Bendera Liwa Rayah berukuran raksasa ala Hizbut Tahrir diterbangkan melalui puluhan balon dalam acara Reuni Alumni 212 (02/12/2017). Foto: CNN Indonesia. |
Dutaislam.or.id - Aksi berjilid-jilid yang puncaknya disebut 212 tidak asing dipenglihatan kita atribut-atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selalu mewarnainya. Tadi pagi (02/12/2017) pada perayaan reuni 212, sebagaimana diberitakan media massa, atribut HTI kembali muncul.
Tak tanggung-tanggung, bendera berukuran cukup besar yang disebut Liwa Rayah itu diterbangkan pada acara reuni 212. Padahal pemerintah secara resmi sudah membubarkan HTI. Mengapa para eks HTI masih ngotot dan berani unjuk gigi di Indonesia?
Sumber Dutaislam.or.id Ayik Heriansyah mengatakan bahwa setelah HTI sukses mengadakan Konferensi Khilafah Internasional 2007, Muktamar Ulama Nasional 2009, dan lain-lain, pusat Hizbut Tahrir (HT) dunia dipindahkan dari London ke Jakarta.
"Server HT internasional dibawa ke Indonesia," ungkap Ayik di grup Dutaislam #01, Sabtu (02/12/2107) siang.
Ayik juga membeberkan bagaimana kucuran dana HT mengalir di Indonesia. Keterangannya, Infaq anggota HT seluruh dunia diatur oleh Amir HT. Infaq dari HT Inggris, Skandinavia, Amerika, Australia dan negara barat lainnya biasanya surplus karena mereka tidak banyak acara.
"Oleh Amir HT, infaq anggota HT seluruh dunia sering dikirim ke HTI sebab HTI banyak kegiatan. Subsidi silang," kata mantan ketua HTI Babel itu.
Menanggapi keterangan Ayik tersebut, anggota grup yang lain mempertanyakan kevalidtan informasi yang dibeberkan Ayik. "Valid infonya?," tanya Khoko.
"Ya valid dong. Saya dengar langsung dari DPP waktu kunjungan ke Babel," jelas Ayik.
Khoko kembali bertanya dengan meminta keterangan link website yang menjelaskannya. "Ada linknya mas?," tanya Khoko lagi.
Ayik kembali membeberkan bahwa itu tidak disebarkan ke publik, bahkan, anggota HTI saja tidak mengetahuinya. "Kalau information begitu untuk pengurus tingkat propinsi saja. Gak dipublis ke anggota apalagi untuk umum," jelasnya.
Anggota yang lain, Didi, menanyakan mengenai dampak dari pindahnya HT dunia ke Indonesia. "Akibat atau dampak yang terjadi kalo dipindahkan ke Indonesia apa kang ayik?," tanya Didi.
Ayik kembali menjelaskan bahwa Amir HT sangat berharap khilafah tegak di Indonesia. "Maklum di Arab susah," kata Ayik.
Lalu sipakah Amir HT itu? Pertanyaan ini keluar dari anggota grup yang lain, yaitu Atho. "Siapa kang amir HT sekarang? Dari negara mana?," tanyanya.
"Syaikh Atha Abu Rusytah orang Palestina," jawab Ayik.
Tahu kan.. mengapa mereka masih selalu unjuk gigi? Tentu kita juga berharap sikap tegas dari pemerintah dalam menangani organisasi terlarang ini. Semoga. [dutaislam.or.id/gg]
Tak tanggung-tanggung, bendera berukuran cukup besar yang disebut Liwa Rayah itu diterbangkan pada acara reuni 212. Padahal pemerintah secara resmi sudah membubarkan HTI. Mengapa para eks HTI masih ngotot dan berani unjuk gigi di Indonesia?
Sumber Dutaislam.or.id Ayik Heriansyah mengatakan bahwa setelah HTI sukses mengadakan Konferensi Khilafah Internasional 2007, Muktamar Ulama Nasional 2009, dan lain-lain, pusat Hizbut Tahrir (HT) dunia dipindahkan dari London ke Jakarta.
"Server HT internasional dibawa ke Indonesia," ungkap Ayik di grup Dutaislam #01, Sabtu (02/12/2107) siang.
Ayik juga membeberkan bagaimana kucuran dana HT mengalir di Indonesia. Keterangannya, Infaq anggota HT seluruh dunia diatur oleh Amir HT. Infaq dari HT Inggris, Skandinavia, Amerika, Australia dan negara barat lainnya biasanya surplus karena mereka tidak banyak acara.
"Oleh Amir HT, infaq anggota HT seluruh dunia sering dikirim ke HTI sebab HTI banyak kegiatan. Subsidi silang," kata mantan ketua HTI Babel itu.
Menanggapi keterangan Ayik tersebut, anggota grup yang lain mempertanyakan kevalidtan informasi yang dibeberkan Ayik. "Valid infonya?," tanya Khoko.
"Ya valid dong. Saya dengar langsung dari DPP waktu kunjungan ke Babel," jelas Ayik.
Khoko kembali bertanya dengan meminta keterangan link website yang menjelaskannya. "Ada linknya mas?," tanya Khoko lagi.
Ayik kembali membeberkan bahwa itu tidak disebarkan ke publik, bahkan, anggota HTI saja tidak mengetahuinya. "Kalau information begitu untuk pengurus tingkat propinsi saja. Gak dipublis ke anggota apalagi untuk umum," jelasnya.
Anggota yang lain, Didi, menanyakan mengenai dampak dari pindahnya HT dunia ke Indonesia. "Akibat atau dampak yang terjadi kalo dipindahkan ke Indonesia apa kang ayik?," tanya Didi.
Ayik kembali menjelaskan bahwa Amir HT sangat berharap khilafah tegak di Indonesia. "Maklum di Arab susah," kata Ayik.
Lalu sipakah Amir HT itu? Pertanyaan ini keluar dari anggota grup yang lain, yaitu Atho. "Siapa kang amir HT sekarang? Dari negara mana?," tanyanya.
"Syaikh Atha Abu Rusytah orang Palestina," jawab Ayik.
Tahu kan.. mengapa mereka masih selalu unjuk gigi? Tentu kita juga berharap sikap tegas dari pemerintah dalam menangani organisasi terlarang ini. Semoga. [dutaislam.or.id/gg]