Foto Gus Dur bersama Kiai Afandi. Ilustrasi: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Dalam acara Kick Andy, Gus Dur berujar memiliki kiai yang andai saja para kiai itu memerintahkan masuk ke bara api akan dituruti meski tanpa didahului sikap berpikir. Itulah karakter santri, yang harus taat kepada kiai.
1. Sunan Bonang
Dalam sebuah tabloid nasional dan surat kabar NU (Warta) disebutkan (yang cerita Gus Dur sendiri) saat berlangsung rapat di Kantor PBNU Gus Dur mendapat tamu yang tidak dikenal oleh siapa saja yang hadir pada saat itu, semua dapat melihatnya.
Tamu datang mengatasnamakan utusan dari Sunan Bonang dengan membawa sebuah botol yang berisikan air. Lalu si tamu menyampaikan pesan dari Sunan Bonang bahwa air ini supaya di tuangkan ke 20 tempat yang telah di tentukan oleh Sunan Bonang dan harus cukup.
Saat itu Gus Dur hanya menyebutkan dia tempat; yaitu Papua (bukan nama kotanya) dan Surabaya (menyebut nama kota). Menurut pesan dari Sunan Bonang, alasan tamu sampaikan kepada Gus Dur supaya kota itu tidak terjadi kerusuhan hingga disintegrasi.
Sunan Bonang menunjuk KH. Hasyim Muzadi yang harus menuangkan air itu pada 20 tempat yang telah ditentukan. Setalah pesan tersampaikan, tamu lngsung pamitan pulang dan Gus Dur langsung menyampaikan kepada semua yang hadir pada rapat saat itu, termasuk P. Hasyim Muzadi.
Sembari menyamapikan pesan, Gus Dur menambah guyonannya, "Ini loh Pak Hasyim Muzadi, alumni Gontor yang tidak begitu percaya wali tapi malah dipercaya Sunan Bonang".
Dan Pak Hasyim saat itu juga berangkat ke Papua sebagai tempat pertama yang harus mendapatkan tuangan air sesuai pesan Sunan Bonang.
2. KH. Hasyim Asy'ari
Dua hari menjelang pemilihan presiden, Gus Dur dan Mbak Mega mengadakan ziarah ke Mbah Hasyim di Jombang. Di tengah-tengah pelaksanaan doa, Gus Dur ditemui oleh Mbah Hasyim dan Bung Karno. Dalam pandagan kasyaf Gus Dur, Mbah Hasyim menjabat tangan Gus Dur sambil senyum, dan Bung Karno menekan kepala Ibu Mega supaya agak ke bawah dan tidak sejajar dengan Gus Dur.
Kasyaf ini, oleh Gus Dur diartikan bahwa Beliau memang harus maju sebagai presiden dan Mbak Mega jangan maju dulu. Ini perintah Mbah Hasyim dan Bung Karno. Gus Dur cerita ini kepada wartawan sesaat setelah ziarah.
3. Poros Langitan
Sebenarnya Poros Langitan itu yang membentuk dan ketuanya ya Gus Dur sendiri. Dan Poros Langit yang tujuannya untuk menghimpun "Kabar Langit" ini sudah di mulai sejak 1999 dan bermarkas di Jombang.
Poros Langit Jombang ini juga mendapat isyarah yang sama dengan isyarah yang diterima Gus Dur saat ziarah ke Mbah Hasyim dua hari menjelang pemilihan presiden oleh anggota MPR-RI. Berita-berita langit yang didapat oleh semua anggota, termasuk Gus Dur sendiri, ditulis untuk di musyawarahkan dan dibukukan, kemudian disampaikan kepada Gus Dur.
Gus Dur melakukan ini semua atas saran seseorang yang ditemuinya di "alas purwo" yang mengatasnamakan utusan Bapak Ir. Soekarno.
4. Seseorang di Alas Purwo
Cerita ini di sampaikab Gus Dur kepada Koran Jawa Pos yang mengikuti perjalan Gus Dur. Suatu ketika, Gus Dur berkunjung ke daerah Banyuwangi mendapat pesan dari seseorang supaya Gus Dur menemui seseorang yang telah menunggu kedatangannya di Alas Purwo.
Gus Dur pun lalu diantar untuk menemui seaeorang itu dan hanya berjarak beberapa meter setelah Gus Dur diberi tanda tempat pertemuan. Lalu pangantar mundur dan Gus Dur berjalan sendiri. Kemudian seseorang yang sudah sangat tua, sudah berusia 350 tahunan (menurtt pengakuan dia), menyampaikan 9 pesan yang harus disampaikan kepada Gus Dur dan harus dikerjakan.
Menurut dia, hanya Gus Dur yang bisa mengerjakan 9 pesan dari sesepuh negeri ini. (Sayangnya 9 pesan tersebut tidak dijelaskan oleh Gus Dur - rahasia, kata beliau).
Setelah peristiwa ini, dibentuklah Poros Langit. Kebetulan ada Langitan dan KH. Abdullah Faqih, maka untuk menutupi sifat kewaliannya, Gus Dur membuat istilah Poros Langitan. Pada kenyataannya, semuanya sudah dikantongi dan sudah dikonsep matang oleh Gus Dur, dengan bukti Gus Dur akan tetap maju sebagai capres dengan atau tanpa restu NU.
5. Sunan Kalijaga
Dalam sebuh acara di TV swasta, Permadi pernah cerita (ini menurut Gus Dur), bahwa malam sebelum Pilpres, Gus Dur telah mendapatkan perintah dan restu dari Sunan Kalijaga dengan tanda Sunan Kalijaga memberi Gus Dur sebuah cincin indah (yang tampak pada jari manis Gus Dur pada sebagian poster beliau). Jadi orang khos yang kelima adalah Sunan Kalijaga.
Demikian sedikit rahasia tentang nama-nama kiai atau tokoh yang dijadikan Gus Dur sebagai pembawa pesan langit. Wallahu a'lam. [dutaislam.or.id/ab]