Iklan

Iklan

,

Iklan

Jawaban Tuan Guru Ketika Ditawari Tubuh Perempuan Seksi Sepi-Sepi

30 Mei 2017, 00:47 WIB Ter-Updated 2024-08-28T23:31:05Z
Download Ngaji Gus Baha

Dutaislam.or.id - Suatu hari ada guru bijak yang didatangi seorang pelacur, "Apakah kau ke sini hanya untuk menyesali perbuatanmu wahai, nona?"

"Tidak, tuan guru,"

"Lantas?"

"Aku hanya ingin bertanya, apa tuan guru nafsu melihatku?!"

"Sebagai lelaki, iya aku nafsu, tapi kalau menuruti logika aku tak bisa membayarmu, kalau menuruti Tuhan, aku takut berdosa,"

"Kalau aku memberikan tubuhku gratis, tuan guru mau?!"

"Mau, tapi masih ada Tuhan, itu yang membuatku tak mau!"

"Kalau Tuhan tidak ada, bagaimana? Berarti dosa tidak ada, dan tuan guru pasti mau tubuhku?"

"Iya pasti mau, tapi kalau tak ada Tuhan, tak asik lagi kehidupan, sama dengan tubuhmu tak asik lagi disetubuhi. Sebab nikmatnya hidup itu karena ada garis dosa, garis takut, garis sesal, garis nikmat, dan garis bahagia, jika tak ada Tuhan hilang semua garis, maka tak ada beda kau dengan hewan, sebab bisa saja usai menyetubuhimu demi nafsu aku menyetubuhi anjing betina atau kambing, lalu di mana kemanusiaanmu dan kemanusiaanku?!"

"Aku bingung dengan bahasamu wahai tuan guru, pakai saja bahasa yang mudah. Intinya kalau aku membuka selangk4nganku sekarang, apa tuan guru mau meny3tubuh!ku, ini mumpung sepi, tak ada seorangpun yang tahu, nama guru tetap akan mulia di mata orang banyak, bagaimana?!"

"Kemuliaanku terletak pada sikapku, dan pilihanku, walau tak ada yang mengawasi, bahkan aku tak peduli anggapan orang banyak kita sudah berzina atau tidak, karena kau ada di sini sejak tadi, asalkan aku tak melakukannya aku tak ambil pusing apa kata dunia,"

"Kau memang guru mulia, tapi apa kau melihat aku nista?"

"Terhadap tai saja aku hargai karena bisa jadi pupuk, terlebih pada manusia, yang nista itu perbuatanmu, bukan kemanusiaanmu, dan aku tak ada urusan dengan dosamu".

"Lantas apa tuan guru hendak menyuruhku taubat?"

"Tidak, cuma pikirkan mau sampai kapan kamu menjual badan terus? Apa tidak makin murah kalau makin tua, apa tidak jijik kelamin ganti kelamin masuk ke dalam bagian intim itu mu, apa tidak ingin hidup wajar? Kalau kau tak peduli itu semua, silahkan jalan, setiap kita bebas menentukan pilihan!"

Silakan ketik komentar Anda, apa kira-kira hikmah cerita di atas? [dutaislam.or.id/ab]

Iklan