Iklan

Iklan

,

Iklan

Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 263, Perkataan yang Baik

Duta Islam #04
28 Okt 2019, 17:52 WIB Ter-Updated 2024-08-07T17:24:39Z
Download Ngaji Gus Baha
Penjelasan kandungan Surat al-Baqarah ayat 263 (sumber: istimewa)
Surat al-Baqarah ayat 263 berkaitan dengan etika berbicara. Di dalam Surat al-Baqarah ayat 263 dijelaskan, perkataan yang baik dinilai lebih baik daripada ssedekah yang diiringi perbuatan yang menyakitkan orang lain.

Dutaislam.or.id - Surat al-Baqarah ayat 263 mendorong umat Islam untuk berkata dengan ucapan yang baik. Sebagai seorang muslim, ia dituntut untuk menjaga ucapannya.

Surat al-Baqarah ayat 263 mengindikasikan bahwa perkataan yang baik menjadi awal dari terdorongnya kebaikan yang lain. Seringkali kebaikan berawal dari suatu perkataan yang baik.

Suatu perkataan terkadang lebih lebih tajam dari sebuah pisau. Luka yang diakibatkan oleh pisau hanya membekas pada fisik dan mudah disembuhkan. Dengan memberikan alkohol atau obat medis, luka itu cepat membaik.

Baca: Tafsir Surat Al-baqarah Ayat 45, Mediasi dengan Shalat

Berbeda dengan luka yang diimbulkan oleh sebuah perkataan. Luka tersebut seringkali susah disembuhkan, karena lukanya membekas di dalam hati. Proses penyembuhan luka hati tidak semudah menyembuhkan luka fisik.

Bahkan, tidak sedikit seseorang yang rela menganiaya saudaranya dengan kejam karena berawal dari sebuah perkataan. Hal itu menunjukkan bahanya suatu perkataan.

Oleh karena itu, Islam mendorong umatnya untuk menjaga lisannya ketika berbicara dengan orang lain. Melalui Surat al-Baqarah ayat 263, Allah SWT memerintahkan umat Islam agar bertutur kata yang baik.

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ 

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah SWT Maha Kaya lagi Maha Penyantun" (QS. al-Baqarah: 263).

Ayat ini menjelaskan mengenai perkataan yang baik yaitu sesuai dengan budaya terpuji dalam suatu masyarakat itu adalah ucapan yang tidak menyakiti hati peminta, baik yang berkaitan dengan keadaan penerimanya, seperti berkata,dasar peminta-minta maupun yang berkaitan dengan pemberi, misalnya dengan berkata saya sedang sibuk.

Perkataan yang baik itu lebih baik walaupun tanpa memberi sesuatu dari pada memberi dengan menyakiti hati orang yang diberi. Sebab, perkataan yang baik dapat menyenangkan hati orang yang mendengarkannya.

Baca: Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 44, Perilaku Ahli Kitab

Jalauddin Rahmat dalam buku  Etika Komunikasi Perspektif Religi menjelaskan, qawlan ma’rufa dalam Surat al-Baqarah ayat 263 berarti perkataan yang baik, sesuai dengan kebiasaan baik di dalam masing-masing masyarakat.

Sedangkan Abd. Rahman mengartikan qawlan ma'rufa adalah perkataan yang baik dan pantas. Baik di sini berarti sesuai dengan norma dan nilai, sedangkan pantas sesuai dengan latar belakang dan status orang yang mengucapkannya.

Allah SWT menggunakan frase ini ketika berbicara tentang kewajiban orang-orang kaya atau kuat terhadap orang-orang miskin atau lemah (qawlan ma’rufa) berarti pembicaraan yang bermanfaat memberikan pengetahuan, mencegahkan pemikiran dan menunjukkan solusi terhadap kesulitan kepada orang lemah. Jika kita tidak dapat membentu secara material, kita harus dapat membantu psikologi.

Pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Sebagai muslim yang beriman, perkataan kita harus terjaga dari perkataan yang sia-sia, apapun yang kita ucapkan harus selalu mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang yang mendengarnya. Jangan sampai kita hanya mencari-cari kejelekan orang lain yang hanya dapat mengkritik atau mencari kesalahan orang lain, memfitnah dan menghasut. [dutaislam.or.id/in]

Iklan