Pamflet acara yang akan diisi Evie Effendi. |
Dutaislam.or.id - Mendengar Evie Effendi akan mengisi ceramah di Gedung Negara Pakuaan, Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, memori kita ditarik atas ulah Evie pada tahun lalu, dimana dia menyebut Nabi pernah sesat, dan memperingati Maulid Nabi adalah memperingati kesesatan.
Baca: Evie Effendi Dijadwalkan Ngisi Ceramah di Rumah Dinas Gubernur Jabar
Memperhatikan pamflet yang beredar, di pojok pamflet tertulis Logo Jabar Bergerak dan Majlis Taklim Pakuan Juara.
Dilansir dari pikiran-rakyat.com (18/02/2019), Perkumpulan Jabar Bergerak Ketua Umumnya adalah Atalia Praratya Kamil, sedangkan Ketua Hariannya adalah Tatan Ahmad Santana.
Dikatakan oleh Tatan, setiap sebulan dua kali di Gedung Negara Pakuaan diadakan semacam majelis taklim.
"Sebulan dua kali Gd. Negara Pakuan sebagai Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat dijadikan sebagai "Madrasah" ; Tempat seluruh warga dari beragam kalangan duduk dan belajar bersama tuk berikhtiar menjadi Warga Negara sekaligus Hamba Allah SWT yang baik dan bertaqwa," tulis Tatan melalui akun Facebooknya Tatan Ahmad Santana (08/07/2019).
"Terimakasih Pak Gubernur Ridwan Kamil dan Ibu Atalia Praratya atas perkenannya menghadirkan Majelis Ilmu ini, dan terimakasih pula untuk Al Ustadz Ustadz Wijayanto atas perkenannya berbagi hikmah. Semoga Allah mencatat semuanya sebagai Amal Shalih. Aamiin," imbuh dia ketika waktu itu Ustadz Wijayanto mengisi acara di Gedung Negara Pakuaan.
Jejak digital menunjukkan demikian:
Tatan sempat menyatakan soal pembubaran pengajian. Sebagaimana diketahui, istilah pembubaran pengajian adalah framing dari HTI untuk menuduh Banser sebagai pembubar pengajian. Tatan terpengaruh? |
Tatan ketika satu forum dengan Evie Effendi. |
Karena inilah, patut diduga Perkumpulan Jabar Bergerak dan Ketua Hariaanya Tatan Ahmad Santana punya wewenang rekomendasi siapa ustadz yang akan ceramah di Rumah Dinas Gubernur Jabar itu.
"Lihat itu pamflet Evie Effendi, bahasanya aja 'menapaki jejak Nabi' tidak Maulid Nabi," ujar salah satu warga Jabar yang tidak mau disebut namanya. Demikian editorial kali ini. [dutaislam.or.id/gg]