Penjelasan kandungan Surat ar-Rum ayat 21 (sumber:istimewa) |
Dutaislam.or.id - Setiap pasangan suami istri pasti akan beri'tikad hubungan rumah tangganya berjalan dengan baik. Mereka ingin bahtera pernikahannya berakhir bahagia dan sejahtera, sebagaimana pesan yang tersirat dalam Surat ar-Rum ayat 21.
Surat ar-Rum ayat 21 secara tidak langsung menekankan kepada pasangan suami istri agar menjaga keharmonisan rumah tangganya. Sehingga, pernikahannya tersebut berjalan sakinah mawadah warohmah.
Baca: Tasfir Surat Al-Hujurat Ayat 13, Persamaan Kedudukan Manusia
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ
Di dalam Surat ar-Rum ayat 21, Allah SWT menjelaskan bahwa perempuan sebagai pasangan hidup laki-laki tercipta dari jenis yang sama. Hal itu bertujuan agar keduanya dapat saling merasa aman dan nyaman (لتسكنوا اليها).
Ketika kedua pasangan memiliki kesamaan, maka dengan sendirinya akan tercipta rasa kasih sayang dan saling mengasihi. Sebab, pondasi ada sikap saling mengasihi adalah keserasian antara kedua pasangan.
Baca: Tafsir Surat Al-An'am Ayat 108, Larangan Mencaci Sesembahan Agama Lain
Diciptakannya pasangan hidup dari jenis yang sama mempunyai rahasia yang lain. Menurut Pengasuh PP. MIS Sarang, KH.Roghib dalam ceramahnya, hal itu merupakan kunci sukses dalam membina keharmonisan rumah tangga.
Kata nafs dalam Surat ar-Rum ayat 21 memberi isyarat bahwa suami dalam memperlakukan istrinya sebagaimana terhadap dirinya sendiri. Begitu pula yang dilakukan sang istri kepada suaminya.
Dengan begitu, kedua pasangan akan saling memahami dan memaklumi kekurangan pasangannya. Mereka akan saling memuji satu sama lain.
Secara naluri manusia, orang akan menganggumi dirinya sendiri. Meskipun, jika dibandingkan yang lainnya, masih jauh dari kata sempurna.
Sebanyak apapun kekurangan yang melekat di diri kita, pasti akan merasa bangga. Ia tidak akan mencela atau mencemooh dirinya sendiri.
Begitu juga ketika seorang suami menganggap istrinya sebagai bagian dari dirinya, ia akan memperlakukan istrinya dengan sebaik mungkin. Aib atau cacat istri akan ditutupi dan dijaga kerahasiannya.
Baca: Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 10, Persatuan Umat Islam
Sebab, suami adalah laksana pakaian bagi istrinya dan istri juga ibarat pakaian bagi suaminya. Artinya, kedua belah pihak saling menjaga dan menutupi kecacatan masing-masing.
Fungsi pakaian adalah menutupi cacat yang ada di tubuh kita. Sehingga, orang lain tidak ada yang tahu kecacatan yang melekat di tubuh.
Dengan demikian, keharmonisan keluarga tidak terganggu orang lain. Sehingga, pernikahan akan berujung sakinah mawadah warohmah. [dutaislam.or.id/in]