Penjelasan kandungan Surat Yusuf ayat 60 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id - Sedangkan Surat Yusuf ayat 59 membincang tentang permintaan Nabi Yusuf kepada saudara-saudara. Pada waktu itu, beliau meminta kepada saudaranya untuk mendatangkan saudara mereka yang paling kecil, Bunyamin.
Di dalam Surat Yusuf ayat 59 dijelaskan, Nabi Yusuf meminta agar Bunyami diajak ke Mesir ketika hendak menukar bahan makanan lagi. Adapun dalam Surat Yusuf ayat 60, Nabi Yusuf memberikan tekanan kepada saudaranya jika Bunyamin tidak bisa diajak ke Mesir.
Baca: Tafsir Surat Yusuf 58, Perjumpaan Nabi Yusuf dengan Saudaranya
Nabi Yusuf mengancam saudara-saudaranya tidak akan mendapatkan jatah makanan pokok jika membawa Bunyami ikut serta dalam perjalanan berikutnya. Kisah itu termaktub dengan jelas di dalam Surat Yusuf ayat 60.
فَإِنْ لَمْ تَأْتُونِي بِهِ فَلَا كَيْلَ لَكُمْ عِنْدِي وَلَا تَقْرَبُونِ
"Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dari padaku dan jangan kamu mendekatiku" (QS. Yusuf: 60).
Selanjutnya Yusuf AS. memperingatkan mereka bahwa jika kamu tidak membawanya kepadaku saat kedatanganmu yang akan datang, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dariku namun aku tidak akan menghalangi jika kamu mendapatkannya dari selainku dan di tempat lain dan karena itu janganlah kamu mendekatiku dan mendekati wilayah ini untuk maksud apa pun.
Baca: Tafsir Surat Yusuf Ayat 59, Permintaan Nabi Yusuf Kepada Saudaranya
Jika kalian datang kembali ke mari untuk mendapatkan makanan bagi keluarga kalian, sedang kalian tidak membawa saudara kalian yang bungsu, maka kalian tidak akan memperoleh takaran dari negeriku, apalagi memperoleh takaran yang sempurna seperti yang kalian peroleh dariku. Dan kalian tidak akan boleh mendekatiku dengan memasuki negeriku, apalagi akan memperoleh kebajikan dengan dipersilahkan bertamu dan menerima jamuan.
Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan bahwa Nabi Yusuf yang telah tahu bahwa mereka itu adalah saudara-saudaranya semua, dan mereka tidak tahu bahwa yang dipertuan itu Nabi Yusuf AS. Kemudian, Nabi Yusuf sengaja mengatakan kalau mereka adalah mata-mata. Tentu saja mereka bersumpah-sumpah bahwa mereka bukan mata- mata.
Akan tetapi, Nabi Yusuf meminta bukti kalau memang mereka bukan orang baik-baik, bukan mata-mata negeri lain, hendaklah dibawanya saudaranya yang seorang lagi itu, dan yang lain boleh pulang mengantarkan gandum. Sedangkan seorang di antara mereka yang bernama Syam’un dijadikan sandera, ditahan dalam penjara sampai mereka kembali semua di Mesir membawa Bunyamin.
Dalam hal ini, Nabi Yusuf telah menjalankan siasat yang halus sekali untuk menawan hati mereka. Mereka tidak tahu bahwa orang besar ini adalah saudara kandung mereka. Mereka semua anak dusun yang telah dihormati demikian rupa oleh Yang Mulia.
Mereka merasa sangat berhutang budi. Sehingga Nabi Yusuf mengatakan kalau kalian kembali kemari tetapi saudara kalian itu tidak kalian bawa serta, artinya aku tidak akan mempercayai kalian lagi. Dan tidak pula boleh lagi mendekat kepadanya. Cukup berurusan dengan pegawai-pegawai saja, sebagai pembeli-pembeli lain. Maka terhimpit lah lidah mereka untuk menjawab bahwa ayah mereka tidak sudi melepaskan adik mereka itu pergi.
Sementara dalam tafsiran yang lain menjelaskan bahwa jika kamu tidak membawa saudaramu itu maka kamu tidak akan mendapatkan bahan makanan sama sekali karena terbuktilah bagi kami, kamu bukan orang-orang yang jujur. Orang-orang yang pembohong dan pendusta tidak akan mendapatkan layanan dari kami dan kami sangat membencinya.
Baca: Asbabun Nuzul Surat al-Hujurat Ayat 9, Menyemai Perdamaian
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Yusuf memperingatkan kepada saudara-saudaranya bahwa ketika mereka akan kembali lagi untuk mendapatkan makanan, mereka harus membawa saudaranya yang bungsu (Bunyamin). Hal itu karena Nabi Yusuf mengetahui niat mereka untuk berlangganan terhadap beliau.
Oleh sebab itu Nabi Yusuf AS. memperingatkan bahwa mereka tidak akan memperoleh takaran darinya, apalagi memperoleh takaran yang sempurna seperti yang telah mereka peroleh. Dan mereka tidak akan boleh mendekati dengan memasuki negerinya, apalagi akan memperoleh kebajikan dengan dipersilahkan bertamu dan menerima jamuan.
Di sini terdapat isyarat, bahwa apa yang diperbuat oleh Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya adalah wahyu. Jika tidak, sudah tentu dia akan segera berbuat kebajikan kepada mereka dan memanggil ayahnya. Hikmahnya, barangkali Allah berkehendak untuk menyempurnakan pahala Nabi Yakub dalam ujiannya. [dutaislam.or.id/in]