Ketika Gus Nuril Diusir dari Pengajian oleh sebelah |
Dutaislam.or.id - Dalam laporan berita yang ditulis oleh media online Kompas dan Tribun (walau sudah diverifikasi), Gus Nuril disebut sebagai Pendiri Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Identitas itu ditulis untuk melengkapi berita berjudul "Pendiri Banser NU Sebut Banyak Orang Mendadak NU, Banyak Memprovokasi NU" (belitung.tribunews.com) yang dimuat pada Senin (06/02/2017).
Bahkan, pada judul lain di situs yang sama, Gus Nuril dikutip perkataannya yang menyebut kalau KH Maimoen Zubair masih keturunan Tionghoa sehingga Ahok, katanya, sudah seharusnya sowan ke Mbah Moen agar tidak kualat.
Menurutnya, KH. Maimoen Zubair adalah sesepuh, ulama NU yang ayahnya berasal dari Bangka Belitung bernama Kiai Zubair. "Kiai Zubair ada keturunan dari Aga Khan, yaitu saudaranya Kubilai Khan (Raja Mongolia)," kata Gus Nuril.
Kontan saja hal itu langsung membuat geger tokoh-tokoh Sarang dan Banser. "Maaf, ini salah dan salah pakai banget," kata Jambal Roti Ngalipbak di akun Facebooknya, dikutip Dutaislam.or.id, Rabu (08/02/2017) malam.
Bahkan, pada judul lain di situs yang sama, Gus Nuril dikutip perkataannya yang menyebut kalau KH Maimoen Zubair masih keturunan Tionghoa sehingga Ahok, katanya, sudah seharusnya sowan ke Mbah Moen agar tidak kualat.
Menurutnya, KH. Maimoen Zubair adalah sesepuh, ulama NU yang ayahnya berasal dari Bangka Belitung bernama Kiai Zubair. "Kiai Zubair ada keturunan dari Aga Khan, yaitu saudaranya Kubilai Khan (Raja Mongolia)," kata Gus Nuril.
Kontan saja hal itu langsung membuat geger tokoh-tokoh Sarang dan Banser. "Maaf, ini salah dan salah pakai banget," kata Jambal Roti Ngalipbak di akun Facebooknya, dikutip Dutaislam.or.id, Rabu (08/02/2017) malam.
Komentar Gus Yaqut di bawah posting status Jambal |
"Kaitanya dengan Simbah KH Zubair bin Dahlan, saya yaqin saudara saya H Nuril tidak faham dengan sejarah Sarang. Memang di Sarang ada dukuh namanya Blitung dan dekat dukuh Gondan. Dua-duanya masuk desa Kalipang. Mbah Zubair lahir di dukuh Gondan," lanjutnya membantah.
Bahkan Ketua Umum PP GP Ansor, Gus Yaqut Kholil, juga ikut berkomentar atas ujaran Gus Nuril tersebut. "Wong iki pancen ngacau dimana-mana. Mosok dhekne pendiri Banser? Ning ndi-ndi yo ngaku panglima Banser. Ora jelas kapan melu diklatsare. Wis tahu diperingatke, tapi isih ndableg ae. Iki menowo bakal dadi peringatan terakhir kanggo dhekne. Warga NU kudu paham lan ngerti sopo jan-jane wong iki. Ben ora angger manut," terang Gus Yaqut.
Jika membuka sejarah, Banser dulunya bernama Ansoru Nahdlatul Oelama, disingkat ANO. Melalui kongres I tahun 1936, Kongres II Tahun 1937 dan Kongres III tahun 1938, GP Ansor memutuskan ANO berganti nama jadi Barisan Berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama), kini Barisan Ansor Serbaguna, Banser.
Jika Gus Nuril pada tahun 1937 sudah lahir precet lalu langsung gedhe dan mendirikan Banser, umurnya sekarang (2017) harusnya sudah 80 tahun. Ia lahir di Gresik 12 Juli 1959 (57 tahun). Ketika ia masih bayi, Banser sudah berusia 22 tahun, perjaka. Itu pun jika dirunut nama Bansernya. Jadi, dari mana dalilnya Gus Nuril Arifin Husein, pemilik Pesantren Soko Tunggal Semarang, itu sah disebut pendiri Banser?
Jauh sebelum itu, Banser sejatinya adalah embrio Hizbullah pasca NU berdiri 1926. Jadi, menyebut Gus Nuril sebagai pendiri Banser adalah face opinian, asumsi yang tidak merujuk fakta manapun. Begitu pula, menyebut dia sebagai panglima Banser, "kapan dia ikut Diklatsar?" begitu tanya Gus Yaqut. [dutaislam.or.id/ab]
Jika Gus Nuril pada tahun 1937 sudah lahir precet lalu langsung gedhe dan mendirikan Banser, umurnya sekarang (2017) harusnya sudah 80 tahun. Ia lahir di Gresik 12 Juli 1959 (57 tahun). Ketika ia masih bayi, Banser sudah berusia 22 tahun, perjaka. Itu pun jika dirunut nama Bansernya. Jadi, dari mana dalilnya Gus Nuril Arifin Husein, pemilik Pesantren Soko Tunggal Semarang, itu sah disebut pendiri Banser?
Jauh sebelum itu, Banser sejatinya adalah embrio Hizbullah pasca NU berdiri 1926. Jadi, menyebut Gus Nuril sebagai pendiri Banser adalah face opinian, asumsi yang tidak merujuk fakta manapun. Begitu pula, menyebut dia sebagai panglima Banser, "kapan dia ikut Diklatsar?" begitu tanya Gus Yaqut. [dutaislam.or.id/ab]