Iklan

Iklan

,

Iklan

Kiai Hamid Pasuruan Menangis Karena Malu Kelebihannya Diketahui

11 Des 2016, 22:36 WIB Ter-Updated 2024-08-30T01:49:54Z
Download Ngaji Gus Baha
foto mbah hamid pasuruan

Dutaislam.or.id - Suatu ketika, Mbah Hamid memondokkan putranya (Gus Nu'man) di Pesantren Darul Hadis Malang yang diasuh oleh ulama besar pakar Hadis Prof. Dr. Habib Abdulloh Bilfaqih.

Namanya juga anak muda, pasti ada nakalnya. Begitu juga dengan Nu'man, Nampaknya kenakalannya terdengar sampai ke telinga Habib. Lalu Nu'man dipanggil oleh sang pengasuh. Dia diberi pengarahan dan nasehat-nasehat agar tidak nakal lagi. Ia dinasehati, tapi tidak sampai di ta'zir.

Satu dua kali, dia dipanggil, namun tetap saja belum ada perubahan. Akhirnya untuk yang ketiga kali panggilan, dia dihukum langsung oleh pengasuh. Nu'man dipukul berkali-kali dengan penjalin (bambu kuning yang masih muda).

Hingga pada suatu malam al Habib Abdullah ditegur abahnya, Al Qutb al Habib Abdul Qodir Bilfaqih, lewat sebuah mimpi. Abahnya berkata, "nak koen ndak wero tah, ana'e sopo seng koen tandangi iku? Iku putrone Kiai Hamid, kyai seng dadi wali abdal, opo koen gak wedi kualat/ Nak, kamu tidak tahu, anak siapa yang kamu pukuli itu? Itu adalah anak Kiai Hamid, kiai yang menjadi wali abdal, apa kamu tidak takut kualat?".

Beberapa hari kemudian, Habib Abdullah juga mimpi bertemu Kiai Hamid sedang menuju pintu surga, dan sang Habib tersebut berusaha menggapai kiai Hamid, tapi tidak bisa. Mimpi yang sama terulang beberapa hari.

Setelah mendapat teguran dari sang ayahanda, dan bermimpi bertemu Kiai Hamid, beliau merasa sangat bersalah kepada Kiai Hamid. Lalu beliau mendatangi kediaman Kiai Hamid untuk meminta maaf atas perilakunya terhadap sang anak, Gus Nukman.

Kebetulan waktu itu bertepatan hari Ahad, dimana pengajian umum rutinan di ndalem Kiai Hamid sedang diadakan. Begitu Kiai Hamid melihat kedatangan Al Habib, beliau menyongsong dan mempersilakan Habib Abdullah untuk memimpin pengajian rutin tersebut.

Tak dinyana, dalam pengajiannya, Sang Habib justru menceritakan apa yang beliau perbuat kepada Gus Nu'man dan mimpi-mimpinya itu kepada para jamaah pengajian yang jumlahnya puluhan ribu.

Mendengar apa yang dituturkan oleh Sang Habib, tanpa terasa air mata Mbah Hamid mengalir deras, Menurut sumber, Kiai Hamid tidak pernah menangis sampai parah seperti itu sebelumnya. Beliau malu kalau kelebihannya diceritakan di muka umum. Ya Allah kariim. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan