Iklan

Iklan

,

Iklan

20 Kalam Indah Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliky

Duta Islam #03
7 Jan 2018, 20:25 WIB Ter-Updated 2024-08-07T16:08:23Z
Download Ngaji Gus Baha
Foto: Istimewa
Dutaislam.or.id - Abuya Prof. DR. Al Muhaddith As-Sayyid Muhammad bin Alawi al Malikiy al Hasaniy Rushoifah - Makkah Al Mukarramah memiliki banyak nasehat yang luar biasa lagi bijaksana. Kalau kita renungkan nasehat-nasehatnya mengandung muatan ilmu yang bisa kita jadikan pegangan dalam dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah 20 kalam  Sayyid Muhammad:

1. Siapa saja yang memiliki kitab wiridku, berarti ia telah mendapatkan ijazah (izin untuk mengamalkannya). Ijazah itu bukan dariku, tetapi langsung dari para pengarang wirid-wirid tersebut.

2. Seharusnya seorang santri mempunyai bacaan wirid untuk menjaga dirinya dari kesesatan.

3. Seharusnya seorang santri banyak beribadah, dengan tujuan menjaganya dari perbuatan maksiat dan untuk memperkuat hafalannya.

4. Kunci segala rahasia bersumber pada bacaan shalawat kepada Rasulullah ShalAllahu 'Alaihi Wasallama.

5. Jadikanlah Shalawat kepada Rasulullah ShalAllahu 'Alaihi Wasallama. senantiasa berada diantara dirimu dan munajatmu.

6. Ketika kita memuji atau menyebut keutamaan seseorang, bukan berarti kita juga merendahkan pihak lain (yang tidak disebut).

7. Tidak meremehkan santri, kecuali orang bodoh.

8. Sikap patuh dan rendah hati yang dibarengi dengan sedikit ilmu itu lebih baik, dari pada sifat licik dan sombong yang dibarengi dengan banyaknya ilmu.

9. Aku senang kepada santri yang berani, tetapi sopan.

10. Orang alim tidak cukup dengan ilmunya saja, tetapi ia harus meiliki sifat bijaksana.

11. Orang alim tidak cukup dengn ilmunya saja, tetapi ia harus memiliki akhlak yang baik.

12. Orang alim harus memiliki dada yang lapang.

13. Orang yang memiliki cakrawala ilmu yang luas, akan sedikit protes kepada orang lain.

14. Akhlak lebih di dahulukan daripada ilmu.

15. Aku terlebih dahulu mengajarkan akhlak dan moral, sebelum aku mengajarkan ilmu dan kitab.

16. Ilmu masih bisa dicari, tetapi tidak demikian dengan khidmah (pengabdian).

17. Amar makruf dan nahi munkar harus dilakukkan dengan sikap bijak, lembut, dan bertahap.

18. Hendaknya tujuanmu adalah menyebarkan ilmu, bukan malah mengalihkan perhatian banyak orang kepada dirimu.

19. Sebarkanlah ilmu tanpa harus memperdulikan apakah mereka menerimamu atau berpaling darimu.

20. Ilmu tidak akan berkumpul dengan sifat sombong di dalam satu dada.

Demikian, semoga menjadi renungan [dutaislam.or.id/ed/pin]

Iklan