Ilustrasi gambar malam nisfu Syaban |
Dutaislam.or.id - Nisfu Sya'ban apakah ada dalilnya? Jika Anda bertanya begitu, maka, buku ini layak Anda baca. Ditulis KH. Ma'ruf Khozin setebal 37 halaman. Nisfu Sya'ban 2019 jatuh pada tanggal 20/21 April 2019.
Di dalamnya, Anda akan menemukan jawaban, apakah nisfu sya'ban bid'ah atau tidak. Barangkali, buku ini bisa disebut sebagai buku saku tentang dalil nisfu Sya'ban aswaja (ahlussunnah waljama'ah).
Bahkan Kiai Ma'ruf Khozin juga menyitir pendapat Ibnul Qayyim, murid Ibnu Taimiyah tentang keutamaan bulan Sya'ban. Ibnul Qayyim senang bila melakukan puasa sebagai amalan di bulan Sya'ban pertengahan.
Syaikh Albani yang biasa dijadikan rujukan oleh kalangan salafi wahabi juga melontarkan fatwa shahih hadits tentang fadillah nisfu Sya'ban dalam tahqiq-nya untuk kitab Jamiush Shaghir di halaman 273 jilid 2. (Baca buku ini halaman 15).
Pada Bab II buku ini, Anda juga disajikan keshahihan dalil amalan nisfu Sya'ban yang diriwayatkan oleh sahabat Mu'adz bin Jabal. (Bacalah halaman 12).
Lebih dari itu, dalam Bab III, penulis buku juga menyertakan sejarah malam nisfu Sya'ban yang diulas cukup singkat tapi padat berisi.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waqidi, para sahabat sudah mengetahui sejak lama tentang keagungan malam nisfu Sya'ban. Namun, nisfu Sya'ban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabi'in di negeri Syam, seperti Luqman bin Amir dan Makhul.
Nisfu Sya'ban harus ngapain? Menjawab hal itu, para sahabat dulu lebih mengutamakan jihad. Sibuk dengan perang sehingga amaliyah nisfu Sya'ban baru mendapatkan perhatian luas dari generasi Tabi'in.
Jadi, dalil tentang nisfu Sya'ban dalam Islam sudah bersambung sanadnya hingga para sahabat dan berakhir di Nabi Muhammad Saw, sebagaimana diulas hadits-hadits keutamaan nisfu Sya'ban oleh Albani.
Buku menjadi penting sebagai pedoman muslimin melaksanakan ibadah nisfu Sya'ban dan hukum-hukumnya. Silakan dowanload dengan klik gambar cover buku di bawah ini. Semoga barakah. [dutaislam.or.id/ab]
Di dalamnya, Anda akan menemukan jawaban, apakah nisfu sya'ban bid'ah atau tidak. Barangkali, buku ini bisa disebut sebagai buku saku tentang dalil nisfu Sya'ban aswaja (ahlussunnah waljama'ah).
Bahkan Kiai Ma'ruf Khozin juga menyitir pendapat Ibnul Qayyim, murid Ibnu Taimiyah tentang keutamaan bulan Sya'ban. Ibnul Qayyim senang bila melakukan puasa sebagai amalan di bulan Sya'ban pertengahan.
Syaikh Albani yang biasa dijadikan rujukan oleh kalangan salafi wahabi juga melontarkan fatwa shahih hadits tentang fadillah nisfu Sya'ban dalam tahqiq-nya untuk kitab Jamiush Shaghir di halaman 273 jilid 2. (Baca buku ini halaman 15).
Pada Bab II buku ini, Anda juga disajikan keshahihan dalil amalan nisfu Sya'ban yang diriwayatkan oleh sahabat Mu'adz bin Jabal. (Bacalah halaman 12).
Lebih dari itu, dalam Bab III, penulis buku juga menyertakan sejarah malam nisfu Sya'ban yang diulas cukup singkat tapi padat berisi.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waqidi, para sahabat sudah mengetahui sejak lama tentang keagungan malam nisfu Sya'ban. Namun, nisfu Sya'ban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabi'in di negeri Syam, seperti Luqman bin Amir dan Makhul.
Nisfu Sya'ban harus ngapain? Menjawab hal itu, para sahabat dulu lebih mengutamakan jihad. Sibuk dengan perang sehingga amaliyah nisfu Sya'ban baru mendapatkan perhatian luas dari generasi Tabi'in.
Jadi, dalil tentang nisfu Sya'ban dalam Islam sudah bersambung sanadnya hingga para sahabat dan berakhir di Nabi Muhammad Saw, sebagaimana diulas hadits-hadits keutamaan nisfu Sya'ban oleh Albani.
Buku menjadi penting sebagai pedoman muslimin melaksanakan ibadah nisfu Sya'ban dan hukum-hukumnya. Silakan dowanload dengan klik gambar cover buku di bawah ini. Semoga barakah. [dutaislam.or.id/ab]