Iklan

Iklan

,

Iklan

Tafsir Surat Al-A'raf Ayat 199, Peribadi yang Pemaaf

Duta Islam #04
19 Okt 2019, 23:30 WIB Ter-Updated 2024-08-07T17:22:24Z
Download Ngaji Gus Baha
Penjelasan Surat al-A'raf ayat 199 (sumber: istimewa)
Surat al-A'raf ayat 199 berkaitan dengan sikap memaafkan orang lain. Di dalam Surat al-A'raf ayat 199 dijelaskan, Allah SWT mendorong umat Islam agar menjadi peribadi pemaaf.

Dutaislam.or.id - Surat al-A'raf ayat 199 menegaskan kepada umat Islam untuk muda memberikan maaf atas kesalahan orang lain. Selain itu, Surat al-A'raf ayat 199 juga mendorong umat Islam berbuat yang ma'ruf.

Dalam bahasa arab sifat pemaaf disebut dengan al-afwu yang secara etimologis berarti menghapus. Dalam konteks bahasa ini, memaafkan berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati. Jadi, pemaaf dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dapat menghapus rasa sakit yang ada di dalam hati serta menerima kekurangan orang lain dengan lapang dada pula.

Sesakit apapun luka yang diberikan oleh orang lain, kita diperintahkan oleh Allah untuk memaafkannya. Karena, sikap pemaaf akan berdampak positif bagi dirinya serta orang lain. Berbeda dengan sikap balas dendam. Yang ada justru semakin memperparah keadaan.

Baca: Tafsir Surat Al-Isra Ayat 9, Al-Quran Petunjuk Umat Manusia

Dorongan menjadi peribadi pemaaf telag dicontohkan oleh Nabi Yusuf. Pada waktu itu, beliau kerapkali mendapatkan siksaan dari saudara-saudaranya. Namun, ketika tumbuh dewasa dan mempunyai kekuasaan, beliau tidak membalas dendam.

Kejadian itu, bermula ketika saudara-saudara Nabi Yusuf berkunjung ke Mesir untu membeli bahan makanan. Nabi Yusuf yang bertugas sebagai pejabat yang memegang urusan ini menyambut baik kedatangan saudara-saudaranya tersebut.

Nabi Yusuf tetap bersikap tetap bersikap ramah tanpa ada perasaan dendam sedikitpun. Padahal beliau telah disakiti oleh saudara-saudaranya tersebut.

Kisah ini merupakan gambaran bahwa Islam sangat mengajurkan setiap manusia menjadi peribadi yang pemaaf. Sifat pemaaf merupakan salah satu sikap ketaqwaan kepada Allah SWT
Islam mengajarkan kepada kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu pemohonan maaf dari yang bersalah.

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ 

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. al- A’raf: 199)

Peribadi yang pemaaf memang bukanlah sesuatu yang mudah. Untuk menjadi pemaaf dibutuhan sikap usaha keras. Ia harus melatih mentalnya agar senantiasa bersikap lapang dada.

Baca: Tafsir Surat Lukman Ayat 12, Mensyukuri Nikmat Allah

Sikap pemaaf memang harus dilatih terus menurus. Dengan demikian, setiap manusia mudah untuk memaafkan orang lain, meskipun ia harus mengawalinya. Karena, sekalipun orang yang bersalah telah menyadari kesalahannya dan berniat untuk meminta maaf, tetapi boleh jadi dia mengalami hambatan psikologis untuk mengajukan permintaan maaf. Terlebih lagi bagi orang-orang yang merasa status sosialnya lebih tinggi.

Pemimpin kepada rakyatnya, seorang bapak kepada anaknya, seorang manager kepada karyawannya, atau yang lebih tua kepada yang lebih muda. Biasanya susah untuk mengawali maaf terlebih dahulu. Meskipun, terkadang mereka sendiri yang salah.

Begitulah, Allah SWT memerintahkan kita untuk memberi maaf sebelum dimintai maaf. Ada hikmah yang tersirat di dalam perintah Allah tersebut. [dutaislam.or.id/in]

Iklan