Asbabun nuzul Surat al- Baqarah ayat 186 berkaitan dengan kisah orang Badui yang bertanya kepada Rasulullah tentang Allah SWT. Orang Badui tersebut ingin mengetahui seberapa dekat Allah dengan hamba-Nya.
Dutaislam.or.id - Imam Ibnu jauzi dalam kitab tafsirnya, menyebutkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai asbabun nuzul Surat al-Baqarah ayat 186. Beliau menyatakan ada lima 5 peristiwa yang menjadi asbabun nuzul Surat al-Baqarah: 186.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. al-Baqarah: 186).
Lima peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Surat al-Baqarah ayat 186 sebagai berikut:
Peristiwa pertama adalah kisah orang Badui yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu, orang Badui menanyakan perihal apakah Allah SWT dekat dengan hamba-Nya, hingga cukup bermunajat saat berkomunikasi dengan-Nya, atau justru sebaliknya sehingga menyeruNya?.
Peristiwa kedua berkaitan dengan orang Yahudi yang bertanya kepada Rasulullah. Mereka menanyakan tentang bagaimana Tuhan mendengar doa hamba-Nya. Padahal, jarak antara manusia dan langit sekitar 500 perjalanan jauhnya.
Peristiwa ketiga berkenaan dengan pertanyaan sahabat Rasulullah. Mereka bertanya tentang waktu yang paling diijabah sebuah doa. Pada waktu itu, para sahabat meminta Rasulullah untuk menjelaskan waktu yang paling disukai Allah untuk kita berdoa dengan doa kami.
Peristiwa keempat berkaitan dengan pertanyaan para sahabat Rasulullah. Merekan bertanya tentang keberadaan Allah SWT. Kemudian, turunlah Surat al-Baqarah ayat 186.
Peristiwa kelima berkenaan dengan kisah sahabat nabi yang melakukan hubungan suami istri dan makan setelah bangun tidur. Pada awal-awal diwajibkannya puasa, ada larangan makan dan berhungan badan setelah bangun tidur.
Sahabat yang melakukan hal tersebut, mereka merasa bersalah telah melanggar perintah agama. Akhirnya, mereka bertanya kepada nabi tentang bagaiamana cara bertaubat atas apa yang telah diperbuatnya. Lalu turunlah Surat al-Baqarah ayat 186.
Kandungan Surat al-Baqarah: 186
Imam al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan makna dari Surat al-Baqarah: 186, bahwa seorang hamba dapat dekat dengan Tuhannya berlandaskan ilmu. Dengan ilmu, ia bisa mengenal tuhannya dengan baik.
وقال الضحاك : سأل بعض الصحابة النبي صلى الله عليه وسلم فقالوا أقريب ربنا فنناجيه أم بعيد فنناديه فأنزل الله تعالى : " وإذا سألك عبادي عني فإني قريب "وفيه إضمار كأنه قال فقل لهم إني قريب منهم بالعلم لا يخفى علي شيء
“Di dalam ayat ini ada yang tersirat, seakan-akan Allah berkata: Maka katakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya Aku adalah dekat dengan mereka dengan ilmu, tidak ada satupun yang tersembunyi.
Pernyataan di atas sebagaimana tersurat dalam Surat Qaf ayat 16:
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (Qaf 50:16)”
Sedangkan menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, memaparkan bahwa Surat al-Baqarah ayat 185 seperti firman Allah SWT Surat al-Nahl: 128.
إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (QS. al-Nahl:128).
Surat al-Baqarah ayat 186 juga senada dengan firman Allah Surat Thaha: 46.
إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى
sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat (Thaha 20:46),
والمراد من هذا : أنه تعالى لا يخيب دعاء داع ، ولا يشغله عنه شيء ، بل هو سميع الدعاء . وفيه ترغيب في الدعاء ، وأنه لا يضيع لديه تعالى
Maksud dari Surat al-Baqarah ayat 186 adalah Allah SWT tidak akan mengecewakan orang yang bedoa dan tidak ada satupun yang yang menyibukanNya (mengabaikan doa). Bahkan, Allah SWT adalah maha mendengarkan doa. Surat al-Baqarah: 186 mendorong seorang hamba untuk giat berdoa dan mengisyarakatkan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan doa. [dutaislam.or.id/in]
Artikel dutaislam.or.id
Demikian penjelasan Asbabun nuzul Surat al-Baqarah ayat 186. Adapun Asbabun Nuzul Surat Ali Imran, Perjumpaan Rasulullah dengan Kaum Najran, silahkan baca di artikel berikutnya.