Iklan

Iklan

,

Iklan

Ini Penyebab Radikalisme di Sekolah Menurut Rais Syuriyah PWNU Jateng

Duta Islam #02
29 Mei 2018, 14:44 WIB Ter-Updated 2024-08-25T02:45:03Z
Download Ngaji Gus Baha
Ilustrasi pemuda pegang senjata. (Foto: Istimewa)

Dutaislam.or.id - Persoalan radikalisme di kalangan pemuda, akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah dunia pendidikan, dimana si pemuda menyerap pemahaman perihal nilai-nilai keagamaan.

Menurut Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh, jam pelajaran agama yang pendek di sekolah merupakan salah satu sebab penyemaian radikalisme. Sehingga kedalaman pemahaman dan perbedaan madzhab penafsiran yang beragam tidak disampaikan.

"Agama disampaikan melalui terjemahan al-Qur'an dan al-Hadits yang rigid, kaku dan sepotong-potong tanpa menyampaikan perbedaan mazhab penafsiran," kata Kiai Ubaidullah melalui akun twitternya, Senin (28/05/2018).

Menanggapi twit tersebut, akun @Jennifer_bogota sependapat dengan Kiai Ubaidullah. Ia mengatakan, tahun 90an di kampus-kampus negeri gairah ber-Islam justru lagi semarak. Namun menurutnya, yang mengajar justru orang yang masih minim pemahaman agamanya.

"Yang jadi murobbi banyak yang ngajinya grotal gratul maklum dari SD-SLTA di sekolah umum," ungkapnya.

Ahmad Sidiq, melalui akunnya @ahmadsidiq05 juga menyetujui pendapat Kiai Ubaidullah. Dengan begitu ia menilai bahwa pendidikan di madrasah pembelajaran agamanya lebih baik.

"Setidaknya nggih di madrasah lebih sae pelajaran agamanya lebih banyak dari pada ten negeri," tulis Sidiq. [dutaislam.or.id/gg]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha