Buku KH. Sholeh Darat Al-Samaroni. |
Oleh Dwi Oktaviani Kurniawati
Dutaislam.or.id - Sejarah kebangkitan ulama Nusantara abad 19-20 tidak dapat dilepaskan dari Kiai Sholeh Darat al-Samarani. Melalui bimbingannya, lahirlah tokoh dari berbagai kalangan, ulama dan nasional seperti Kiai Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), Kiai Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Syaikh Mahfudz al-Termasi (pengajar di Masjidil Haram), Syaikh Umar ibn Sholeh al-Samarani (pengajar di Masjidil Haram), dan raden Ajeng Kartini (tokoh emansipasi wanita).
Semenjak berkiprah di Haramain, sebagai pengajar di Masjidil Haram, Kiai Sholeh Darat al-Samarani semakin meroket namanya. Ia akrab dengan penguasa Hijaz dan akâbir al-ulama al-haramain (pembesar ulama Makkah dan Madinah).
Karena posisinya yang digandrungi penguasa dan ulama Haramain, ia diminta untuk bertempat tinggal dan mengabdikan diri hingga akhir hayatnya. Melihat kondisi Nusantara yang masih membutuhkan banyak figur ulama, untuk mengentaskan pribumi dari kungkuman kebodohan sehingga menjadi makanan empuk oleh penjajah supaya terus dijajah, terbesitlah dalam diri Kiai Hadi Girikusumo untuk mengajaknya pulang ke Nusantara, Jawa Tengah.
Karena sudah terikat kontrak dengan penguasa Hijaz, akhirnya ia terkena denda jika ingin meninggalkan tugasnya sebagai seorang pengajar di Masjidil Haram. Ketika sudah berkiprah di Nusantara, Kiai Sholeh Darat al-Samarani tidak langsung mendirikan sebuah pesantren sebagai media dakwahnya.
Baca: Jual Kitab Karya KH. Sholeh Darat Lengkap (Harga Paket Murah)
Baca: Jual Kitab Karya KH. Sholeh Darat Lengkap (Harga Paket Murah)
Terlebih dahulu ia mengabdikan diri sebagai guru bantu di Pesantren Salatiyang, Purworejo, Jawa Tengah yang diasuh oleh kiai Muhammad Alim. Ia mendirikan pesantren sendiri setelah berkiprah di darat, usai diambil menantu Kiai Murtadlo al-Samarani.
Kehadiran Kiai Sholeh Darat al-Samarani beserta pesantrennya menjadi magnet kuat bagi thalabah Nusantara, khususnya pulau Jawa untuk bertafaqquh fiddin. Murid-muridnya berdatangan, bukan hanya dari kalangan rakyat jelata, namun kaum bangsawan atau priyayi juga berduyun-duyun mendatangi majlis yang diselenggarakannya.
Mereka mendapat oase di tengah padang pasir dari setiap butiran keilmuan yang disampaikan olehnya yang kental dengan dunia tasawuf, membuat hati menjadi bening dalam menapaki jalan menuju makrifat kepada Allah.
Judul Buku: KH. Muhammad Sholeh Darat al-Samarani; Maha Guru Ulama Nusantara
Penulis: Amirul Ulum
Penerbit: CV. Global Press
Kategori: Sejarah Ulama Nusantara
Tebal: xxx+ 254 Halaman
Cetakan I : Oktober 2016
Cetakan I : Oktober 2016
Ukuran: 13,5×20,5
Harga: Rp. 70.000,- (belum ongkos kirim)
Nomor Pemesanan: Klik Link langsung WA (Dikirim Semarang. Stok terbatas)
Harga: Rp. 70.000,- (belum ongkos kirim)
Nomor Pemesanan: Klik Link langsung WA (Dikirim Semarang. Stok terbatas)
Kiai Sholeh Darat al-Samarani dikenal sebagai seorang sufi, ahli rabbani (ahli ketuhanan), dan mempunyai banyak karomah. Karena kentalnya dunia tasawuf yang digelutinya, maka tidak mengherankan jika ia dijuluki sebagai Imam al-Ghazali al-Shagir (Imam al-Ghazali kecil) dari Nusantara.
Buku karya Amirul Ulum ini telah mengupas rekam jejak Kiai Sholeh Darat al-Samarani dengan pembahasan lain dari yang lain dari kebanyakan buku-buku yang ada. Ia menyajikan ulasan pengaruh Kiai Sholeh Darat al-Samarani dari Nusantara hingga mengglobal (jaringan local dan global), kajian karya tulisnya, dan mengupas tentang sanad Fiqih Syafiiyah yang diriwayatkan darinya.
Banyak hal baru yang ditampilkan oleh penulis sehingga, boleh dikata buku ini merupakan buku bertuliskan latin yang paling lengkap dalam membahas tentang Kiai Sholeh Darat al-Samarani. [dutaislam.or.id/ab]
Dwi Oktaviani Kurniawati,
peminat Kajian Sejarah Ulama Nusantara