Dutaislam.or.id - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor)menggelar rapat Koordinasi Nasional 2019 di Kantor PP GP Ansor, Jl. Kramat Raya No 65A, Jakarta Pusat, Rabu-Kamis (06-07/10/2019). Satu di beberapa keputusan rapat itu, GP Ansor menyatakan perlawanan terhadap radikalisme.
Pimpinan Wilayah GP Ansor Papua Amir Matupun mengatakan, radikalisme agama yang berkembang 8 tahun terakhir sudah sangat mengkhawatirkan dan berbahaya.
"GP Ansor melihat bahwa negara sudah dalam kategori darurat radikalisme. Hal inilah yang membuat GP Ansor dan Banser prihatin dan berusaha senantiasa dalam garda terdepan untuk melawannya" ujar Amir dikutip dari Tribunnews.com.
GP Ansor juga berkomitmen untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang berideologi Pancasila.
"Jika ada orang atau kelompok yang ingin mengubah menjadi bentuk lain, maka sudah menjadi kewajiban GP Ansor berada di garis terdepan melawan dan berjihad menjaga NKRI dan Pancasila" ujar Amir.
Selain itu, GP Ansor mengapresiasi pemerintahan presiden Joko Widodo yang menunjuk empat menteri khusus memberantas radikalisme. Kebijakan presiden, kata Amir, menunjukkan bahwa pemerintah atau negara sekarang akan hadir dalam memberantas radikalisme yang memang sudah merupakan tugasnya.
"Bagi GP Ansor dan Banser merupakan berkah karena tugas GP Ansor dan Banser dalam melawan radikalisme menjadi iebih ringan," paparnya.
GP Ansor akan terus mendukung dan menjadi mitra strategis pemerintah selama pemerintah berpihak pada komitmen tersebut. Sebaliknya, kata Amir, jika komitmen tersebut bergeser GP Ansor yang akan pertama kali mengingatkan dan mengambil posisi yang berbeda.
Selanjutnya, GP Ansor menolak kerjasama dengan organisasi manapun yang dinilai mengedepankan kekerasan, melawan hukum yang menginginkan berdirinya negara diluar NKRI. Kerjasama tersebut termasuk kunjungan-kunjungan dan atau komunikasi yang berpretensi politik yang justru atau merusak ukhuwah nahdiyah di kemudian hari. [dutaislam.or.id/pin]
Keterangan: Diolah dari Tribunnews.com dengan judul asli 'GP Ansor Menyatakan Sikap Melawan Radikalisme'
Pimpinan Wilayah GP Ansor Papua Amir Matupun mengatakan, radikalisme agama yang berkembang 8 tahun terakhir sudah sangat mengkhawatirkan dan berbahaya.
"GP Ansor melihat bahwa negara sudah dalam kategori darurat radikalisme. Hal inilah yang membuat GP Ansor dan Banser prihatin dan berusaha senantiasa dalam garda terdepan untuk melawannya" ujar Amir dikutip dari Tribunnews.com.
GP Ansor juga berkomitmen untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang berideologi Pancasila.
"Jika ada orang atau kelompok yang ingin mengubah menjadi bentuk lain, maka sudah menjadi kewajiban GP Ansor berada di garis terdepan melawan dan berjihad menjaga NKRI dan Pancasila" ujar Amir.
Selain itu, GP Ansor mengapresiasi pemerintahan presiden Joko Widodo yang menunjuk empat menteri khusus memberantas radikalisme. Kebijakan presiden, kata Amir, menunjukkan bahwa pemerintah atau negara sekarang akan hadir dalam memberantas radikalisme yang memang sudah merupakan tugasnya.
"Bagi GP Ansor dan Banser merupakan berkah karena tugas GP Ansor dan Banser dalam melawan radikalisme menjadi iebih ringan," paparnya.
GP Ansor akan terus mendukung dan menjadi mitra strategis pemerintah selama pemerintah berpihak pada komitmen tersebut. Sebaliknya, kata Amir, jika komitmen tersebut bergeser GP Ansor yang akan pertama kali mengingatkan dan mengambil posisi yang berbeda.
Selanjutnya, GP Ansor menolak kerjasama dengan organisasi manapun yang dinilai mengedepankan kekerasan, melawan hukum yang menginginkan berdirinya negara diluar NKRI. Kerjasama tersebut termasuk kunjungan-kunjungan dan atau komunikasi yang berpretensi politik yang justru atau merusak ukhuwah nahdiyah di kemudian hari. [dutaislam.or.id/pin]
Keterangan: Diolah dari Tribunnews.com dengan judul asli 'GP Ansor Menyatakan Sikap Melawan Radikalisme'