Iklan

Iklan

,

Iklan

Marka Bangsa, Kelompok Kritis Galak dari Jepara

29 Nov 2018, 04:45 WIB Ter-Updated 2024-08-10T07:22:40Z
Download Ngaji Gus Baha
Diskusi Marka Bangsa di Jepara, Rabu (28/11/2018) malam. 

Dutaislam.or.id - Kajian kritik pemikiran yang selama ini hampir tidak disentuh, bahkan justru dijauhi, mencoba dikembalikan oleh Lembaga Kajian Pemikiran dan Advokasi yang menamakan diri dengan Marka Bangsa. Selain kajian pemikiran dan tokoh, Marka Bangsa juga melakukan kajian strategis yang nantinya bisa dijadikan landasan advokasi.

"Marka Bangsa sebetulnya sudah dicetuskan sebagai nama komunitas sejak tahun 2014 lalu. Dinamakan Marka Bangsa mengingat situasi sekarang sudah mulai terasa adanya perang identitas dan ideologi yang makin semrawut berkembangnya di dunia maya, sehingga batas kehidupan kita sebagai bangsa (marka bangsa) kian kabur atau sengaja dikaburkan," ujar Arif Rohman Hakim, Ketua Marka Bangsa, Rabu (28/11/2018) malam usai diskusi rutin kedelapan bertema "Pemikiran Soekarno - Hatta" dan "Pramodya Ananta Toer".

Sejak 2014, politik identitas dan ideologi makin murah dijadikan barang dagangan politik praktis. Orang mudah terbawa arus informasi karena mereka, kata Arif, tidak memahami langkah dan sejarah bangsa hingga bisa eksis sampai sekarang.

"Kami sengaja menggelar diskusi rutin tiap malam Kamis meski tidak ada isu yang perlu dikawal terkait apapun. Apalagi ketika kita sedang mengawal isu, diskusi makin galak. Tanpa kajian pemikiran, refleksi kita terhadap kasus, misal demo 212 yang berjilid-jilid pada 2016 lalu, akan dianggap sebagai isu agama. Padahal, kini sudah terbukti bahwa isu itu hanya politik yang menggunakan nama agama," terang Arif kepada Dutaislam.or.id yang saat itu mengikuti diskusi.

Sejak 14 Oktober 2018, Marka Bangsa sudah menggelar diskusi rutin dengan tema perdana "Indonesia di Awal Zaman Bergerak". Menurut Arif, sejarah harus direfleksikan kembali agar menemukan apinya. Orang-orang yang suka membuat onar dimana-mana rata-rata tidak paham sejarah. "Sejarah baginya adalah kumpulan memori yang dianggap usang. Padahal, dalam sejarah ada hikmah dan kebijaksanaan," lanjut Arif.

Selain sejarah, Marka Bangsa juga mendiskusikan tema-tema menarik dengan bahan bacaan PDF yang dapat diunduh gratis, antara lain: Kultur Budaya Pop, Semiotika dan Mitologi, Hermeneutika, Islam Nusantara, Urban Sufi, Sirah Nabawiyah, Literasi Digital dan Proxy War, Orientalisme, Perda Syariah, dan tema-tema lain berbasis kebangsaan, kenusantaraan serta analisa pemikiran lainnya.

Baca: Radikalisme Konsep Hijrah

Anda yang ingin bergabung mengikuti diskusi kritis Marka Bangsa, silakan japri WhatsApp ketuanya di bawah ini. Khusus wilayah Jepara dulu. Adapun tema, bisa disimak dengan seksama. Di bawah ini. Diskusi digelar tiap malam Kamis. Soal lokasi, selalu berpindah-pindah karena belum ada kantor tetap. [dutaislam.or.id/ab]



Iklan