Iklan

Iklan

,

Iklan

Gus Yusuf Kritik Tren Gerakan Hijrah Belakangan Ini

Duta Islam #04
29 Sep 2019, 23:30 WIB Ter-Updated 2024-08-19T08:00:49Z
Download Ngaji Gus Baha
Gus Yusuf saat menjelaskan tren gerakan hijrah di acara Haul dan Khotmil Quran ke-30 PP. KHAS Kempek (sumber: khasmedia)

Dutaislam.or.id - KH. Yusuf Khudori atau yang biasa disapa Gus Yusuf melontarkan kritik terhadap gerakan hijrah yang sedang ngetren belakang ini. Hijrah saat ini lebih pada mengikuti tren dan tidak berlandaskan ilmu.

"Orang asal pakainnya di atas mata kaki dan berjenggot sudah dianggap hijrah," kata Gus Yusuf saat menyampaikan tausyiah di acara Haul dan Khotmil Quran ke-30 PP. KHAS Kempek, Cirebon, Sabtu (28/09) kemarin.

Padahal, terang Gus Yusuf, Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah itu dengan ilmu. Sebelum berangkat, beliau mempersiapkan strategi agar bisa lepas dari kepungan orang Quraisy.

Rasulullah SAW saat itu memerintahkan sahabat Ali bin Abi Thalib untuk menempati tempat tidurnya. Dengan demikian, orang-orang Quraisy menyangka bahwa nabi masih tertidur di ranjangnya.

"Ini namanya hijrah bil ilmi. Ada strategi sebelum bertindak," paparnya.

Berbeda dengan tren hijrah sekarang, lanjutnya, tidak ikhlas dan sabaran. Mereka terlalu terburu-buru dalam bertindak dan tidak memikirkan akibatnya seperti apa.

Pengasuh PP. API Tegalrejo Magelang ini bercerita kalau tetangganya ingin keluar dari pekerjaannya di Bank. Alasan dia karena ingin hijrah dari riba.

Keinginan berhijrah tersebut, kata Gus Yusuf, berawal dari teror tentang dalil-dalil keharaman rib melaui sms dan whatsApp. Hampir setiap hari tetangganya tersebut menerima teror pesan singkat seperti itu.

Karena mendapati teror terus menerus, ia akhirnya memutuskan untuk keluar dari di Bank. Ia bertekad untuk meninggalkan pekerjaannya yang dianggap dapat membawanya ke neraka.

Mendengar keputusan tengganya tadi, Gus Yusuf bertanya apakah kamu pnya anak dan istri? Ia menjawab kalau dirinya telah mempunyai anak istri. Bahkan, anak pertamanya sudah mengenyam pendidikan.

Gus yusuf pun bertanya lagi, anak istrimu siapa yang akan menanggung kalau kamu keluar dari pekerjaan sekarang? Saya pasrahkan Allah katanya.


"Emangnya Allah cuma ngurusi anak istrimu tok," kata Gus Yusf.

Setelah itu, Beliau memberikan nasihat kepada tetangganya, jika niat hijrahmu itu baik. Akan tetapi, nafkah keluarga itu hukumnya wajib.

Oleh karena itu, imbuhnya, persiapkan terlebih dahulu langkah dan strateginya sebelum keluar dari Bank. Minimal, sudah ada usaha untuk menopang kebutuhan ekonomi keluarganya pasca keluar dari Bank.

"Begini akibatnya kalau hijrah tanpa dilandasi ilmu. Yang ada hanya mengikui tren dan ambisi mengejar kebanggaan semata," tegas Gus Yusuf. [dutaislam.or.id/in]

Iklan