Dutaislam.or.id - Kepada KH. Sa'id Agil Siradj (Ketua Umum PBNU sekarang), dulu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah berkata, "Pak Said, sampeyan besok akan menjadi Ketua Umum PBNU. Tapi pada saat kepemimpinan sampeyan, NU akan mengalami badai fitnah yang besar, bahkan dahsyat."
Gus Dur terdiam sambil memandang ke Pak Said yang juga terdiam mendengar wejangan Gus Dur tersebut yang sebelumnya tidak disangka sama sekali. "Tapi sampeyan tidak usah khawatir karena fitnah itu cuman sebentar dan NU akan menemukan lagi kejayaannya," sambung Gus Dur yang disambut tawa keduanya.
Sekarang ini bisa kita lihat kebenaran dari ucapan-ucapan Gus Dur. Nyatanya, Pak Said jadi Ketua Umum PBNU dan juga terkena fitnah yang terus-menerus dilancarkan ke NU. Mulai dari tuduhan syirik, liberal, kafir, bid'ah, syiah, sampai sebutan setan.
Ada yang diutarakan secara nyata dan kasar, ada juga yang melalui kiasan-kiasan. Yang dahsyat adalah fitnah dan tuduhan keji dari dalam dalam tubuh NU sendiri, yakni orang-orang yang mengaku NU tapi sejatinya mereka merusak NU. Naudzubillah.
Pada zaman Kiai Said inilah, NU hidup dalam zaman yang disebut Nabi Muhammad sebagai katsural qalam (banyak pena) sehingga banyak juga kalam (ucapan) yang mudah ditulis dan disebar tanpa tanggungjawab. Kiai dihina, orang tua kanjeng Nabi disebut masuk neraka, amalan ulama sholihin disebut syirik, orang NU kembali disebut ahli bid'ah dan quburiyyun.
Fitnah zaman netizen mirip zaman NU di tahun awal-awal berdiri. Banyak musuh sana-sini. Terutama mereka yang suka mengafirkan yang menghardik umat islam ahlus sunnnah wal jamaah, bukan ahlus sunnah saja. Utamanya lagi, mereka yang ingin merongrong kedaulatan NKRI.
Tapi yakinlah bahwa fitnah yang menimpa NU hanya sesaat. Dan akan menemukan kembali sejarah terangnya, sebagaimana dikatakan Gus Dur. [dutaislam.or.id/ ab]