Dutaislam.or.id - Ada warga NU yang suka membanggakan sebelah dengan terus menghujat kiai NU dan segala kebijakan para kiai besar di pengurus. Ia kemudian mengaku tidak bangga lagi dengan NU karena NU kini tidak sama lagi dengan NU zaman Mbah Hasyim Asyari. Beikut ini penjelasan strategi dakwah NU yang ditulis dalam bentuk dialog.
"Aku malu jadi warga NU sekarang".
"Kenapa memangnya?"
"NU sekarang tidak kayak NU zaman Mbah Hasyim dulu, sekarang NU disusupi Syiah, liberal, komunis bahkan sangat dekat dengan non muslim. Kalau Zamannya Mbah Hasyim kan masih murni, lurus, tidak disusupi macam-macam".
"Emang kamu pernah hidup dan merasakan NU di masa Mbah Hasyim?"
"Nggak juga sih".
"Makanya jangan sok tahu dan termakan fitnah dan isu tidak benar".
"Kamu tahu kan Jepang itu penjajah yang menyembah matahari?"
"Kalau itu tahu lah, kan banyak di tulis di buku sejarah".
"Kamu tahu nggak, NU nya Mbah Hasyim itu malah menginstruksikan santri-santri untuk latihan militer dengan Jepang. Bahkan Mbah Hasyim jadi Ketua Shumubu atau menteri agamanya Jepang. Padahal kan Jepang kafir, penjajah lagi. Dan ternyata NU nya Mbah Hasyim bisa kok bersikap kooperatif dengan Jepang".
"Masa Sih?"
"Iya, Dan kamu tahu nggak kalau Mbah Wahab Hasbullah itu pernah dicap Kiai Komunis loh karena bersikap kooperatif dengan Bung Karno dalam Nasakom nya (berbeda dengan Masyumi yang memilih keluar)".
"Masa sih?"
"Iya, itulah siyasah, strategi dakwah, lihatlah dampaknya, dengan kooperatif kepada Jepang akhirnya bangsa Indonesia dapat bertempur dengan baik dan akhirnya merdeka. Dengan kooperatif kepada Bung Karno yang dekat komunis akhirnya umat Islam terselamatkan dari bahaya komunis bahkan atas saran NU, akhirnya Bung Karno tidak jadi Membubarkan HMI".
"Gitu ya?"
"Jadi NU Mbah Hasyim dan NU sekarang itu tetap sama, membela Islam dan Indonesia, bukan salah satunya, Islam saja atau Indonesia saja, Karena kalau membela salah satunya akan bisa memunculkan perang antar anak bangsa yang akhirnya ibadah jadi tidak nyaman dan selalui dihantui ketakutan".
"Oo gitu ya? Kalau begitu aku tidak malu lagi jadi NU, aku akan Bangga jadi NU".
"Makanya jangan percaya isu, fitnah atau hoax yang menjelekkan NU, belum apa-apa sudah nuduh macem-macem pada NU sekarang, kita nggak tahu yang sebenarnya, kita hanya tahu dari berita, medsos yang belum tentu benarnya, sebaiknya kita Husnudzon saja kepada penggede NU".
"Karena strategi NU ini mirip dengan strategi Nabi dalam berdakwah, kapan-kapan saja saya kasih tahu, sekarang ayo kerja, wes wayahe tandur". Salam. [dutaislam.or.id/ed]