 |
| KH Abdul Muid Shohib (Foto: Dutaislam.or.id) |
Dutaislam.or.id - Terkait munculnya pemberitaan seputar peluang Mahfud MD menjadi cawapres Jokowi, KH Abdul Muid Shohib menyampaikan klarifikasinya. "Saya tidak pernah memberikan pernyataan yang merendahkan tokoh lain selain Cak Imin," ujarnya, Kamis (12/07/2018).
Pria yang akrab disapa Gus Muid ini melanjutkan, "sebagai kader PKB, tentu saya akan menyampaikan keunggulan Ketua Umum kami tanpa harus merendahkan yang lain. Itu akhlak santri," papar Gus Muid.
Gus Muid juga membantah bahwa dirinya juga menyampaikan sikap atas nama Pondok Pesantren Lirboyo, terlebih atas nama kiai se Jawa Timur. Ia mengakui memang dihubungi oleh seseorang yang mengaku wartawan dari salah satu media nasional, namun pemberitaan yang berkembang sudah tidak sesuai dengan pernyataan aslinya.
Gus Muid menduga ada framing yang sengaja dibuat dan meminjam lisan saya untuk menjustifikasi kepentingan pihak tertentu. "Saya tidak tahu bagaimana tiba-tiba pernyataan saya beredar begitu rupa. Terlebih seakan-akan seperti saya membuat rilis. Ini tidak pernah terjadi, dan sangat merugikan bagi saya pribadi maupun partai. Karena bukan seperti itu cara berpolitik santri," jelas Gus Muid.
Ia berharap iklim kontestasi politik 2019 bisa berlangsung dengan sehat dan tidak gaduh. Menurutnya, persaingan secara elegan akan memberikan pelajaran dan teladan bagi rakyat.
Mengenai pemberitaan yang sudah beredar, Gus Muid meminta media untuk dapat secara langsung mendapatkan konfirmasi langsung dari narasumber. "Terlebih pernyataan yang sensitif. Saya yakin media punya cara dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik," harap Gus Muid.
"Saya hanya santri yang biasa diajarkan oleh para guru saya untuk berpolitik secara santun," pungkas kiai muda yang kini menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kota Kediri. [dutaislam.or.id/ab]
Pria yang akrab disapa Gus Muid ini melanjutkan, "sebagai kader PKB, tentu saya akan menyampaikan keunggulan Ketua Umum kami tanpa harus merendahkan yang lain. Itu akhlak santri," papar Gus Muid.
Gus Muid juga membantah bahwa dirinya juga menyampaikan sikap atas nama Pondok Pesantren Lirboyo, terlebih atas nama kiai se Jawa Timur. Ia mengakui memang dihubungi oleh seseorang yang mengaku wartawan dari salah satu media nasional, namun pemberitaan yang berkembang sudah tidak sesuai dengan pernyataan aslinya.
Gus Muid menduga ada framing yang sengaja dibuat dan meminjam lisan saya untuk menjustifikasi kepentingan pihak tertentu. "Saya tidak tahu bagaimana tiba-tiba pernyataan saya beredar begitu rupa. Terlebih seakan-akan seperti saya membuat rilis. Ini tidak pernah terjadi, dan sangat merugikan bagi saya pribadi maupun partai. Karena bukan seperti itu cara berpolitik santri," jelas Gus Muid.
Ia berharap iklim kontestasi politik 2019 bisa berlangsung dengan sehat dan tidak gaduh. Menurutnya, persaingan secara elegan akan memberikan pelajaran dan teladan bagi rakyat.
Mengenai pemberitaan yang sudah beredar, Gus Muid meminta media untuk dapat secara langsung mendapatkan konfirmasi langsung dari narasumber. "Terlebih pernyataan yang sensitif. Saya yakin media punya cara dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik," harap Gus Muid.
"Saya hanya santri yang biasa diajarkan oleh para guru saya untuk berpolitik secara santun," pungkas kiai muda yang kini menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kota Kediri. [dutaislam.or.id/ab]
