Penjelasan kandunga Surat al-Baqarah ayat 85 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id - Surat al-Baqarah ayat 85 menjelaskan bagaimana orang-orang Yahudi ini melanggar perjanjian yang ada. Mereka merusak janjinya dengan membantu peperangan dan saling membunuh di antara mereka sendiri.
Sebagaimana diketahui bersama, di Madinah terdapat tiga kabilah Yahudi yang besar, yakni Bani Qainuqa, Bani Nadir, Bani Quraizah. Sejak sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, ketiga kabilah ini sudah ikut terlibat perang saudara antara suku Aus dan suku Khazraj.
Baca: Tafsir Ali Imran Ayat 159, Etika Dakwah Ala Rasulullah
Ketika suku Aus dan suku Khazraj sedang konflik, ketiga kabilah Yahudi tersebut ikut membantu bergulirnya perang saudara. Mereka berperan langsung dengan melakukan pengusiran, penindasan serta pembunuhan.
Sebagai sekutu suku Aus, Bani Quraizah membantu serta mendukung suku Aus dalam melawan suku Khazraj. Sedangak kabilah Qainuqa dan kabilah Nadir membantu suku Khazraj. Dukungan kabilah Yahudi tersebut memperbesar konflik dan permusuhan antar saudara.
Ketika dalam peperangan ada yang tertawan, baik dari orang Arab atau orang Yahudi yang bermusuhan, maka mereka akan berusaha melepaskan tawanan tersebut. Orang Yahudi akan melepaskan kelompoknya dengan memberikan uang tebusan, meskipun yang ditawan itu adalah musuhnya.
Orang-orang Yahudi melakukan hal tersebut karena berdasarkan perintah dari kitab Taurat. Di mana di dalam kitab Taurat disebutkan, orang-orang Yahudi telah diperintahkan untuk membebaskan tawanan-tawanan bangsa mereka yang suci.
Baca: Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 59
Dalam persoalan ini, orang-orang Yahudi terkesan mengimani apa yang diperintahkan sebagai kitab sucinya. Padahal, mereka kerapkali melanggar apa yang tertuang di dalam Taurat. Misalnya, mereka mengusir saudaranya dari kampung halaman, kemudian terlibat membanu berbuat dosa, seperti permusuhan dan peperanga.
Perilaku orang Yahudi seperti itu terabadikan di dalam Surat al-Baqarah ayat 85. Dikatakan, bahwa sikap mereka yang beriman kepada sebagian isi Taurat dan melanggar sebagian lainnya sama halnya mempermainkan agama.
[QS. 2:85] ثُمَّ اَنۡتُمۡ ہٰۤـؤُلَآءِ تَقۡتُلُوۡنَ اَنۡفُسَکُمۡ وَ تُخۡرِجُوۡنَ فَرِیۡقًا مِّنۡکُمۡ مِّنۡ دِیَارِہِمۡ ۫ تَظٰہَرُوۡنَ عَلَیۡہِمۡ بِالۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ ؕ وَ اِنۡ یَّاۡتُوۡکُمۡ اُسٰرٰی تُفٰدُوۡہُمۡ وَ ہُوَ مُحَرَّمٌ عَلَیۡکُمۡ اِخۡرَاجُہُمۡ ؕ اَفَتُؤۡمِنُوۡنَ بِبَعۡضِ الۡکِتٰبِ وَ تَکۡفُرُوۡنَ بِبَعۡضٍ ۚ فَمَا جَزَآءُ مَنۡ یَّفۡعَلُ ذٰلِکَ مِنۡکُمۡ اِلَّا خِزۡیٌ فِی الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا ۚ وَ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ یُرَدُّوۡنَ اِلٰۤی اَشَدِّ الۡعَذَابِ ؕ وَ مَا اللّٰہُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُوۡنَ
"Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan darimu dari kampung halamannya, kamu bantu-membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakab kamu beriman kepada sebagian dari al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian darimu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada bari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengab dari apa yang kamu perbuat. (QS. al-Baqarah: 85)
Surat al-Baqarah ayat 85 di atas menegaskan perilaku orang Yahudi yang gemar pilih kasih dalam mengimani kitab Taurat. Di dalam ayat tersebut diceritakan, ketika mereka ditanya membebaskan tawanan dari bangsanya sendiri, meskipun sebelumnya terlibat permusuhan, mereka beralasan karena Allah memerintahkan di dalam kitab Taurat agar menebus tawanan-tawanan Yahudi.
Baca: Tafsir Surat Al-Anfal Ayat 72
Di sisi lain, mereka menerjang larangan-larangan yang ada di kitab Taurat. Yakni, mereka terlibat saling menumpahkan darah dan saling mengusir dari kampung halaman mereka. Padahal, Taurat melarang tindakan-tindakan tersebut.
وقد حرم عليهم في التوراة سفك دمائهم وافترض عليهم فيها فداء أسراهم
"Dan telah diharamkan atas mereka untuk menumpahkan darah dan telah diwajibkan baginya menebus tawanan-tawanan perang" (Tafsir Ibnu Katsir, juz 1, hal. 319). [dutaislam.or.id/in]