Iklan

Iklan

,

Iklan

Jadi Ustadz Wahabi Dapat Gaji 1500 Dolar Perbulan, Mau?

1 Okt 2016, 01:44 WIB Ter-Updated 2024-08-30T22:36:23Z
Download Ngaji Gus Baha

Dutaislam.or.id - Jadi dai yang mendakwahkan ideologi wahabi ternyata menggiurkan. Ada ongkos wajib yang diterimakan kepada ustadz wahabi setiap bulan. Nilainya tidak tanggung-tanggung, 1500 dolar. Setara Rp. 20 juta.

Hal itu diungkapkan oleh Ustadz Idrus Ramli dalam  Tawajuhan Aswaja di Pondok Pesantren Afaada Sunan Pandanaran, Boyolali Jawa Tengah, Jumat (30/09/2016) malam. “Kalau membeli lahan, mereka dilayani bosnya,” kata Idrus dalam materi pertama, Aktualisasi Nilai-Nilai Aswaja.

Keterangan tentang gaji ustadz itu ia dapatkan dari seorang mantan ustadz wahabi dari Bogor yang sekarang sudah insaf kembali ke NU. Cerita yang disampaikan, sang ustadz itu adalah lulusan pondok pesantren. Karena tidak mendapatkan pekerjaan usai boyong dari pondok, ia iseng-iseng melamar lowongan kerja dakwah ala wahabi.

Setelah diterima, sang ustadz ditugaskan berdakwah ke daerah-daerah target wahabisasi. Namun, kata Idrus, sang ustadz itu meminta kepada penyandang dana agar ditugaskan ke daerah-daerah terpencil yang sulit dipantau gerakannya oleh donatur. “Supaya bisa tahlilan dan maulidan,” kata Idrus menirukan pengakuan mantan ustadz wahabi itu.

Tapi, lama-kelamaan, sang ustadz justru yang sungkan sendiri karena tidak menjalankan misi dakwah wahabisasi sesuai keinginan big bos. “Akhirnya dia keluar sendiri dan kembali di NU,” terang Idrus.

Untuk menjadi ustadz wahabi, mereka juga harus bisa memerankan diri menuduh bid’ah orang-orang yang tidak melaksanakan sunnah. Jadi, yang tidak mau mengamalkan sunnah, harus dicarikan dalil agar bisa dituduh bid’ah, kafir dan sesat.

“Padahal, orang yang tidak mengamalkan sunnah kan tidak bisa disebut ahli bid’ah sebab tidak mengamalkan sunnah itu tidak dosa,” jelas Idrus Ramli kepada 70 an santri peserta tawajuhan.

Bukan hanya itu, para pendana wahabi juga main curang dengan isi kitab kuning. Tafsir Showi yang menyebut golongan wahabi  bagian dari kelompok Khawarij, minta dihilangkan dari percetakan jika mau dipasarkan dan dibeli oleh pemerintah Saudi Arabia. “Tidak bisa dijual di Saudi jika kata wahabi tidak dihapus,” tutur Idrus.

Kalimat yang harus dihilangkan dalam kitab tafsir karya Syeikh Ahmad bin Muhammad as Showy Al Maliky itu ada di halaman 78 cetakan lama. Artinya, “wahabi adalah golongan khawarij yang telah merusak penafsiran Al-Qur’an dan As Sunnah, suka membunuh kaum muslimin dst”. Jika kalimat itu tidak ada, berarti palsu.  

Intinya, yang membedakan metode dakwah wahabi dan ahlus sunnah wal jamaah adalah pendekatannya. Jika wahabi menggunakan suntikan harta (ekonomi), maka Aswaja menggunakan pendekatan ideologi, dan itu tiada biaya, seperti acara tawajuhan Aswaja di Boyolali itu. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan