Iklan

Iklan

,

Iklan

Konferwil NU Jateng 7 Juli 2018 Tidak Hanya Soal NU Dipimpin Siapa

14 Jun 2018, 23:25 WIB Ter-Updated 2024-08-25T00:10:53Z
Download Ngaji Gus Baha
Saat KH Maruf Amin di Gedung PCNU Jepara (Dok. www.nujepara.or.id) 

Dutaislam.or.id - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah akan menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) XV pada 7 Juli 2018 mendatang. Ketua panitia Najahan Musyafak menjelaskan, rapat tertinggi di level PWNU tersebut akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gubug, Grobogan.

"Konferwil merupakan forum pertanggungjawaban kepengurusan KH Ubaidullah Shodaqoh sebagai rais syuriyah dan KH Abu Hapsin selaku ketua tanfidziyah masa khidmat 2013-2018," kata Najahan.

Selain sebagai mekanisme formal, Konferwil dimaksudkan sebagai bagian dari refleksi, evaluasi serta ruang percakapan tentang strategistrategi NU ke depan. ”Tantangan kita semakin banyak. Baik dari sisi ideologis, ekonomis maupun konsolidasi internal yang harus terus dikuatkan,î katanya.

Dari sisi ideologis, yang terpampang jelas adalah kemunculan gerakan- gerakan radikal di beberapa tempat. Penguatan nilai Islam moderat harus terus dikampanyekan. ”Sebagai bagian dari elemen bangsa, warga NU memiliki tanggung jawab moral untuk bersamasama menebarkan Islam yang penuh damai dan kasih sayang,î kata staf pengajar Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu.

Ketika ditanya siapa yang akan diajukan menjadi Ketua Tanfidziyah ke depan, Najahan tidak bersedia menjawab. ”Semua diserahkan ke peserta konferensi. Mereka yang akan memilih,” katanya.

Sejumlah nama dianggap layak menjadi Ketua PWNU. Selain nama petahana KH Abu Hapsin, nama lain yaitu Najahan Musyafak, Ardja Imroni, Agus Sofwan Hadi (Ketua PW LP Maarif NU Jateng), Muzamil, KH Mukhlisin, KH Sholahuddin Masruri (pengasuh Ponpes Al- Hikmah 2 Sirampog Brebes) dan KH Hayatun (Gus Hayatun) Jepara.

Bursa Ketua PWNU Jateng

Adapun calon Rais Syuriyah PWNU selain petahana KH Ubaidulloh Shodaqoh yaitu KH M Hanif Muslih (pengasuh Ponpes Futuhiyyah Suburan Mranggen), KH Munif Zuhri (Girikusumo Demak) dan KH Aniq Muhammadun (Rois Syuriyah PCNU Pati). Najahan tidak bersedia berkomentar soal munculnya sejumlah nama tersebut.

Menurut dia, aspek ekonomi dan kemandirian saat ini menjadi sorotan pengurus. "Penguatan ekonomi warga NU menjadi agenda yang terus menerus diestafetkan. Potensi ke arah itu sejatinya sangatlah besar. Selain karena basisnya yang cukup kuat, kepengurusan di NU menjangkar hingga ke pengurusan ranting di level desa," katanya.

Ketua PWNU Jawa Tengah KH Abu Hapsin mengajak seluruh warga NU untuk bergandengan tangan mengawal dan membesarkan organisasi yang berdiri tahun 1926 ini. "Semangat khittah 1926 menjadi alas perjuangan kita. Itulah jiwa, spirit sekaligus motor penggerak psikis warga NU. Setiap pengurus harus menambatkan semangat ini dalam khidmatnya," terang Abu Hapsin.

Konferwil, tambah Abu, tidak melulu soal NU dipimpin siapa. Lebih dari itu, ajang ini adalah momentum konsolidasi organisasi di mana program yang baik dipertahankan dan apa yang masih kurang terus diperbaiki dan dicarikan solusi.

Abu berharap bahwa ke depan, dari periode ke periode, NU tetap istikamah sebagai motor penguatan nilai-nilai kebangsaan dan senantiasa menunjukkan keberpihakan kepada mereka yang lemah. [dutaislam.or.id/ab]

Source: Suaramerdeka.com

Iklan