Penjelasan kandungan Surat al-Hujurat ayat 13 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id - Surat al-Hujurat ayat 13 sangat menegaskan agar setiap manusia tidak menampakkan sikap diskriminatif. Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Surat al-Hujurat ayat 13 mengajarkan umat manusia untuk tidak memandang rendah karena berdasarkan etnis, agama atau bangsa. Semuanya layak mendapatkan perilaku yang sama dan merata.
Baca: Tafsir Surat Al-An'am Ayat 108, Larangan Mencaci Sesembahan Agama Lain
Etnis, agama atau suku tidak boleh mengahalangi antar umat manusia untuk saling menghargai. Ketika menjalani kehidupan bersama, mereka akan hidup berdampingan tanpa membedakan atau menanyakan agama, golongan atau etnis.
Surat al-Hujurat ayat 13 pada mulanya merupakan teguran kepada sebagian umat Islam yang memandang rendah orang lain berdasarkan status sosial. Kemudian, turunlah Surat al-Hujurat ayat 13 sebagai respon atas perilaku diskriminasi tersebut.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. al-Hujurat: 13).
Baca: Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 10, Persatuan Umat Islam
Dalam kitab al-Durr Al-Mantsur fi Tafsir Bil-Ma'tsur, Imam Suyuthi menjelaskan dua kisah yang berkaitan dengan turunnya Surat al-Hujurat ayat 13. Iman Ibnu Mundzir, Imam Abu Hatim dan Imam Baihaqi di dalam kitab ad-Dalail dari Imam Abi Mulaikah menceritakan salah satu kisah yang berkaitan dengan turunnya ayat.
Diceritakan, pada waktu peristiwa Fathu Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabat Bilal bin Rabah untuk adzan di atas Ka'bah. Melihat Bilal bin Rabah adzan, sebagain penduduk Makkah mengatakan dengan nada sumbang. Ada yang berkata, budak hitam inikah yang azan di atas Ka‘bah?
Ada pula yang berkata, Apakah Muhammad tidak menemukan selain burung gagak ini untuk berazan? Ada juga yang mengatakan, Jika Allah membencinya, tentu akan menggantinya. Kemudian, turunlah Surat al-Hujurat ayat 13 sebagai respon atas peristiwa tersebut.
Respon tersebut merupakan bentuk nyata bahwa Islam menegaskan persamaan kedudukan manusia. Tidak ada pembeda antara manusia berdasarkan suku bangsa, etnis, keturunan, warna kulut atau berdasarkan status soaial.
Di mata Allah SWT, manusia mempunyai status yang sama dan mendapatkan perlakuan yang sama pula. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaannya kepada Allah SWT.
Baca: Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 70, Pentingnya Berkata Jujur
Prinsip-prinsip egaliterisme yang terkandung dalam Surat al-Hujurat ayat 13 ini mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera. Sebeb, egalitarisme merupakan pondasi dasar perdamaian dan kedaiaman dalam kehidupan bermasyarakat.
Di dalam Surat al-Hujurat ayat 13 dijelaskan, bahwa Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan serta menjadikannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan memahami satu sama lain. Kata lita'arofu bukan hanya sebatas saling mengenal, akan tetapi sampai pada titik saling memahami karakteristik dan psikologi masing-masing kelompok yang ada.
Dengan demikian, sikap fanatisme dan sentimen kelompok dapat terhindarkan. Segala perbedaan menurut Surat al-Hujurat ayat 13 harus dijadikan dasar terciptanya kehidupan yang penuh warna dan keberagaman. [dutaislam.or.id/in]