Foto: Tempo.co |
Dutaislam.or.id - Tempo hari beredar kabar PKS Bogor “pailit dukungan dan terancam tak bisa berkompetisi di Pilkada Bogor. Masyarakat diminta jangan jengah. Boleh jadi ini jebakan. Sebab, belajar dari Pilkada DKI, PKS suka kucing-kucingan.
Begitulah yang diungkapkan Pengamat Politik Yunus Harian Adi dalam diskusi grup dutaislam#01, Sabtu (07/10/2017). ”Kalau saya melihat ini sepintas jebakan agar kita lalai terhadap PKS sehingga kita melengahkan keberadaan PKS,” katanya.
Belajar dari kasus Pilkada DKI, kata Yunus, PKS lebih memilih silent yang seakan-akan tidak ada. Padahal, gerakan bawah tanahnya masif.
”Pertanyaanya, mengapa PKS satu-satunya koalisi solid Gerindra malah diam di media?”
Hal itu, lanjut Yunus, karena penduduk mulai paham siapa PKS sebenarnya dengan paham wahabinya. ”Bahkan massa majlis Rosulullah dan lain-lain yang notabennya getol dengan wahabi sampai kecolongan menjadi satu barisan,” ujar Yunus.
Dia menjelaskan, pergerakan PKS sudah diketahui umum dengan paham wahabinya. Sehingga PKS akan membuat jebakan batman yang memuluskan strateginya.
”Kamuflase dan playing victim mulai digencarkan pada 2004. Dulu PKS menggunakan tokoh-tokoh ormas seperti hadratusyaikh yai Dahlan, Bung Karno sehingga suaranya sangat terdongkrak. Sekarang metode itu dipakai lagi dalam merekrut kader bawah tanah yakni KAMMI,” katanya.
Baca: Kelabuhi Mahasiswa, KAMMI Bikin Dauroh Catut Dawuh Mbah Hasyim Tanpa Konteks
Pengamat lain Sholihin menilai, perlu sedikit tegas mengungkap fakta agar masyarakat tidak mudah dipengaruhi dan dijebak oleh ikatan PKS. Sebab, bisa jadi di depan PKS halus dan memberi kesan positif, namun dibelakang justru bermain.
”Boleh jadi mereka sedang menarik anak panah yang setiap saat bisa diluncurkan sehingga tak dapat lagi ditangkal,” katanya.
Menurut Sholihin, masyarakat harus diberi penyadaran dan wawasan agar tidak mudah terprovokasi. ”Terutama fakultas-fakultas yang menjadi ajang doktrin mereka,” imbuhnya. [dutaislam.or.id/pin]
Begitulah yang diungkapkan Pengamat Politik Yunus Harian Adi dalam diskusi grup dutaislam#01, Sabtu (07/10/2017). ”Kalau saya melihat ini sepintas jebakan agar kita lalai terhadap PKS sehingga kita melengahkan keberadaan PKS,” katanya.
Belajar dari kasus Pilkada DKI, kata Yunus, PKS lebih memilih silent yang seakan-akan tidak ada. Padahal, gerakan bawah tanahnya masif.
”Pertanyaanya, mengapa PKS satu-satunya koalisi solid Gerindra malah diam di media?”
Hal itu, lanjut Yunus, karena penduduk mulai paham siapa PKS sebenarnya dengan paham wahabinya. ”Bahkan massa majlis Rosulullah dan lain-lain yang notabennya getol dengan wahabi sampai kecolongan menjadi satu barisan,” ujar Yunus.
Dia menjelaskan, pergerakan PKS sudah diketahui umum dengan paham wahabinya. Sehingga PKS akan membuat jebakan batman yang memuluskan strateginya.
”Kamuflase dan playing victim mulai digencarkan pada 2004. Dulu PKS menggunakan tokoh-tokoh ormas seperti hadratusyaikh yai Dahlan, Bung Karno sehingga suaranya sangat terdongkrak. Sekarang metode itu dipakai lagi dalam merekrut kader bawah tanah yakni KAMMI,” katanya.
Baca: Kelabuhi Mahasiswa, KAMMI Bikin Dauroh Catut Dawuh Mbah Hasyim Tanpa Konteks
Pengamat lain Sholihin menilai, perlu sedikit tegas mengungkap fakta agar masyarakat tidak mudah dipengaruhi dan dijebak oleh ikatan PKS. Sebab, bisa jadi di depan PKS halus dan memberi kesan positif, namun dibelakang justru bermain.
”Boleh jadi mereka sedang menarik anak panah yang setiap saat bisa diluncurkan sehingga tak dapat lagi ditangkal,” katanya.
Menurut Sholihin, masyarakat harus diberi penyadaran dan wawasan agar tidak mudah terprovokasi. ”Terutama fakultas-fakultas yang menjadi ajang doktrin mereka,” imbuhnya. [dutaislam.or.id/pin]