Iklan

,

Iklan

Mantan Wahabi Ini Bongkar Cara Wahabi Menarik Pengikut

Duta Islam #03
21 Jan 2018, 16:50 WIB Ter-Updated 2024-08-27T05:59:54Z
Download Ngaji Gus Baha
Aryo Musthofa mengisi seminar nasional pada Muktamar Jatman XII 15-17 Januari 2018 di Pekalongan. Foto: Dutaislam.or.id

Dutaislam.or.id – Banyak cara yang dilakukan kaum Salafi Wahabi (Sawah) dalam mempengaruhi masyarakat untuk menjadi pengikutnya. Selain mengunakan dana, pendekatan-pendekatan agar orang bersimpati dan percaya kemudian mengikuti paham mereka juga dilakukan.

Kepada Dutaislam.or.id, salah satu mantan pengikut Wahabi Aryo Musthofa membongkar sejumlah cara yang dilakukan Wahabi untuk menarik pengikut.  

"Kalau ada orang yang sakit mereka wajib nengok pertama kali. Pertama mungkin dia sendiri, medoakan. Setelah itu sama istrinya, bawa sarung atau bawa gula. Targetnya pertama mereka dianggap baik. Bahkan kalau sampai ke rumah sakit, mereka akan berani nyetop angkot. Masalah uang belakangan, tidak urusan, mereka bisa nelpon (kelompoknya, Red) yang jadi DPR atau apa," ujar Aryo ketika ditemui disela-sela Muktamar Jatman Komisi F Matan di Gedung Pascasarjana IAIN Pekalongan, Rabu (17/01/2018) siang.

Wahabi akan selalu mencari majlis taklim atau acara-acara yang mereka anggap bid’ah dan  sesat. Termasuk acara-acara maulid. Tujuan mereka mencari kelemahan. Dan kelemahan itu dijadikan untuk menyerang.

"Kalau ada acara-acara maulid mereka juga hadir. Mereka mencari kelemahan. Digoreng sama mereka," katanya.

Aryo mengatakan, orang Wahabi yang menjadi pembicara publik biasanya sangat menerima kritik. Bahkan dia minta dikritik mengenai apa yang telah disampaikan. Dan orang yang mengkritik biasanya akan diberi hadiah. Ini berbeda dengan selain Wahabi. Termasuk pembicara publik (penceramah) dari nahdlyin misalnya. 

"Karena mereka punya maksud untuk kaderisasi. Mereka memiliki dakwah, istilahnya dakwah dengan hati. Intinya, mereka dakwahnya kebanyakan bil hal, menggunakan metode, nggak usah banyak bicara. Setiap kadernya dimuhasabah (dikontrol). Sudah tidak berjamaah berapa kali, sudah silaturrahim ke berapa orang," katanya.

Lebih lanjut Aryo menjelaskan, cara Wahabi mempengarugi orang sekenanya. Jika bisa dipengaruhi menggunakan fiqih maka fikih yang dipakai. Jika bisa dipengaruhi menggunakan aqidah maka akidah yang dipakai.

Di internal, kader wahabi memiliki bertingkat-tingkat dan berkelas-kelas. Semua tingkatan dikader dan ada panduannya khusus. Semuanya terkontrol. Maka jangan heran bila ada orang wahabi yang hanya baru sedikit tahu dalil namun mereka sudah berani berdakwah dengan dalil tersebut.

”Bagi kader internal, mereka ada metode tarbiyah. Kita akan ketawa (melihat), cuma bisa gini (sedikit dalil) mereka berani ngisi kajian. Mereka sudah dilatih. Kalau saya persentasi aqidahnya mereka paham. Karena sejak masuk sudah dikasih itu. Mereka tidak peduli dengan syariat dulu,” jelas Aryo.

Tujuan kelompok Wahabi adalah serupa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yakni khilafah ala minhajinnubuwwah, mengembalikan kekhalifahan sebagaimana "manhaj" Nabi Muhammad versi mereka. "Indonesia bagi mereka thagut," katanya. 

Aryo mengatakan, harus berhati-hati dalam hal dukungan politik. Karena mereka sebenarnya hanya mencari kesempatan. Target mereka di 2019 bukan kepemimpinan. Namun sejauh mana kebijakan mereka dipakai. Mengapa?

"Karena pemerintah bagi mereka sekarang adalah mulkan jabariah," jelas Aryo. [dutaislam.or.id/pin]

Iklan