Iklan

Iklan

,

Iklan

Terbongkar, Inilah Alasan Habib Rizieq Minta Tarik Uang Baru yang Disebutnya Berlogo PKI

26 Jan 2017, 17:17 WIB Ter-Updated 2024-08-29T14:00:53Z
Download Ngaji Gus Baha

Dutaislam.or.id - Walau pihak Bank Indonesia (BI) sudah menegaskan kalau rectovreso dalam uang baru pecahan 100 ribu sudah dikatakan bukan gambar palu arit, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab masih ngeyel meminta menarik peredaran uang tersebut dari masyarakat.

"Kita minta pemerintah segera tarik uang kertas baru dari pecahan seribu sampai seratus ribu yang semuanya memberikan persepsi ada logo palu arit PKI di mata uang kertas Indonesia," tegas Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu di Jakarta.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan pun sudah membantah isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dilontarkan pimpinan FPI itu, terutama isu logo PKI di mata uang kertas rupaih, "faktanya kan tidak ada, udah tidak ada PKI, tidak ada, bagaimana bisa bangkit, kita tahu juga embrio kalau ada," ucap Iriawan di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2017), sebagaimana dilansir Dutaislam.or.id dari situs infoteratas.com.

Iriawan mengatakan, kebangkitan PKI yang dibaca Bib Rizieq dari logo palu arit di lembaran uang rupiah merupakan asumsi semata. Sebab, Bank Indonesia sudah menyampaikan bahwa logonya dicetak dengan pengamanan rectoverso atau saling isi. "Itu kan dibuat-buat saja seperti uang itu kan sudah lama. 2001 sudah ada sistem itu sekarang diangkatnya," tandas Iriawan.

Mengenai polemik di atas, sebuah akun twitter beralamat di https://twitter.com/kamvflase, memberikan kuliah tweet menarik mengapa pimpinan FPI tersebut terkesan memaksa pemerintah menarik uang baru tersebut.

Menurut akun tersebut, panarikan mata uang rupiah terbitan tersbru itu karena ada motif agar uang lama yang tersimpan secara tunai di brangkas akan mudah terlacak, "cetakan yang baru yang dilakukan serentak pada hampir semua nilai mata uang itu telah membuat uang yang lama, yg disimpan secara tunai dlm jumlah yg sangat banyak di suatu kamar, brankas atau puluhan kontainer (bukan di bank), jadi mudah ditelusuri," tulis akun tersebut.

Bahkan, akun tersebut berani mengatakan kalau modus penggandaan uang seperti kasus Dimas Kanjeng beberapa bulan lalu itu terkait dengan penumpukan dan pencucian uang, terutama oleh petinggi negeri ini, "banyak pihak yang percaya penggandaan uang berkedok agama/klenik itu sesungguhnya tidak lebih dari modus penumpukan dan pencucian uang," begitu katanya.

Uang yang menumpuk, cuma disimpan di kamar, gudang, brankas atau kontainer, katanya, tidak terkliring dan terregistrasi sehingga mudah ditelusri.

"Penumpukan uang dalam jumlah yang sangat besar biasanya dalam mata uang pecahan besar dan dengan nomer seri yang kemungkinan besar berurutan nomer seri nya sehingga mudah ditelusuri bank asalnya dan tentu nama nasabahnyam tanpa mengundang kecurigaan pihak BI sesuai dengan mekanisme pelaporan anti pencucian uang (money laundry)," lanjut akun tersebut.

Ia juga mengatakan begini, "Kalau itu terjadi maka tidak pernah ada lagi bagi-bagi duit kontan ke masyarakat untuk membeli suara dalam Pilkada dan untuk bagi-bagi amplop dalam demo, adanya cuma bagi-bagi kaos dan atau nasi bungkus berlauk hati yang luka".

Karena keresahan tidak bisa bagi-bagi uang kepada rakyat itulah, maka dibuat isu kalau uang baru tersebut harus ditarik karena ada logo PKI nya. "Uang baru dibikin memang sengaja untuk membongkar keberadaan "kuburan" uang lama tadi, selain untuk mencegah pemalsuan uang, tentu saja," pungkasnya. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan