Foto: Istimewa |
Oleh Denny Siregar
Dutaislam.or.id - “Jika pihak PCNU kabupaten Garut tetap mengerahkan massa penolakan, maka kami lebih khawatir terjadinya pertumpahan darah antar sesama umat Islam antara massa yang pro dan massa yang kontra. Sehingga membuat situasi yang lebih tidak kondusif dari yang saudara khawatirkan”
Begitu isi surat yang beredar di grup whatsapp dengan memakai kop surat dari Laskar Pembela Islam.
Entah siapa laskar pembela Islam ini. Tapi jika melihat bahwa termasuk yang ditolak di Garut adalah Ahmad Shabri Lubis yang notabene adalah Ketua Umum FPI, maka tidak bisa disangsikan bahwa FPI-lah di belakang surat bernada ancaman itu.
Ahmad Shabri Lubis ini rencana akan berduet dengan Bachtiar Nasir dalam tabigh akbar Sabtu ini. Tabligh yang berjudul “Garut Bumi Islam” ini ditolak oleh NU karena dikhawatirkan akan membuat situasi di Garut menjadi panas dengan ceramah provokatifnya.
Penolakan di Garut ini adalah penolakan yang kesekian kali dari NU, sesudah sebelumnya Khalid Bassalamah di tolak di Surabaya dan Sidoarjo, dan barusan Felix Siaw ditolak di Bangil.
NU patut geram, karena mereka meyakini adanya penunggangan dalam acara-acara yang berbau “Islam” oleh kelompok ormas yag dilarang di Indonesia yaitu HTI. Bachtiar Nasir dan Felix Siaw dikenal sebagai pentolan HTI, dan mereka menunggangi kelompok ormas garis keras lain yaiu FPI.
Dalam catatan, jauh sebelum pemerintah mensahkan Perppu pembubaran ormas anti Pancasila, NU melalui organisasi kepemudaannya yaitu Ansor dan Banser, sudah berjibaku di daerah-daerah menolak kehadiran HTI. Mereka menghadang gerakan HTI yang ingin memperluas wilayahnya di beberapa daerah.
Yang menarik memang surat bernada ancaman itu yang dikeluarkan oleh Laskar Pembela Islam.
Seolah tantangan terbuka di keluarkan untuk NU, karena kelompok garis keras ini geram mereka dihadang dimana-mana oleh NU. Mereka sudah sulit meluaskan gerakan di berbagai wilayah karena harus berhadapan dengan pagar betis NU yang sangat kuat.
Sejak aksi 411 dan 212 yang dijadikan panggung besar oleh kelompok garis keras untuk menaikkan nama mereka, ada kekhawatiran besar bahwa ajaran radikal mulai diperluas skalanya.
Dan untuk itu NU yang terkenal dengan slogannya “Membela negara adalah sebagian dari iman”, mulai bergerak sebelum banyak orang terpengaruh bahwa Islam yag dibawa kelompok radikal inilah yang dianggap sebagai Islam yang benar.
Memang hanya NU yang pas dalam menghadang gerakan mereka. Karena jika pemerintah yang menghadang, kelompok garis keras ini akan memainkan propaganda bahwa pemerintah anti Islam. Dan ini jelas merepotkan.
Prediksi saya, tekanan demi tekanan dari NU kepada kelompok garis keras yang dibelakangnya ada HTI itu, ke depan akan mendapatkan tantangan keras. Dan kemungkinan ke depannya akan ada gesekan fisik yang meluas.
Tetapi memang sudah seharusnya begitu. Panggung kelompok radikal itu memang harus dipersempit, dengan menekan mereka ke sudut ruang sehingga mereka tidak bisa bergerak bebas.
Belajar dari Suriah, kelompok seperti inilah yang memulai pemberontakan dengan menggunakan nama “Islam” untuk melegalkan tujuannya yaitu menciptakan kerusuhan. Dan mereka mendapat simpati dari beberapa komunitas masyarakat yang terbuai dengan janji khilafah..
Mendekati pilpres 2019 ini kita akan melihat gesekan-gesekan yang semakin meruncing antara dua kelompok yang disebut Rizieq Shihab sebagai pertarungan dua kelompok Islam besar, yaitu fundamentalis dan tradisional.
Dan jika akhirnya mereka bergesekan, anda pilih berada di kelompok mana? Saya jelas, NU sajah ! [dutaislam.or.id/pin]
Dutaislam.or.id - “Jika pihak PCNU kabupaten Garut tetap mengerahkan massa penolakan, maka kami lebih khawatir terjadinya pertumpahan darah antar sesama umat Islam antara massa yang pro dan massa yang kontra. Sehingga membuat situasi yang lebih tidak kondusif dari yang saudara khawatirkan”
Begitu isi surat yang beredar di grup whatsapp dengan memakai kop surat dari Laskar Pembela Islam.
Entah siapa laskar pembela Islam ini. Tapi jika melihat bahwa termasuk yang ditolak di Garut adalah Ahmad Shabri Lubis yang notabene adalah Ketua Umum FPI, maka tidak bisa disangsikan bahwa FPI-lah di belakang surat bernada ancaman itu.
Ahmad Shabri Lubis ini rencana akan berduet dengan Bachtiar Nasir dalam tabigh akbar Sabtu ini. Tabligh yang berjudul “Garut Bumi Islam” ini ditolak oleh NU karena dikhawatirkan akan membuat situasi di Garut menjadi panas dengan ceramah provokatifnya.
Penolakan di Garut ini adalah penolakan yang kesekian kali dari NU, sesudah sebelumnya Khalid Bassalamah di tolak di Surabaya dan Sidoarjo, dan barusan Felix Siaw ditolak di Bangil.
NU patut geram, karena mereka meyakini adanya penunggangan dalam acara-acara yang berbau “Islam” oleh kelompok ormas yag dilarang di Indonesia yaitu HTI. Bachtiar Nasir dan Felix Siaw dikenal sebagai pentolan HTI, dan mereka menunggangi kelompok ormas garis keras lain yaiu FPI.
Dalam catatan, jauh sebelum pemerintah mensahkan Perppu pembubaran ormas anti Pancasila, NU melalui organisasi kepemudaannya yaitu Ansor dan Banser, sudah berjibaku di daerah-daerah menolak kehadiran HTI. Mereka menghadang gerakan HTI yang ingin memperluas wilayahnya di beberapa daerah.
Yang menarik memang surat bernada ancaman itu yang dikeluarkan oleh Laskar Pembela Islam.
Seolah tantangan terbuka di keluarkan untuk NU, karena kelompok garis keras ini geram mereka dihadang dimana-mana oleh NU. Mereka sudah sulit meluaskan gerakan di berbagai wilayah karena harus berhadapan dengan pagar betis NU yang sangat kuat.
Sejak aksi 411 dan 212 yang dijadikan panggung besar oleh kelompok garis keras untuk menaikkan nama mereka, ada kekhawatiran besar bahwa ajaran radikal mulai diperluas skalanya.
Dan untuk itu NU yang terkenal dengan slogannya “Membela negara adalah sebagian dari iman”, mulai bergerak sebelum banyak orang terpengaruh bahwa Islam yag dibawa kelompok radikal inilah yang dianggap sebagai Islam yang benar.
Memang hanya NU yang pas dalam menghadang gerakan mereka. Karena jika pemerintah yang menghadang, kelompok garis keras ini akan memainkan propaganda bahwa pemerintah anti Islam. Dan ini jelas merepotkan.
Prediksi saya, tekanan demi tekanan dari NU kepada kelompok garis keras yang dibelakangnya ada HTI itu, ke depan akan mendapatkan tantangan keras. Dan kemungkinan ke depannya akan ada gesekan fisik yang meluas.
Tetapi memang sudah seharusnya begitu. Panggung kelompok radikal itu memang harus dipersempit, dengan menekan mereka ke sudut ruang sehingga mereka tidak bisa bergerak bebas.
Belajar dari Suriah, kelompok seperti inilah yang memulai pemberontakan dengan menggunakan nama “Islam” untuk melegalkan tujuannya yaitu menciptakan kerusuhan. Dan mereka mendapat simpati dari beberapa komunitas masyarakat yang terbuai dengan janji khilafah..
Mendekati pilpres 2019 ini kita akan melihat gesekan-gesekan yang semakin meruncing antara dua kelompok yang disebut Rizieq Shihab sebagai pertarungan dua kelompok Islam besar, yaitu fundamentalis dan tradisional.
Dan jika akhirnya mereka bergesekan, anda pilih berada di kelompok mana? Saya jelas, NU sajah ! [dutaislam.or.id/pin]