Penjelasan Surat Ibrahim ayat 4 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id – Allah SWT di dalam Surat Ibrahim ayat 4 memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar berdakwah dengan menggunakan bahasa kaumnya. Hal itu dilakukan agar masyarakat paham terhadap apa yang disampaikan beliau.
Secara implisit, Surat Ibrahim ayat 4 mengajarkan kepada umat Islam ketia berkomunikasi dengan orang lain harus mempertimbangkan bahasa yang digunaan. Sehingga, ada kesesuain komunikasi antara kedua belah pihak.
Berbicara di depan anak TK tentu harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa. Begitu juga kita harus membedakan penggunaan bahasa ketika berkomunikasi dengan masyarakat umum dengan kalangan khusus.
Di lingkungan akademisi, kita dituntut menggunakan bahasa akademik. Pun demikian saat berkomunikasi di media massa, gunakanlah bahasa jurnalistik sebagai bahasa komunikasi massa. Islam mengajarkan umatnya agar mampu berkomunikasi secara baik dalam keadaan apapun serta lawan bicara siapapun.
Baca: Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 21, Teladan Nabi Muhammad
Selain itu, Surat Ibrahim ayat 4 juga memberikan tuntutan bahwa ketika berkomunikasi harus dengan sopan dan lembut. Karena terkadang komunikasi dengan bahasa yang kurang sopan justru tidak mudah diterima.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Balighan dalam bahasa Arab artinya sampai mengenai sasaran atau mencapai tujuan, dan dapat juga berarti fasih jelas maknanya, terang dan tepat mengungapkan apa yang dikehendaki. Jadi Qawlan Balighan terkandung makna supaya berbicara secara efektif dan efesien sesuai dengan situasi dan kondisinya, sehingga pesan yang dikomunikasikan sampai dapat diterima denga baik oleh pendengar.
Senada dengan pahaman di atas al-Burushi mengartikan Qawlan Balighan dari segi cara pengungkapannya yaitu perkataan yang dapat menyentuh dan berpengaruh pada hati sanubari orang yang diajak bicara, artinya bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tersebut mempengaruhi dan merubah perilaku sasaran komunikasi.
Baca: Tafsir Surat An-Nisa Ayat 147, Bersyukur Atas Nikmat Allah
Menurut Jalaluddin Rahmat bahwa kata Qawlan Baligha merupakan menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung kepokok masalah (straight to the point) dan tidak berbelitbelit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikasi dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.
Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu dari kelembutan Allah SWT kepada makhluk-Nya. Yakni, Allah mengutus rasul dari kalangan mereka sendiri yang berbahasa sama dengan mereka. Hal itu bertujuan agar mereka dapat memahami risalah yang dibawa oleh para utusan-Nya.
Allah SWT mengutus seorang nabi kepada suatu umat melainkan nabi itu berbicara dengan bahasa mereka. Rasulullah saat berkomunikasi harus melihat situasi dan kondisi yang tepat dan menyampaikan dengan kata-kata yang tepat. Dengan demikian, umatnya mudah untuk mencerna apa yang disampaikan nabinya. [dutaislam.or.id/in]