Penjelasan kandungan Surat al-Baqarah ayat 21 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id - Surat al-Baqarah ayat 21 ini merupakan bentuk peringatan kepada umat manusia agar menyembah Allah SWT. Meskipun pada mulanya, perintah tersebut ditujukkan kepada orang-orang kafir dan orang munafik.
Sebagaimana kita ketahui, orang-orang munafik walaupun secara dhahir telah mengikrarkan diri iman kepada Allah, namun hati serta perilaku tidak mencerminkan hal tersebut. Apa yang diucapkan tidak sejalan dengan apa yang dilakukan.
Kemudian, perintah dalam ayat tersebut ditujukkan kepada orang-orang kafir. Mereka jelas-jelas belum mengikrarkan untuk beriman kepada Allah SWT. Mereka masih menyembah berhala sebagai Tuhannya.
Baca: Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 2, Etika Berbicara di Hadapan Nabi
Oleh karena itu, Allah SWT di dalam Surat al-Baqarah ayat 21 memerintahkan mereka untuk mengesakan serta menyembah Allah SWT semata. Perintah tersebut ditujukkan kepada mereka sebagaimana umat terdahulu sebelum mereka.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa" (QS. al-Baqarah: 21).
Perintah untuk mengesakan Tuhan tersebut, menurut sahabat Ibnu Abbas, pada mulanya ditujukkan kepada orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Karena, jika ditujukkan kepada orang muknin, maka redaksinya adalah يايها الذين امنوا .
Meskipun turunnya ayat berkaitan dengan orang kafir dan munafik, akan tetapi seruan atau pesan yang terdapat dalam Surat al-Baqarah ayat 21 bersifat umum, untuk semua manusia. Hal itu ditandai dengan awal ayat yang berbunyi يَا أَيُّهَا النَّاسُ .
Seruan mengesakan Tuhan berlaku untuk semua umat manusia, baik dari bangsa Arab maupun bangsa non Arab. Semuanya diperintah untuk menyembah atau beribadah kepada Allah.
Dalam Surat al-Baqarah ayat 21, Tuhan yang wajib disembah diungkapkan dengan kata rabb. Artinya Tuhan yang maha mengatur segala makhluk ciptaannya. Termasuk di dalamnya adalah manusia.
Baca: Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 1, Etika Murid Kepada Guru
Perintah untuk mengesakan dan menyembah kepada Allah SWT serta tidak ada unsur menyekutukanNya dalam bentuk apapun. Perintah ini sejalan dengan pesan yang terkandung dalam Surat an-Nahl ayat 36.
Implementasi beribadah kepada Allah SWT adalah sikap tunduk serta taat akan perintah-perintahNya. Ketika seseorang benar-benar beribadah kepada Allah, maka ia sudah menghambakan diri dengan penuh keikhlasan.
Puncak seorang muslim dalam beribadah adalah meraih predikat muttaqien di sisi Allah SWT. Dengan demikian, ia telah mencapai derajat yang mulia. Sehingga, ia terpelihara dari siksaNya dan meraih ridha ilahi serta lautan rahmatNya. [dutaislam.or.id/in]