Penjelasan Kisah Menakjubkan Ulama: Menghatamkan AL-Quran Hingga Puluhan Kali di Bulan Ramadhan (sumber: istimewa) |
Bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Quran. Pada bulan ini, umat Islam berusaha menghidupkan al-Quran dengan memperbanyak tadarus al-Quran. Di setiap daerah di Indonesia, tadarus al-Quran menggema di setiap masjid dan mushola.
Dutaislam.or.id – Semangat bertadarus al-Quran di bulan Ramadhan berlandaskan pada sunnah nabi yang menganjurkan memperbanyak membaca al-Quran. Meskipun tidak wajib, tidak sedikit umat Islam yang sampai menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan lebih dari satu kali, bahkan ada yang puluhan kali.
Baca: Tadarus al-Quran di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan dijadikan momentum umat Islam untuk memperbanyak membaca al-Quran. Keinginan untuk menghatamkan al-Quran tersebut didorong karena tafaulan pada turunnya al-Quran di bulan Ramadhan.
Setiap Ramadhan, Rasulullah SAW saling mengkaji al-Quran bersama malaikat Jibril. Pun demikian, ketika pertama kali al-Quran diwahyukan Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan. Malaikat Jibril menuntun Rasulullah untuk membaca al-Quran.
Oleh karena itu, perhatian umat Islam akan al-Quran pada bulan Ramadhan sangat besar. Apa dalil di bulan Ramadhan kita mesti perhatian pada Al-Qur’an. Sahabt Abu Hurairah ra meriwayatkan hadits tentang kisah Rasulullah dan Malaikat Jibril saat membaca al-Quran.
“Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari).
Baca: 3 Fadhilah Tadarus AL-Quran di Bulan Ramadhan
Tradisi menghatamkan al-Quran di bulan Ramadhan juga dilanggengkan oleh para ulama salaf dahulu. Mereka begitu semangat menghatamkan al-Quran hingga puluhan kali.
Seorang ulama besar dari kalangan tabi’in, Aswad bin Yazid pada masa hidupnya menghatamkan al-Quran setiap dua malam sekali di bulan Ramadhan. Beliau meninggal dunia pada usia 74 atau 75 di Kufah. Ibrahim an-Nakha’i menceritakan tentang kisah Aswad bin Yazid:
“Al-Aswad terbiasa menghatamkan al-Quran setiap dua malam pada bulan Ramadhan.” (Siyar A’lam an-Nubala).
Dikatakan dalam dalam riwayat lain, Aswad bin Yazid menghatamkan al-Quran dalam enam malam. Beliau istirahat selama bulan Ramadhan untuk tidur tidur hanya antara Maghrib dan Isya. (Siyar A’lam An-Nubala)
Kisah ulama lain yang menghatamkan al-Quran selama Ramadhan adalah Qatadah bin Da’amah . Pada bulan Ramadhan, beliau menghatamkan al-Quran setiap tiga hari sekali. Bahkan kalau memasuku sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkan al-Queran setiap hari.
Imam Sufyan Tsauri mengatakan bahwa tidak ada padanannya di dunia ini seperti Qatadah. Salam bin Abu Muthi’ menceritakan prihal semangat Qatadah dalam berinteraksi dengan al-Quran.
“Qatadah menghatamkan al-Quran dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan beliau menghatamkannya setiap tiga hari. Ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia menghatamkannya setiap hari” (Siyar A’lam An-Nubala’).
Baca: 5 Cara Rasulullah Membaca Al-Quran
Imam Syafi’i menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan sebanyak 60 kali. Salah satu murid Imam Syafi’i, Imam Rabi’ bin Sulaiman menceritakan kebiasaan gurunya tersebut.
“Imam Syafi’i menghatamkan al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.”
Para ulama besar begitu semangat menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan. Tradisi baik yang dilanggengkan ulama salag dahulu seyogyanya menjadi pemicu umat Islam sekarang untuk meniru keseharian beliau-beliau.
Demikian kisah para ulama dalam menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan. Semoga semangat beliau dalam berinteraksi dengan al-Quran, dapat kita terapkan pada bulan Ramadhan kali ini. [dutaislam.or.id/in]
Dutaislam.or.id – Semangat bertadarus al-Quran di bulan Ramadhan berlandaskan pada sunnah nabi yang menganjurkan memperbanyak membaca al-Quran. Meskipun tidak wajib, tidak sedikit umat Islam yang sampai menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan lebih dari satu kali, bahkan ada yang puluhan kali.
Baca: Tadarus al-Quran di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan dijadikan momentum umat Islam untuk memperbanyak membaca al-Quran. Keinginan untuk menghatamkan al-Quran tersebut didorong karena tafaulan pada turunnya al-Quran di bulan Ramadhan.
Setiap Ramadhan, Rasulullah SAW saling mengkaji al-Quran bersama malaikat Jibril. Pun demikian, ketika pertama kali al-Quran diwahyukan Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan. Malaikat Jibril menuntun Rasulullah untuk membaca al-Quran.
Oleh karena itu, perhatian umat Islam akan al-Quran pada bulan Ramadhan sangat besar. Apa dalil di bulan Ramadhan kita mesti perhatian pada Al-Qur’an. Sahabt Abu Hurairah ra meriwayatkan hadits tentang kisah Rasulullah dan Malaikat Jibril saat membaca al-Quran.
كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً ، فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِى الْعَامِ الَّذِى قُبِضَ ، وَكَان يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِى الْعَامِ الَّذِى قُبِضَ فِيه
“Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari).
Baca: 3 Fadhilah Tadarus AL-Quran di Bulan Ramadhan
Tradisi menghatamkan al-Quran di bulan Ramadhan juga dilanggengkan oleh para ulama salaf dahulu. Mereka begitu semangat menghatamkan al-Quran hingga puluhan kali.
Seorang ulama besar dari kalangan tabi’in, Aswad bin Yazid pada masa hidupnya menghatamkan al-Quran setiap dua malam sekali di bulan Ramadhan. Beliau meninggal dunia pada usia 74 atau 75 di Kufah. Ibrahim an-Nakha’i menceritakan tentang kisah Aswad bin Yazid:
كَانَ الأَسْوَدُ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي رَمَضَانَ فِي كُلِّ لَيْلَتَيْنِ
“Al-Aswad terbiasa menghatamkan al-Quran setiap dua malam pada bulan Ramadhan.” (Siyar A’lam an-Nubala).
Dikatakan dalam dalam riwayat lain, Aswad bin Yazid menghatamkan al-Quran dalam enam malam. Beliau istirahat selama bulan Ramadhan untuk tidur tidur hanya antara Maghrib dan Isya. (Siyar A’lam An-Nubala)
Kisah ulama lain yang menghatamkan al-Quran selama Ramadhan adalah Qatadah bin Da’amah . Pada bulan Ramadhan, beliau menghatamkan al-Quran setiap tiga hari sekali. Bahkan kalau memasuku sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkan al-Queran setiap hari.
Imam Sufyan Tsauri mengatakan bahwa tidak ada padanannya di dunia ini seperti Qatadah. Salam bin Abu Muthi’ menceritakan prihal semangat Qatadah dalam berinteraksi dengan al-Quran.
كَانَ قَتَادَة يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي سَبْعٍ، وَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ خَتَمَ فِي كُلِّ ثَلاَثٍ، فَإِذَا جَاءَ العَشْرُ خَتَمَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Qatadah menghatamkan al-Quran dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan beliau menghatamkannya setiap tiga hari. Ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia menghatamkannya setiap hari” (Siyar A’lam An-Nubala’).
Baca: 5 Cara Rasulullah Membaca Al-Quran
Imam Syafi’i menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan sebanyak 60 kali. Salah satu murid Imam Syafi’i, Imam Rabi’ bin Sulaiman menceritakan kebiasaan gurunya tersebut.
كَانَ الشَّافِعِيُّ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سِتِّيْنَ خَتْمَةً
“Imam Syafi’i menghatamkan al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.”
Para ulama besar begitu semangat menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan. Tradisi baik yang dilanggengkan ulama salag dahulu seyogyanya menjadi pemicu umat Islam sekarang untuk meniru keseharian beliau-beliau.
Demikian kisah para ulama dalam menghatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan. Semoga semangat beliau dalam berinteraksi dengan al-Quran, dapat kita terapkan pada bulan Ramadhan kali ini. [dutaislam.or.id/in]