Iklan

Iklan

,

Iklan

Kewalian Gus Dur Diungkap Oleh Kiai Bachit Hasan, Ini Maqam Kewalian Sang Guru Bangsa

1 Jun 2017, 05:35 WIB Ter-Updated 2024-08-28T22:52:10Z
Download Ngaji Gus Baha

Oleh Gus Hamim Jazuli

Dutaislam.or.id - Minggu kemarin saya menjalani tradisi keluarga agar sebelum datang Ramadhan, yakni berziarah ke makam guru-guru yang sudah wafat dan bersilaturrahmi kepada guru-guru yang masih hidup beserta keluarganya.

Kebetulan saat itu giliran bersilaturrahmi kepada garu saya, KH. Bachit Hasan, menantu almaghfurlah KH. Abdul Hadi Ismail, Gading Raya, Jakarta Timur.

Dalam kesempatan itu, Kiai Bachit bercerita banyak, salah satunya tentang maqam kewalian.
Di antara maqam kewalian, kata beliau, ada satu maqam yang cukup tinggi dimana semua auliya’, termasuk wali quthub, sangat menghormati orang yang berada di maqam ini. Maqam kewalian ini disebut sebagai maqam para wali hawariyyun.

Tugas wali hawariyyun sangat berat, yaitu menjaga agar ajaran Islam tetap berada di relnya. Ciri-ciri dari wali hawariyyun di antaranya adalah berani, suka membela orang yang teraniaya, hidup di tengah masyarakat laksana mercusuar yang menjadi penunjuk jalan, dan hidupnya selalu dikelilingi fitnah. Di tiap zaman, wali hawariyyun ini jumlahnya hanya satu orang.

Diriwayatkan bahwa di zaman Rasulullah, orang yang mendapatkan maqam wali hawariyyun ini adalah sahabat Zubair bin Awwam, sebagaimana sabda beliau, "Setiap Nabi/Rasul memiliki hawariy dan hawariy saya adalah Zubair bin Awwam". Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga dikatakan banyak ulama masuk sebagai yang berada di maqam wali hawariyyun ini. 

Lantas Kiai Bachit juga bercerita tentang maqam kewalian Gus Dur yang membuat saya terkaget-kaget karena baru kali ini saya tahu persis maqam kewalian beliau yang sebenarnya.

Kiai Bachit bercerita bahwa beliau mendapat keterangan dari mertuanya KH. Abdul Hadi yang diriwayatkan dari guru mulianya, Al Walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri, bahwa Gus Dur itu ternyata seorang wali hawariyyun.

Seluruh auliya dari Timur sampai ke Barat tahu siapa Gus Dur dan sangat menghormatinya. Dikatakan pula bahwa wali hawariyyun itu sikapnya memang seperti Gus Dur, yang keras membela orang-orang yang teraniaya. Warga NU harusnya bangga memiliki Gus Dur.

Setelah Gus Dur wafat, siapa yang menggantikannya? Kiai Bachit menjawab, ada ulama seperti Gus Dur tapi tempat tinggalnya ada wilayah tanduk Afrika. Beliau mengatakan itu tanpa menyebut nama dan negaranya. [dutaislam.or.id/ab]

Gus Hamim Jazuli, Pengasuh Pondok Pesantren Ploso, Kediri

Iklan