Penjelasan Surat Lukman ayat 18 (sumber: istimewa) |
Dutaislam.or.id - Surat Lukman ayat 18 mengingatkan kepada umat manusia agar menjauhi sikap yang membanggakan diri. Sebab, sikap itu akan cenderung pada perilaku arogan dan semaunya sendiri.
Surat Lukman ayat 18 menegaskan bahwa umat Islam harus bersikap yang santu dan ramah. Di manapun ia bertemu atau berjumpah dengan siapapun hendaknya memasang wajah yang sumringah.
Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk menebarkan kebaikan kepada siapapun, tanpa melihat latar belakang agama atau kesukuannya. Di dalam Surat Lukman ayat 18 ini, Allah SWT menegur kerang orang-orang yang angkuh dan sombong.
Baca: Tafsir Surat Lukman Ayat 17, Kesinambungan Tauhid dengan Amal
Surat Lukman ayat 18 menggambarkan perilaku sombong seperti memalingkan wajahnya ketika berjumpa dengan orang lain. Ia enggan bertegur sapa dengan saudaranya atau orang lain saat berpapasan di jalan.
Tentunya, sikap seperti ini akan merusak ukhuwah basyariah antar sesama manusia. Karena, memalingkan wajah merupakan tanda bahwa komunikasinya buruk, sehingga mengakibatkan konflik di tengah-tengah masyarakat.
Di dalam Surat Lukman ayat 18, Allah SWT telah memberikan panduan etika berkomunikasi dengan orang lain. Dikatakan, ketika berjumpa dengan orang lain hendaknya saling tegur sapa.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS. Lukman: 18).
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, makna firman Allah SWT ( ولا تصعر خدك للناس ) meliputi sikap seseorang yang memalingkan wajah ketika sedang berbicara atau diajak bicara orang lain. Ia memalingkan wajahnya karena menganggap remeh lawan bicaranya atau merasa sombong.
Baca: Tafsir Surat Lukman Ayat 16, Balasan Setiap Amal
Menurut Imam Ibnu Katsir, perilaku yang seharusnya ditampakkan adalah wajah yang menentramkan sekiranya orang yang diajak bicara itu merasa senang. Di samping itu, akan tercipta komunikasi yang baik antara keduanya.
Sedangkan maksud dari (الاختيال) adalah kesombongan. Kemudian, makna kata (الفخور) yaitu membanggakan diri sendiri, harta, jabatan dan lain-lain di depan orang lain. Artinya, sikap sombong tersebut dapat tercerminkan dari cara berjalan yang sewena-wena.
Sikap sombong sangat dibenci oleh Allah SWT. Karena sikap sombong ini, iblis berani menentang perintah Allah untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Adam. Akibatnya, Iblis mendapat hukuman yang berat dari Allah SWT.
Oleh karena itu, Allah SWT sangat tidak menyukai sikap sombong yang dilakukan makhluknya. Sebab, kesombongan hanya milik Allah semata, Tuhan semesta alam. [dutaislam.or.id/in]