Empat belas abad yang lalu (750 M- 1258 M), Islam pernah mengalami masa keemasan. Di mana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat di dunia Islam. Kajian tentang keislaman dari berbagai literatur dikembangkan oleh pemikir-pemikir muslim saat itu.
Dutaislam.or.id - Dalam perkembangannya studi ilmu keislaman mengalami reduksi. Hal itu terlihat dengan ketertarikan manusia dalam mempelajari ilmu-ilmu Barat yang menggunakan metode ilmiah dibanding dengan ilmu-ilmu Islam yang cenderung hanya membicarakan aspek teologis semata. Sehingga, terjadilah sekularisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Padahal dalam sejarah Islam, ilmu-ilmu Islam telah mengalami demistifikasi1. Sejak 1400 tahun yang lalu, Islam telah menjelaskan tentang nilai-nilai kemanusiaan di dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai tersebut terimplementasikan dalam ajaran Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi sebelumnya.
Perjuangan untuk memanusiakan manusia menjadi tugas dan tanggungjawab para nabi dan rasul Allah swt. Mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, misi kemanusian menjadi ajaran utama beliau diutus sebagai nabi dan rasul terakhir di bumi ini.
Dalam konteks keindonesiaan dengan sejarahnya yang panjang di bawah penjajahan, juga mengalami dikotomi antara pengetahuan agama dengan pengetahuan umum. Hal itu yang melahirkan pendidikan yang berbau sekuler, bahkan melakukan pemisahan antara hukum normatif agama dengan realitas dunia saat ini.
Dampak dari semua itu adalah terjadinya dehumanisasi dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Pendidikan hanya berhenti pada tataran transfer knowledge, bukan pada tatanan penyadaran.
Al-Qur’an sebagai pedoman dasar bagi umat sekaligus sebagai landasan pendidikan, sesungguhnya melakukan perpaduan antara realitas dunia yang berbau empirisme, rasionalisme dengan hukum normatif agama (wahyu). Integrasi keilmuan bagi umat Islam merupakan keniscayaan untuk dapat melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi dan penghambaan diri kepada Allah, agar hidup bahagia dan selamat di dunia dan di akhirat kelak.
Al-Qur’an memproyeksikan umat Islam sebagai khaira ummah (umat terbaik) dari umat-umat yang lain. Ada tiga faktor yang menjadi modal utama umat Islam mendapatkan label khiara ummah. Yakni, amar ma'ruf, nahi mungkar dan iman kepada Allah. Al-Quran mengabadikan hal tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 110.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali Imran: 110).
Upaya mewujudkan umat Islam sebagai khaira ummah seperti diidealkan oleh Al-Qur’an tidak diperoleh begitu saja, tetapi memerlukan perjuangan secara serius oleh seluruh umat Islam. Dalam hal ini pendidikan Islam menjadi urgen untuk mewujudkan umat Islam sebagai khaira ummah.
Ayat di atas sangat jelas tawaran pendidikan yang ditawarkan oleh Al-Qur’an. Pendidikan yang menekankan tentang memanusiakan manusia. Sebab, pada hakikatnya beragama muaranya adalah untuk kemanusiaan.[dutaislam.or.id/in]
Artikel dutaislam.or.id
Demikian penjelasan Format Pendidikan Islam Menurut Al-Quran. Adapun Asbabun Nuzul Surat Luqman Ayat 14, Perjuangan Seorang Ibu, silahkan baca di artikel berikutnya.
Dutaislam.or.id - Dalam perkembangannya studi ilmu keislaman mengalami reduksi. Hal itu terlihat dengan ketertarikan manusia dalam mempelajari ilmu-ilmu Barat yang menggunakan metode ilmiah dibanding dengan ilmu-ilmu Islam yang cenderung hanya membicarakan aspek teologis semata. Sehingga, terjadilah sekularisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Padahal dalam sejarah Islam, ilmu-ilmu Islam telah mengalami demistifikasi1. Sejak 1400 tahun yang lalu, Islam telah menjelaskan tentang nilai-nilai kemanusiaan di dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai tersebut terimplementasikan dalam ajaran Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi sebelumnya.
Perjuangan untuk memanusiakan manusia menjadi tugas dan tanggungjawab para nabi dan rasul Allah swt. Mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, misi kemanusian menjadi ajaran utama beliau diutus sebagai nabi dan rasul terakhir di bumi ini.
Dalam konteks keindonesiaan dengan sejarahnya yang panjang di bawah penjajahan, juga mengalami dikotomi antara pengetahuan agama dengan pengetahuan umum. Hal itu yang melahirkan pendidikan yang berbau sekuler, bahkan melakukan pemisahan antara hukum normatif agama dengan realitas dunia saat ini.
Dampak dari semua itu adalah terjadinya dehumanisasi dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Pendidikan hanya berhenti pada tataran transfer knowledge, bukan pada tatanan penyadaran.
Al-Qur’an sebagai pedoman dasar bagi umat sekaligus sebagai landasan pendidikan, sesungguhnya melakukan perpaduan antara realitas dunia yang berbau empirisme, rasionalisme dengan hukum normatif agama (wahyu). Integrasi keilmuan bagi umat Islam merupakan keniscayaan untuk dapat melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi dan penghambaan diri kepada Allah, agar hidup bahagia dan selamat di dunia dan di akhirat kelak.
Al-Qur’an memproyeksikan umat Islam sebagai khaira ummah (umat terbaik) dari umat-umat yang lain. Ada tiga faktor yang menjadi modal utama umat Islam mendapatkan label khiara ummah. Yakni, amar ma'ruf, nahi mungkar dan iman kepada Allah. Al-Quran mengabadikan hal tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 110.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali Imran: 110).
Upaya mewujudkan umat Islam sebagai khaira ummah seperti diidealkan oleh Al-Qur’an tidak diperoleh begitu saja, tetapi memerlukan perjuangan secara serius oleh seluruh umat Islam. Dalam hal ini pendidikan Islam menjadi urgen untuk mewujudkan umat Islam sebagai khaira ummah.
Ayat di atas sangat jelas tawaran pendidikan yang ditawarkan oleh Al-Qur’an. Pendidikan yang menekankan tentang memanusiakan manusia. Sebab, pada hakikatnya beragama muaranya adalah untuk kemanusiaan.[dutaislam.or.id/in]
Artikel dutaislam.or.id
Demikian penjelasan Format Pendidikan Islam Menurut Al-Quran. Adapun Asbabun Nuzul Surat Luqman Ayat 14, Perjuangan Seorang Ibu, silahkan baca di artikel berikutnya.