. Lalu dengan ulah tersebut, Wahabi membid’ahkan umat Islam yang senang berdzikir setiap selesai shalat. Mereka malas berdzikir, malah membid’ahkan orang yang berdzikir dan mengamalkan sunnah.

Sedangkan hukum membaca doa secara bersama-sama dengan mengeraskan suara, atau dipimpin oleh seorang imam, yang sepertinya dinafikan dalam fatwa Ibnu Taimiyah di atas, Anda bisa baca di postingan berjudul: Dalil Dzikir Berjamaah Setelah Sholat. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan