Guru Besar Undip Professor Suteki. Foto: Istimewa |
Dutaislam.or.id – Guru Besar Undip Prof. Suteki, Sh, M. Hum akan disidang oleh Dewan Kehormatan Kode Etik Undip terkait dugaan mendukung HTI atau khilafah. Dia mengelak mendukung khilafah, sebagaimana disampaikan melalui akun Fecebooknya, Kamis (24/05/2018).
Dia mengatakan, bahwa segala yang menyangkut dukungan kepada khilafah yang disematkan kepadanya tidak benar. Suteki juga tak mengakui bahwa meme dan hastag terkait dukungan khilafah juga tidak benar. Ia berdalih bahwa bukan dirinya yang membuat.
“Assalamu'alaikum wr.wb. Saudaraku, untuk bahan persidangan di Dewan Kehormatan Kode Etik Undip, saya hendak menyatakan kepada publik FB bahwa meme yang dijadikan dasar dugaan terhadap saya sebagai anggota HTI sebagai berikut: (1) Meme ini dan sejenisnya bukanlah saya yang membuatnya. (2) Hastag atau tagar yang ada juga buka saya yang membuatnya. (3) Peng-upload meme ini di facebook bukanlah saya. Semoga keterangan ini dapat memperjelas posisi saya terkait dengan keanggotaan HTI. Saya hanyalah seorang muslim yang ingin menjadi orang beriman,” tulisnya disertai dengan gambar dirinya dengan Hastag #KhulafahAjaranIslam, #HTILayakMenang, dan #ReturnTheKhlafah.
Dia juga mengatakan, kehadirannya di PTUN pada sidang gugatan Pencabutan Badan Hukum HTI ialah sebagai ahli. Hal ini menurutnya tidak berarti bahwa dirinya HTI. Melainkan lebih pada karena kepakarannya.
“Sebagai dasar saya berargumen tentang negara hukum sebagai mana diatur dlm UUD 1945, maka saya tetap konsisten dengan UUD 1945 secara utuh yang berarti menyangkut Pancasila dan NKRI. Semoga Alloh memberkati kita semua untuk Indonesia yang lebih baik,” ujarnya dengan tagar #Berserahdirikepada Alloh.
Pembelaan Suteki mendapat banyak respon di media sosial. Baik secara langsung maupun tidak langsung ke akun media sosialnya. Ada yang kemudian menelusuri jejak digotal Suteki dan ditemukan bahwa Hastag yang tadinya tidak diakui ternyata memang pernag dilakukan olehnya.
Dukungan kepada HTI melalui Hastag tersebut ditulis oleh Suteki pada 6 Mei 2018 lalu. Bahkan dia menuduh orang orang yang tidak mendukung khilafah sebagi muslim abal-abal.
“Muslim sejati pasti merindukan khilafah tegak di muka bumi. Muslim abal-abal pasti membencinya. Benci tapi rindu?” tulis Suteki dengan Hastag #KhilafahAjaranislam dan #HTILayakMenang.
Di hari yang sama Suteki juga mengatakan:
“Seandainya rakyat dan meliter mendukung #GantiPersiden dan #Ganti Sistem, masihkah mereka mau berjanji: lebih baik pulang nama, dari pada gagal di medan laga?” tulisnya.
Jejak digital kadang-kadang memang kejam ya? [dutaislam.or.id/pin]
Dia mengatakan, bahwa segala yang menyangkut dukungan kepada khilafah yang disematkan kepadanya tidak benar. Suteki juga tak mengakui bahwa meme dan hastag terkait dukungan khilafah juga tidak benar. Ia berdalih bahwa bukan dirinya yang membuat.
“Assalamu'alaikum wr.wb. Saudaraku, untuk bahan persidangan di Dewan Kehormatan Kode Etik Undip, saya hendak menyatakan kepada publik FB bahwa meme yang dijadikan dasar dugaan terhadap saya sebagai anggota HTI sebagai berikut: (1) Meme ini dan sejenisnya bukanlah saya yang membuatnya. (2) Hastag atau tagar yang ada juga buka saya yang membuatnya. (3) Peng-upload meme ini di facebook bukanlah saya. Semoga keterangan ini dapat memperjelas posisi saya terkait dengan keanggotaan HTI. Saya hanyalah seorang muslim yang ingin menjadi orang beriman,” tulisnya disertai dengan gambar dirinya dengan Hastag #KhulafahAjaranIslam, #HTILayakMenang, dan #ReturnTheKhlafah.
Dia juga mengatakan, kehadirannya di PTUN pada sidang gugatan Pencabutan Badan Hukum HTI ialah sebagai ahli. Hal ini menurutnya tidak berarti bahwa dirinya HTI. Melainkan lebih pada karena kepakarannya.
“Sebagai dasar saya berargumen tentang negara hukum sebagai mana diatur dlm UUD 1945, maka saya tetap konsisten dengan UUD 1945 secara utuh yang berarti menyangkut Pancasila dan NKRI. Semoga Alloh memberkati kita semua untuk Indonesia yang lebih baik,” ujarnya dengan tagar #Berserahdirikepada Alloh.
Pembelaan Suteki mendapat banyak respon di media sosial. Baik secara langsung maupun tidak langsung ke akun media sosialnya. Ada yang kemudian menelusuri jejak digotal Suteki dan ditemukan bahwa Hastag yang tadinya tidak diakui ternyata memang pernag dilakukan olehnya.
Dukungan kepada HTI melalui Hastag tersebut ditulis oleh Suteki pada 6 Mei 2018 lalu. Bahkan dia menuduh orang orang yang tidak mendukung khilafah sebagi muslim abal-abal.
“Muslim sejati pasti merindukan khilafah tegak di muka bumi. Muslim abal-abal pasti membencinya. Benci tapi rindu?” tulis Suteki dengan Hastag #KhilafahAjaranislam dan #HTILayakMenang.
Di hari yang sama Suteki juga mengatakan:
“Seandainya rakyat dan meliter mendukung #GantiPersiden dan #Ganti Sistem, masihkah mereka mau berjanji: lebih baik pulang nama, dari pada gagal di medan laga?” tulisnya.
Jejak digital kadang-kadang memang kejam ya? [dutaislam.or.id/pin]