Penjelasan kandungan Surat Lukman ayat 15 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id - Surat Lukman mengajarkan kepada seorang anak agar menghormati serta mematuhi perintah orangtuanya. Karena, jasa-jasa orangtua kepada anak tak terhitungkan. Bahkan seumur hidup pun, seorang anak tidak akan mampu membalasnya.
Bagaimana tidak? Orangtua bersusah payah merawat anaknya sejak dalam kandungan sekalipun. Terutama seorang ibu, ia sangat susah dan paya ketika masa-masa mengandung dan melahirkan. Nyawa menjadi taruhannya.
Baca: Tafsir Surat Al-A'raf Ayat 199, Peribadi yang Pemaaf
Oleh karena itu, seorang anak berkewajiban untuk berbakti kepada kedua orangtuanya. Hal itu sebagaimana termaktub dalam washiat Lukman kepada anaknya.
Namun, ketaatan kepada orangtua memiliki batasan-batasan yang harus ditaati. Selagi tidak menerjang batasan tersebut, seorang anak harus mentaati perintah orangtuanya.
Surat Lukman ayat 15 membincang tentang batasan ketaatan kepada orangtua. Di dalam Surat Lukman ayat 15 disebutkan, seorang anak tidak wajib mentaati orangtuanya ketika perintah tersebut berkaitan dengan menyekutukan Allah SWT.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS. Lukman: 15).
Ketika orangtua memerintahkan anaknya agar menyekutukan Allah SWT, maka baginya tidak diperbolehkan untuk mengikuti perkataanya orangtuanya. Begitu juga jika orangtua menyuruh untuk melanggar syariat Islam.
Asbabun nuzul Surat Lukman ayat 15 bermula dari peristiwa yang menimpa sahabat Sa'd bin Malik. Pada waktu beliau masuk Islam, ibunya tidak menyetujui keputusan anaknya. Sehingga, ibunya meminta Sa'd untuk menanggalkan keislamannya.
Beliau sempat mengancam tidak mau makan dan minum sampai mati jika Sa'd tidak memenuhi permintaan ibunya tersebut. Namun, Sa'd tetap kokoh pada keimanannya. Ia tidak mau meninggal agama Islam.
Baca: Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 12, Larangan Menggunjing
Akhirnya, sang ibu menyerah membujuk Sa'ad. Ia mencabut kembali sumpah yang telah diucapkannya. Ia kembali makan dan minum lagi.
Kisah sahabat Sa'ad ini memberikan tuntutan bahwa berbuat baik kepada orangtua itu merupakan keharusan. Akan tetapi, perintah meninggalkan keislaman adalah kebatilah. Maka, patuhilah orangtua selagi perintahnya tidak bertentangan dengan syariat.[dutaislam.or.id/in]