![]() |
Tradisi Cium Tangan di Pesantren. Ilustrasi: Istimewa. |
Dutaislam.or.id - Salaman atau mencium tangan kiai bagi santri sudah menjadi tradisi yang khas di pesantren NU. Mencium tangan, disamping sebagai adab (akhlak), juga dipercaya sebagai jalan mendapatkan berkah.
Rais Syuriah PCI NU Australia-New Zealand Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) menjelaskan mengapa santri salaman atau cium tangan kiai. Melalui penjelasan dalam bentuk dialog, Gus Nadir menyebut bahwa mencium tangan atau salaman di NU juga ada sanadnya.
Santri salaman dengan tangan kiai. Kemudian kiai salaman dengan tangan masyayikh. Kemudian masyayikh salam dengan tangan gurunya, para wali, dan seterusnya hingga sampai ke Nabi Muhammad.
"'Kenapa para santri cium tangan, Gus?'" tulis Gus Nadir di Twitter, Kamis (03/10/2019).
Gus Nadir melanjutkan:
"'Di NU, salaman saja ada sanadnya. Para santri cium tangan saya karena mereka tahu saya salaman cium tangan dg Masyayikh, dan saya tahu tangan para Masyayikh itu pernah salaman dg para wali, dan para wali pernah salaman dg kanjeng Nabi Saw'," sambung Gus Nadir. [dutaislam.or.id/pin]
Rais Syuriah PCI NU Australia-New Zealand Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) menjelaskan mengapa santri salaman atau cium tangan kiai. Melalui penjelasan dalam bentuk dialog, Gus Nadir menyebut bahwa mencium tangan atau salaman di NU juga ada sanadnya.
Santri salaman dengan tangan kiai. Kemudian kiai salaman dengan tangan masyayikh. Kemudian masyayikh salam dengan tangan gurunya, para wali, dan seterusnya hingga sampai ke Nabi Muhammad.
"'Kenapa para santri cium tangan, Gus?'" tulis Gus Nadir di Twitter, Kamis (03/10/2019).
Gus Nadir melanjutkan:
"'Di NU, salaman saja ada sanadnya. Para santri cium tangan saya karena mereka tahu saya salaman cium tangan dg Masyayikh, dan saya tahu tangan para Masyayikh itu pernah salaman dg para wali, dan para wali pernah salaman dg kanjeng Nabi Saw'," sambung Gus Nadir. [dutaislam.or.id/pin]