Kiai Said Aqil Siraj |
Dutaislam.or.id - Situs-stus radikal macam voa-islam, pojoksatu, suaranasional, portal-islam, dan lainnya, ramai-ramai memberitakan kemarahan Neno Warisman yang mengutuk para ulama sejagad. Secara sarkastik, Neno yang oleh situs-situs sebelah disebut sebagai bunda itu, menulis barisan kutukan dan menghina dengan kalimat "Hei ulama! Makhluq apa kamu? Minta maaf kau pada para ahli peneliti bahaya pornografi".
Tanpa tabayun, ia sebagai tokoh (kalau Anda setuju ia tokoh beradab), langsung menghardik ulama. Padahal ia mengarahkan hal itu kepada KH Said Aqil Siraj yang saat peluncuran Pusat Komando dan Kartu Pintar Nusantara di kantor NU, Jakarta Pusat, pada Senin, (22/05/2017) yang menjawab kepada wartawan kalau "melihat film porno lebih baik daripada menonton ceramah provokatif dari teroris. Karena kalau lihat porno, pasti sambil beristighfar," sebagaimana juga ditulis oleh Tempo.
Neno Warisman tambah kurangajar dengan nuding-nuding begini, "hei engkau yang semua orang berpikir kau ulama…periksa otakmu karena kesalahan berpikir pada otakmu itu mungkin telah akut. Fatal." Parahnya, kepada Kiai Said, Neno secara tidak langsung menyatakan bahwa perbandingan menonton film porno dengan video radikal adalah konyol. Tuduhan Neno ke Kiai Said sangat banyak, alias warna-warna, nano-nano.
Padahal, sebagaimana ditulis oleh Nizar Idris, Kiai Said itu hanya ditanya oleh wartawan soal perbandingan itu. Bayangkan saja jika Neno yang ditanya, apa mungkin Neno akan menuding "periksa otakmu!" ke wartawan yang bertanya? Sayang, dia sudah kadung kalap karena kebencian.
Ia mengakui sendiri kalau dia kalap dengan pernyataan ini: "pernyataanmu telah membuat kami kalap! Kau betul betul somplak!!! Kami akan tuntut kau di akhirat!!!". Neno seperti orang kesurupan. Tidak bisa mengontrol tindakan tuduhnya, padahal, ia sendiri juga menyebut akibat pecandu pronografi seperti ini,
"Catat! Anak dan remaja yang tercandu pornografi adalah anak anak yang tetap mampu prestatif di sekolah atau bangku kuliah… Namun mereka kehilangan kemampuan mengerem tindakan, itulah semua yang berkait dengan salah dan benar, moral, adab, akhlaq".
"Catat! Anak dan remaja yang tercandu pornografi adalah anak anak yang tetap mampu prestatif di sekolah atau bangku kuliah… Namun mereka kehilangan kemampuan mengerem tindakan, itulah semua yang berkait dengan salah dan benar, moral, adab, akhlaq".
Bolehkah jika pernyataan di atas kembali kepada Neno yang kalap? Dia menghardik orang lain, tapi sedang menelanjangi sejatinya, "yang berkait dengan salah dan benar, moral, adab, akhlaq". Duh, parah. Siapa sebetulnya yang termakan ludahnya sendiri?
Neno dan Nano-Nano
Ia sedang mengampanyekan, seakan-akan Kiai Said adalah bukan kiai, atau aktivis yang mendukung pornografi, tidak paham soal efek pornografi. Hai, Bunda, ente waras kan? Kalau iya, kenapa kalap? Pernah termakan video provokasi ceramah yang terus teriak takbir untuk membunuh? Sudah pernah nonton seorang tokoh yang mengajak untuk jadi teroris, belum?
Kalau belum, coba tonton seorang pemuda yang mau menggorok pemuda lainnya dengan teriakan takbir. Dutaislam.or.id menyimpan banyak videonya kalau mau dikirim. Ada tidak dalam video porno yang di sana ada teriak takbir?
Kalau ada, silakan dikirim ke meja redaksi Dutaislam.or.id, kami akan kaji mengapa itu terjadi. Tapi kalau teriakan takbir setelah menembak mati orang lain atas tuduhan kafir, itu sebab dalam video tersebut ada klaim kebenaran atas tidakan tersebut. Orang membunuh, lalu divideo, di sana teriak takbir, apa itu namanya kalau bukan provokasi?
Video provokasi ajakan demo, ajakan menantang pemerintah, ajakan perang melawan PKI, ajakan membenci kalangan nahdliyyin yang dianggap kufur, bid'ah itu sebetulnya lebih sadis dan lebih morno daripada video pornografi sendiri.
Mengapa? Dalam video provokasi, agama ditelanjangi oleh sikap-sikap yang anti moral dan tidak sesuai sunnah Nabi. Dan, parahnya lagi, dalam video provokasi, ada kebenaran diri sendiri dan kesalahan orang lain yang disampaikan. Bahkan, dalam video itu bisa mengubah orang dan lingkungan penontonnya untuk bebas morno menyebarkan sesuatu yang "dianggap benar" padahal belum tentu.
Orang merasa lebih Islami jika menshare, misalnya video Habib Rizieq mendukung ISIS atau Adyaksa Daud yang mendukung khilafah (2013) daripada share video porno. Otak siapapun, sesmoplak apapun dia, tidak akan mudah menyebarkan mornonya sebuah video sebebas menyebarkan video provokasi agama. Lebih luas mana eskalasinya?
Andai Kiai Said menjawab lebih baik menonton video provokatif dari para teroris, Neno dan kroco-kroconya juga pasti akan menggoreng isu, "Said Aqil ternyata dukung teroris". Senang juga kan situs-situs kurangajar macam voa-islam, provokator yang pernah dibredel itu.
Neno, Neno, kalau belum pernah ngaji, silakan datang ke redaksi kami. O yah, silakan baca juga opini Nizar Idris berjudul "Meluruskan Salah Tafsir Pernyataan Kiai Said "Lebih Baik Nonton Film Porno". Ingat, tulisan dia berat loh yah. Harus paham paham Ushul Fiqih yang nano-nano rasanya. [dutaislam.or.id/ab]