Iklan

Iklan

,

Iklan

15 Nasehat Baik untuk Wanita Masa Kini

Duta Islam #03
26 Okt 2017, 16:07 WIB Ter-Updated 2024-08-09T19:46:09Z
Download Ngaji Gus Baha
Foto: istimewa

Dutaislam.or.id - Dimanapun seorang laki-laki pasti menginginkan istri sholihah. Istri sholihah adalah perhiasan yang mahal harganya dibanding emas perak intan dan permata.

Lalu siapakah wanita paling baik?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

Shalih adalah  yang apabila suaminya melihat maka ia  istri menyenangkannya, dan apabilla ia memerintahkan, maka diapun mentaatinya, dan kalau suaminya pergi maka dia akan menjaga amanah

Istri Sholihah Tanda Kebahagiaan

مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الصَّالِحُ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ السُّوءُ وَالْمَسْكَنُ السُّوءُ وَالْمَرْكَبُ السُّوءُ.

Tiga indikasi kebahagiaan anak Adam, dan tiga indikasi kesengsaraan anak Adam; indikasi kebahagiaan anak cucu adam adalah istri yang shalehah, tempat tinggal yang baik dan kendaraan yang baik. Sedangkan indikasi kesengsaraan anak Adam adalah istri yang berakhlak buruk, tempat tinggal yang buruk dan kendaraan yang buruk.

Ketika Umar bin Khatab bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Rasulullah menjawab:

لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ

Salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur. Hendaklah senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Nasehat Penting untuk Wanita yang Sudah Menikah


1. Perhatian dalam mendidik anak, dengan pendidikan islami

Seorang penyair  Hafidz Ibrahim berkata :

الأُمُّ مَـدْرَسَــةٌ إِذَا أَعْـدَدْتَـهَـا #  أَعْـدَدْتَ شَعْبـاً طَيِّـبَ الأَعْـرَاق
ِ الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ تَـعَهَّـدَهُ الحَـيَــا # بِـالـرِّيِّ أَوْرَقَ أَيَّـمَـا إِيْــرَاقِ
الأُمُّ أُسْـتَـاذُ الأَسَـاتِـذَةِ الأُلَـى #  شَغَلَـتْ مَـآثِرُهُمْ مَـدَى الآفَـاق
ِ - حافظ إبراهيم –

Ibu adalah sekolah, jika kau siapkan ia dengan baik, Maka kau telah menyiapkan generasi harapan.
Ibu adalah  taman, jika kau tata dan kau rawat, Maka ia akan menjadi indah menghijau hamparan.
Ibu adalah guru para pendidik ulung Yang pengaruhnya menyebari segala penjuru dunia peradaban.
(Hafizh Ibrahim)

Oleh karenanya carilah ibu yang sayang terhadap anaknya, peduli terhadap pendidikan anaknya, yang tidak suka melaknat dan mencaci maki.

Dahulu saya  ketika masih kecil, terbilang anak yang nakal. Begitu kata ibu. Sekolah sering bolos, mainnya kelayapan kemana-mana dan sering keluar malam. Sebegitu nakalnya,  ibu tidak pernah sama sekali melaknat apalagi sampai menyumpahi. Beliau malah mendoakan, " mugo-mugo awakmu mundak drajate Nak"

Dan memang benar doa ibu, terjadilah apa yang terjadi. Karena doa orang tua kepada anaknya bagai doa Nabi kepada Umatnya. Meskipun belum sesukses orang-orang besar, minimal apa yang saya cita-citakan banyak yang tercapai. Semoga saja ibuku, dan ibu panjenengan semua dikaruniai panjang umur sehat wal afiat.

2. Perhatian dan peduli dalam melayani suami dengan keikhlasan.

3. Peduli terhadap urusan rumah.

4. Menyiapkan masakan dan makanan sehari-hari.

5. Sederhana dalam menggunakan air.

6. Tidak muluk-muluk dalam menuntut suami.

7. Tidak sering-sering ke pasar dan warung-warung.

8. Pandai mengelola keuangan dan tidak boros dalam menasorrufkannya.

9. Tidak menyia-nyiakan waktu, dengan berbincang-bincang dan obrolan yang tidak membawa kemanfaatan.

10. Menjauhi ghibah yang sering kali dilakukan wanita  dalam sebuah perkumpulan.

11. Tidak membanggakan diri dalam urusan pakaian.

12. Diam dirumah dan tidak sering keluar kecuali karena kebutuhan mendesak.

13. Menjaga wirid yaumiah( harian), membaca rotib dan memperbanyak dzikir meskipun sedang dalam memasak karena untuk menjaga waktu.

14. Terus belajar, dan juga memberikan pengajaran.

15. Tidak sering-sering melihat televisi, bermain internet dan semisalnya karena akan membuang-buang waktu. Hal yang penting akan malah menjadi terbengkalai.

Dan adapun anda yang sudah menikah, mendapatkan istri yang suka marah-marah , maka tetaplah bersabar. Banyak keutaman tentang bersabar atas perilaku jelek istri. Diantaranya adalah;
ada seseorang bermaksud menghadap  Umar Bin Khattab hendak mengadukan perihal perangai buruk istrinya.  Sampai di rumah Sayyidina Umar RA orang itu menantinya di depan pintu.

Pada saat itu ia mendengar istri Umar mengomeli dirinya, sementara Umar sendiri hanya
berdiam diri saja tanpa bereaksi. Orang itu bermaksud balik kembali sambil melangkahkan kaki seraya bergumam: ” kalau keadaan Amirul Mukminin saja begitu apalagi cuma diriku."

Bersamaan itu Umar keluar, ketika melihat orang itu hendak kembali. Umar RA   memanggilnya dan bertanya: "Ada yang bisa dibantu  ?” Ia menjawab : "Wahai Amirul Mukminin kedatanganku ini sebenarnya hendah mengadukan perihak istriku, lantaran suka memarahiku. Tetapi begitu mendengar istrimu berbuat serupa dengan istriku, maka aku bermaksud kembali."

Dalam hatu aku berkata; kalau keadaan amirul mukminin saja diperlakukan istrinya seperti ini, bagaimana halnya dengan diriku.

Umar berkata kepadanya: "Saudara, sesungguhnya aku rela menanggung perlakuan seperti itu dari istriku, karena beberapa sebab. Istriku bertindak sebagai juru masak makananku, mencucikan pakaian, menyusui anak-anak, mengurusi segala yang ada dirumah, padahal itu bukan kewajibannya. Aku cukup tentram tidak melakukan perkara haram lantaran pelayanan istriku. Karena itu aku menerimanya sekalipun dimarahi"

Didalam kitab Uqudul Lujain karangan Imam Nawawi al Bantani diterangkan.

وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَبَرَ عَلىَ سُوْءِ خُلُقِ امْرَأَتِهِ أَعْطَاهُ اللهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَى بَلاَئِهِ

Rasulullah SAW bersabda, artinya : “Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah SWT akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya". [dutaislam.or.id/pin]

Ahmad Zain Bad, AnNur II Bululawang Malang.

Iklan