Ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska), Jumat (27/07/2018). Foto: Istimewa. |
Dutaislam.or.id - Aksi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau pada Jumat pagi, (27/07/2018) yang menilai Rektor bertindak semena-mena karena ada dugaan Mars NU pada Apel Akbar UIN Suska, ditanggapi oleh Rektor UIN Suska, Prof Akhmad Mujahidin.
Mujahidin menjelaskan, kegiatan Apel Akbar dan UIN Suska Bersholawat merupakan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun Akademik 2018/2019.
Hal ini, kata Mujahidin, dimaksudkan untuk menyambut mahasiswa baru sebagai entitas penting civitas akademika agar mempunyai semangat keagamaan (religiusitas) yang tinggi, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta peka terhadap sosial kemasyarakatan.
"Agar mahasiswa mengenal budaya akademik, dunia kemahasiswaan, menjadi civitas akademika yang berpaham keagamaan yang moderat, mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi dan berkarakter," kata Mujahidin dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/07/2018).
Menanggapi adanya aksi demo terkait dugaan adanya Mars NU pada Apel Akbar, ternyata bukanlah Mars NU, melainkan Mars Mars Ya lal Wathon ciptaan Pahlawan Nasional KH. Wahab Chasbullah. Mujahidin menegaskan hal tersebut merupakan ikhtiar untuk memupuk rasa Nasionalisme.
"Terhadap adanya mahasiswa atau civitas akademika yang kurang setuju dengan model dan desain acara tersebut, termasuk dengan dinyanyikannya Mars Ya lal Wathon ciptaan Pahlawan Nasional KH. Wahab Chasbullah, kami sampaikan bahwa hal itu adalah sebagai ikhtiar memupuk rasa kecintaan mahasiswa baru terhadap tanah airnya, memupuk semangat nasionalisme dan patriotisme," tandasnya.
Mujahidin juga menilai, adanya anggapan bahwa Rektor UIN Suska Riau melakukan tindakan kekerasan kepada panitia dari unsur mahasiswa merupakan kesalahpahaman.
"Rektor dan segenap panitia dari unsur Dosen dan Tenaga Kependidikan melakukan pendampingan secara intensif, melakukan dialog dan mobilisasi agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan kondusif," jelasnya. [dutaislam.or.id/gg]
Mujahidin menjelaskan, kegiatan Apel Akbar dan UIN Suska Bersholawat merupakan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun Akademik 2018/2019.
Hal ini, kata Mujahidin, dimaksudkan untuk menyambut mahasiswa baru sebagai entitas penting civitas akademika agar mempunyai semangat keagamaan (religiusitas) yang tinggi, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta peka terhadap sosial kemasyarakatan.
"Agar mahasiswa mengenal budaya akademik, dunia kemahasiswaan, menjadi civitas akademika yang berpaham keagamaan yang moderat, mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi dan berkarakter," kata Mujahidin dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/07/2018).
Menanggapi adanya aksi demo terkait dugaan adanya Mars NU pada Apel Akbar, ternyata bukanlah Mars NU, melainkan Mars Mars Ya lal Wathon ciptaan Pahlawan Nasional KH. Wahab Chasbullah. Mujahidin menegaskan hal tersebut merupakan ikhtiar untuk memupuk rasa Nasionalisme.
"Terhadap adanya mahasiswa atau civitas akademika yang kurang setuju dengan model dan desain acara tersebut, termasuk dengan dinyanyikannya Mars Ya lal Wathon ciptaan Pahlawan Nasional KH. Wahab Chasbullah, kami sampaikan bahwa hal itu adalah sebagai ikhtiar memupuk rasa kecintaan mahasiswa baru terhadap tanah airnya, memupuk semangat nasionalisme dan patriotisme," tandasnya.
Mujahidin juga menilai, adanya anggapan bahwa Rektor UIN Suska Riau melakukan tindakan kekerasan kepada panitia dari unsur mahasiswa merupakan kesalahpahaman.
"Rektor dan segenap panitia dari unsur Dosen dan Tenaga Kependidikan melakukan pendampingan secara intensif, melakukan dialog dan mobilisasi agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan kondusif," jelasnya. [dutaislam.or.id/gg]