Status Nyinyir Felix al-Hate-i |
Dutaislam.or.id - Aktivis dan motivator HTI, Felix Siauw yang pernah keseleo goblok mengatakan bahwa kitab Ihya Ulumuddin ditulis oleh Imam Syafi’i ini, lagi-lagi menulis status yang berseberangan dengan realitas kelompoknya.
"Ada organisasi yang (nga) akunya Islam, tapi sukanya kasar dan keras pada muslim lainnya, bahkan justru membela penista Islam, Innalillahi," cuitnya nyinyir di akun twiter resminya, Ahad (23/04/2017).
Apa yang disampaikan ustad HTI ini menggambarkan watak dan jati diri HTI yang sebenarnya, dimana mereka selalu memainkan peran sebagai playing victim atau korban. Seakan-akan kelompoknya ditindas oleh salah satu ormas. Meskipun kalau mau jujur, sebenarnya yang membuat harimau itu bangkit adalah HTI sendiri.
Makmun Rasyid, pengkaji khilafah dan penulis buku fenomenal tentang HTI dengan mudah menebak dan menafsirkan pesan yang disampaikan pada objek yang disasar. "Felix, dalam konteks pembicaraannya tentunya menuju ke arah Ansor dan Banser. Felix menganggap bahwa Banser adalah organisasi yang membela penista agama namun pada saat yang sama kasar terhadap sesama Muslim. Pesannya jelas dan lugas," katanya saat dimintai keterangan redaksi Harakatuna.com, Ahad (23/04/2017) malam.
Menghadapi gencarnya kampanye khilafah yang dilakukan oleh HTI di Indonesia baik melalui forum resmi dan tidak resmi, penting kemudian mengedukasi kepada masyarakat, terumata umat Islam Indonesia dengan pemahaman dan informasi yang benar tentang ideologi HTI yang sama sekali tidak memiliki argumentasi yang kuat, baik ditinjau dari Al-Qur’an dan Hadist. Namun keduanya kerap menjustifkasi gerakannya dari kedua sumber tersebut.
Berdasarkan penelusuran redaksi dari berbagai sumber didapati kalau Felix adalah seorang orator HTI yang tampil di mana-mana dan seenaknya bicara khilafah itu sebuah kewajiban syari. Padahal dirinya sama sekali tidak bisa Bahasa Arab, bagaimana mungkin bicara khilafah tapi tak mampu membongkar kitab-kitab klasik.
"Tapi umumnya di dalam internal HTI, banyak yang jurusan umum bicara Islam seenaknya. Inilah mengapa mereka mudah didoktrin oleh petinggi-petinggi HTI," ujar Ahmad Dahlan, aktivis muda Muhammadiyah Jakarta.
Lebih jauh ia mengatakan Indonesia akan damai, tentram dan rukun seandainya tidak ada provokasi khilafah yang dilakukan HTI. Seumpama HTI tidak bicara khilafah, maka sangat bisa umat Islam bersatu sekalipun berbeda mazhab. Tapi yang terus membuat muslim bertengkar disebabkan khilafah yang mereka gaungkan dan khilafah itu jelas tidak cocok diterapkan di bumi Nusantara ini. [dutaislam.or.id/mr]
Source: Harakatuna.com
"Ada organisasi yang (nga) akunya Islam, tapi sukanya kasar dan keras pada muslim lainnya, bahkan justru membela penista Islam, Innalillahi," cuitnya nyinyir di akun twiter resminya, Ahad (23/04/2017).
Apa yang disampaikan ustad HTI ini menggambarkan watak dan jati diri HTI yang sebenarnya, dimana mereka selalu memainkan peran sebagai playing victim atau korban. Seakan-akan kelompoknya ditindas oleh salah satu ormas. Meskipun kalau mau jujur, sebenarnya yang membuat harimau itu bangkit adalah HTI sendiri.
Makmun Rasyid, pengkaji khilafah dan penulis buku fenomenal tentang HTI dengan mudah menebak dan menafsirkan pesan yang disampaikan pada objek yang disasar. "Felix, dalam konteks pembicaraannya tentunya menuju ke arah Ansor dan Banser. Felix menganggap bahwa Banser adalah organisasi yang membela penista agama namun pada saat yang sama kasar terhadap sesama Muslim. Pesannya jelas dan lugas," katanya saat dimintai keterangan redaksi Harakatuna.com, Ahad (23/04/2017) malam.
Menghadapi gencarnya kampanye khilafah yang dilakukan oleh HTI di Indonesia baik melalui forum resmi dan tidak resmi, penting kemudian mengedukasi kepada masyarakat, terumata umat Islam Indonesia dengan pemahaman dan informasi yang benar tentang ideologi HTI yang sama sekali tidak memiliki argumentasi yang kuat, baik ditinjau dari Al-Qur’an dan Hadist. Namun keduanya kerap menjustifkasi gerakannya dari kedua sumber tersebut.
Berdasarkan penelusuran redaksi dari berbagai sumber didapati kalau Felix adalah seorang orator HTI yang tampil di mana-mana dan seenaknya bicara khilafah itu sebuah kewajiban syari. Padahal dirinya sama sekali tidak bisa Bahasa Arab, bagaimana mungkin bicara khilafah tapi tak mampu membongkar kitab-kitab klasik.
"Tapi umumnya di dalam internal HTI, banyak yang jurusan umum bicara Islam seenaknya. Inilah mengapa mereka mudah didoktrin oleh petinggi-petinggi HTI," ujar Ahmad Dahlan, aktivis muda Muhammadiyah Jakarta.
Lebih jauh ia mengatakan Indonesia akan damai, tentram dan rukun seandainya tidak ada provokasi khilafah yang dilakukan HTI. Seumpama HTI tidak bicara khilafah, maka sangat bisa umat Islam bersatu sekalipun berbeda mazhab. Tapi yang terus membuat muslim bertengkar disebabkan khilafah yang mereka gaungkan dan khilafah itu jelas tidak cocok diterapkan di bumi Nusantara ini. [dutaislam.or.id/mr]
Source: Harakatuna.com