Iklan

Iklan

,

Iklan

Parah, Din Syamsuddin Tak Bisa Bedakan Antara Sistem Khilafah dengan Khalifah

Duta Islam #02
30 Mar 2019, 22:12 WIB Ter-Updated 2024-08-23T02:06:47Z
Download Ngaji Gus Baha
Imbuan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Din Syamsuddin dalam pamflet yang beredar.

Dutaislam.or.id - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Din Syamsuddin dalam imbuannya yang beredar menyatakan bahwa khilafah disebut dalam al-Qur'an adalah ajaran Islam yang mulia.

Din kemudian menyebut, bahwa mempertentangkan Khilafah dengan Pancasila identik dengan mempertentangkan Negara Islam dengan Negara Pancasila. Lebih lanjut, ia mengatakan, mempertentangkan keduanya merupakan upaya membuka luka lama dan menyinggung perasaan umat Islam.

Hal tersebut tertuang dalam poin kedua dan ketiga pernyataan Din. Berikut poin-poin selengkapnya:


Mengetahui pernyataan Din tersebut, Rois Syuriah PCI NU Australia-New Zealand, Prof Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) mengoreksi kesalahan Din.

"Pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini keliru krn tidak bisa membedakan antara sistem khilafah dg khalifah," tulis Gus Nadir melaui akun twitternya @na_dirs, Sabtu (30/03/2019) dengan melampirkan pernyataan Din Syamsuddin sebagaimana pamflet di atas.

Bahkan, Gus Nadir juga menegaskan, poin kedua pernyataan Din amat fatal kelirunya. "Tidak ada satupun ayat Qur’an yg menggunakan istilah Khilafah. Yg ada itu soal Khalifah," tandasnya.

"MUI gagal paham bedakan keduanya. Parah!," imbuh Gus Nadir. [dutaislam.or.id/gg]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha